webnovel

MY EVELL

Review Stories *** Bukan aku tidak ingin membantumu, coba ingat terakhir kali dia memperlakukan mu. masih banyak gadis di muka bumi ini selain Evell." lanjut Nandu. *** Kopi mana kopi nya! kalian waktu datang kerumahku tanpa membawa kopi?" Nandu mengingatkan." Astaga Nal aku lupa beli." jawab ucup dengan kaget. *** Menjengkelkan sekali kau jadi Manusia, kau mirip seperti hantu yang membutuhkan sesajen. sepertinya hidup tanpa Kopi berat sekali untukmu Nan." celoteh Ucup. copright Mei 2021

febriankutm · Fantasy
Not enough ratings
17 Chs

MY EVELL - BAB Kesepuluh

Evellyn terlebih dahulu menghubungi Melvina, Gadis itu memastikan kembali bahwa Melvina benar benar dirumah.

"Kamu sedang ada dimana saat ini? Jawab Aku. "Ketik Evellyn sekali lagi melalui chat. "Aku dirumah, Ada apa sih tidak seperti biasanya? Apa ada hal penting yang ingin kamu ceritakan? "Balas chat Melvina. "Ya sangat penting, Aku akan bersiap kerumah kamu Mel. "Tutup Evellyn melalui chat.

Evellyn tampil dengan kesan Clean Cut Blus berlengan Asimeteris beraksen Monokron dipadukan dengan Celana Jeans biru muda, Sepatu Wedges berwarna cream dan jam Alexandre Christie di lengan kiri nya.

Mang Ujang yang sedang membersihkan halaman rumah, Mendadak terkejut dengan teriakan Evell.

"Mang kunci mobil disimpan dimana? "Teriak Evellyn seraya menuruni tangga.

"Sebentar ya Non, Mang Ujang ambilkan. "Sahut Mang Ujang dari halaman. "Aku tunggu di Mobil ya Mang. "Sahut Evellyn seraya kembali berjalan ke arah Mobil. "Ini non kunci nya. "Menyerahkan kunci mobil lalu berlari membuka pagar.

Beberapa kali Evellyn menatap ponsel yang diletakan diatas cover jok disebelah kiri nya, Berharap mendapat notifikasi masuk entah itu chat atau panggilan masuk dari Donal. Namun di sore itu tidak ada satupun notifikasi yang masuk kedalam ponselnya.

"Apa dia baik baik saja? Kenapa dia tidak menghubungi ku ya? "Gerutu Evellyn didalam mobil.

Lampu merah di sore itu memberhentikan Evellyn yang sedang melaju, Menenggelamkan pikiran nya ke alam bawah sadar, Hingga tangan nya meraba cover jok untuk mengambil ponsel yang diletakan nya, untuk mengabari Melvina. bahwa Ia sudah mau sampai di rumah Melvina. "Aku sudah dekat rumahmu Mel, Nanti Aku kabari ya jika sudah sampai.

"Oke, Kalau Aku tidak balas chat lagi, langsung kedalam saja ya? Aku sedang repot membantu bunda memasak. "Ujar Melvina.

Beberapa menit berlalu tanpa jeda, Akhirnya Evellyn tiba dirumah Melvina. Mobil yang dikendarai nya sudah terdiam, tetapi suara klakson ciri khas mobilnya berderu dengan keras karena Evellyn menekan nya. "Sebentar ya Bunda! Aku ingin membukakan pintu depan dulu, Sepertinya Evellyn sudah tiba didepan. "Pamit Melvina.

Melvina mengerutkan kening, Dan perlahan menampilkan senyum ciri khas nya tersebut kepada Evellyn, Melvina sangat tau dan bisa menebak apa yang dirasakan Evellyn meskipun Evellyn belum menceritakan nya kepada nya.

"Siapa lelaki yang telah membuatmu galau seperti ini? Nampaknya lelaki itu berhasil mendekatimu ya Vell. "Ujar Melvina seraya tertawa hambar.

"Bagaimana kamu bisa tau ish! "Jawab Evellyn menggerutu. "Jangan jangan ini lelaki aneh yang sering kamu ceritakan ya? Kamu mau menceritakan dia kan? "Ledek Melvina. "Ish! bukan! sudah ah! Aku mau masuk kedalam dulu! mau salam dengan Bunda! "Elak Evellyn.

Evellyn menatap ponsel nya dengan kening bekerut, Kenapa ponselnya masih tidak ada notifikasi dari Donal. Gadis itu menghembuskan nafas lalu menghampiri Melvina yang sedang membantu Bunda menyiapkan makan malam.

"Apa yang Bunda masak? "Tanya Evellyn kepada Bunda. "Ah ini tumis kangkung, kesukaan Melvina. "Jawab Bunda. "Tumis kangkung? jujur Aku baru dengar masakan seperti itu Bunda. "Ini enak loh, kamu harus coba, pasti Kamu suka. "Sela Melvina

Melvina menoleh ke arah Evellyn yang sedang mengeluarkan ponsel dari tas nya, terlihat Evellyn sedang menampakan senyum yang tidak pernah sekalipun dilihat oleh Melvina.

Kamu sudah selesai masak kan dengan Bunda? "Bisik Evell. "Sudah kok memangnya kenapa? "Sahut Melvina. "Aku ingin ajak Kamu keluar. "Ujar Evellyn. "Tapi nanti temani Aku ya? menonton konser Musik? Bagaimana? "Balas Melvina seraya mengulurkan jari kelingking.

"Hey cepat telfon Evellyn! Gadis itu pasti sedang menunggu kabar dari Kau! "Teriak Nandu. "Hey sebentar, Aku bingung mau membahas apa nanti! "Balas Donal.

"Hey sudah jelas, di chat. Evellyn kan sudah bilang, Kalau ada apa apa kabari dia! Itu kesempatan emas jangan Kau sia siakan! Evellyn pasti langsung mengangkatnya kurang dari dua puluh detik! "Teriak Nandu seraya merampas ponselku.

Nandu yang tidak sabar akhirnya merampas ponselku, mencari nomor Evellyn di ponsel miliku lalu mencoba menghubungi Evellyn.

Kurang dari dua puluh detik, benar Evellyn mengangkat panggilan masuk dariku, kali ini yang Aku dengar adalah suara irama yang lembut bak seperti Bidadari yang menerobos masuk kedalam gendang telingaku.

"Bagaimana kondisimu saat ini? sudah baikan? "Sahut Evellyn didalam telfon. "Ya sudah, kurasa Aku, tidak bukan begitu "Ya sudah baikan, Tidak ada hal yang harus di khawatirkan kok. "Ucap Donal dengan mengikuti isyarat yang Nandu berikan.

Disela pembicaraan mereka berdua, Melvina mengulurkan tangan lalu berdeham. "Sini Biar Aku yang menyetir, sepertinya ada yang sedang jatuh cinta disini "Ledek Melvina. "Ish engga kok! "Evellyn masih mencoba mengelak.

Apa kalian mendengar sesuatu dari suara wanita yang lain? "Ucup mencoba memberi tahu suara yang didengarnya. "Apa? Suara siapa yang Kau maksud? "Nandu mencoba bertanya apa yang didengar oleh Ucup.

"Seperti suara Melvina, Aku sangat yakin itu. "Ucup mencoba menyakinkan Kami berdua. "Ah hanya perasaan mu saja mungkin, masa iya Melvina sahabatnya Evellyn. "Ujar Nandu.

Sudah Cup itu kita bahas nanti saja, Sekarang Kau bilang Nal kepada Evellyn, seperti ini, "Apakah Kamu mau Vell jika Aku ajak menonton Konser Musik? "Bisik Nandu kepada Donal. "Nal? Kok diam? Apa Kamu ketiduran? "Potong Evellyn melalui telpon.

Aku mencoba menarik nafas, Ya kalau dihitung sekitar lima kali hembusan untuk meningkatkan kepercayaan diriku. "Cepat! Sebelum Evellyn mematikan telfon nya. "Bisik Nandu agak keras. "Vell, Apakah Kamu mau Vell? jika Aku ajak menonton Konser Musik? "Sahutku dengan gugup.

Evellyn melirik Melvina dan mengerutkan alis. "Bagaimana menurutmu? "Aku setuju saja, asalkan itu membuat sahabatku bahagia. "Cubit Melvina dengan jari telunjuk dan jempol tepat di pipi Evell.

Evellyn lalu mengangkat kelima jari tangan nya disebelah kanan lalu memposisikan ponsel nya kembali, tepat di telinga luar di sebelah kanan. "Nanti Aku kabari ya, Aku belum bisa menjawab nya sekarang. "Jawab Evellyn. "Janji ya? Ya sudah maaf menganggu waktumu sore ini, akan segera kututup telfon nya. "Beberapa detik kemudian Donal mematikan ponsel.

Hujan perlahan mulai turun di Kota Kenangan, Air nya membasahi jalan di Kota Kenangan, belum lagi burung burung yang biasa menghiasi kanca peramaian burung di Kota Kenangan dipaksa berteduh menunggu Hujan reda.

"Bagaimana tiket konserku? Please hujan berhenti ya. "Sesal Melvina yang tertunduk lesu. "Kamu sudah beli dua?" Tanya Evellyn. "Iya Aku memesan nya secara online pada saat kamu menelpon tadi. "Sesal Melvina sekali lagi yang tertunduk wajahnya di atas steer.

Aku berdiri tepat didepan Westafel Jendela dikamarku tepatnya di lantai kedua, berdiri disana memandang Hujan yang turun dengan deras, di iringi irama petir yang menggelegar di malam itu.

"Bagaimana Vell? kalau seperti ini terus, kita akan terjebak semalaman di Kafe Kenangan ini. "Teriak Melvina gelisah. "Ish! Aku juga engga tau! "Balas menggerutu Evellyn. "Kamu sih parkir mobilnya kejauhan! "Jawab Melvina semakin menggerutu.

****