webnovel

Pindah Rumah

BRUKKK

Pandangan mereka tepat jatuh ke dalam manik mata satu sama lain. Menatap dalam setiap binaran yang tertuang pada penglihatan Bella maupun Radit. Kedekatan yang mereka rasakan, bahkan membuat mereka terlena jika debaran itu ada.

Bella masih berada tepat pada dadang bidang suaminya dengan semerbak parfum yang semakin memabukkannya. Pandangan mereka yang masih saling terkunci, tubuh mereka yang saling bersentuhan dengan Radit yang menahan tubuh Bella agar tak terjatuh.

Tak bisa di elakkan, Bella sangat mengkhawatirkan detak jantungnya yang semakin memburu. Hembusan napas yang menerpa wajahnya, sungguh membuat Bella hampir terbawa mimpi indah.

Menelan salivanya susah, saat Bella bingung harus melakukan apa dalam rengkuhan suaminya. Wajah tampan Radit yang berjarak tinggal berapa inci saja dari wajahnya membuat suhu tubuhnya panas dingin.

"Ra ... Radit?"

Panggilan Bella kembali menyadarkan Radit dalam lamunannya. Sontak langsung mengembalikan tubuh sang istri ke tempat semula. Menetralkan kegugupan yang sebenarnya juga sama-sama dirasakan kedua belah pihak.

Merapikan kembali pakaiannya dan mengamati Bella dari atas hingga bawah. Memastikan sesuatu yang Bella tak tahu. Entah suaminya sedang mencari sesuatu yang ada pada dirinya, atau apa pun itu.

"Kamu nyari apa? Ada yang nyangkut di baju aku?" tanya Bella mengikuti arah pandang Radit.

"Kamu enggak papa, kan? Kaki kamu enggak kesleo tadi waktu nabrak aku, kan?" sahut Radit sambil sedikit memutar tubuh Bella. Memastikan bahwa Bella masih aman dan baik-baik saja.

Merapikan kembali rambutnya yang sembat berantakan, merapikan baju dan memastikan bahwa kedua kakinya juga tak ada yang bermasalah. Bella yang sedari hanya bingung dan mengikuti arah Radit pun mulai unjuk suara.

Menjelaskan berulang kali bahwa dirinya tak cidera sedikit pun. Menunjukkan bahwa dirinya masih bisa berjalan dengan sangan baik sekarang. Tak ada satu pun yang lecet. Memang sedikit berlebihan bukan?

"Syukur, deh kalau kamu aman. Aku enggak mau, ya! Kalau istri aku ada yang lecet sedikit pun. Kamu juga harus berhati-hati."

Bella meluncurkan senyumnya merasa tersanjung. Mendapatkan perhatian dari Radit memang tak bisa setiap hari dan di mana saja.

"Iya, makasih, ya udah perhatian.

Kita mau berangkat sekarang? Semua udah siap di koper."

Pandangan Radit teralihkan menuju tempat koper-kopernya berada. Terlihat semua barang-barang yang ada di dalam kamar ini sudah dikemas rapi oleh Bella. Tak ada satu pun barang yang terlewat, hingga charger ponsel pun juga sudah di masukkan ke dalam tas.

Bella yang masih santai menunggu Radit membuat keputusan. Toh, semuanya juga sudah beres dan tinggal berangkat. Mengemasi semua itu juga bukan hal yang berat bagi dirinya sendiri.

"Kita berangkat sekarang aja. Kamu juga udah siap, kan?"

"Sudah. Kalo gitu, aku bawa kopernya dulu, ya?

Kamu tunggu di bawah? Buat siapin mobil?"

Tanpa basa-basi Bella pun langsung melakukan pekerjaannya. Mengambil alih koper-koper yang ada di kamarnya untuk di bawa ke bawah.

Oke, ini tidak terlalu susah menurutnya karena Bella hanya membawa 2 koper saja melewati lift. Tidak terlalu berat juga dan tak terlalu merepotkan. Dirinya bisa menangani semua itu.

Tapi, belum selesai Bella mengambil alih koper-kopernya untuk membawa turun, Radit lebih dulu mendahuluinya. Mengambil kopernya dan koper milik Radit sendiri. Meninggalkan satu tas kecil miliknya yang biasa dirinya bawa setiap ke mana-mana.

"Sudah enggak ada yang ketinggalan, kan?" tanya Radit sebentar tepat di pertengahan pintu kamar. Di balas gelengan dari Bella, Radit pun melanjutkan langkahnya.

"Kamu yang check out, ya? Aku bawa ini ke bagasi sekalian. Aku tunggu di dalam."

Tak bisa dipercaya, ini benar terjadi. Bella yang mengira akan membawa koper besar itu sendiri. Tak mengharapkan suaminya akan membantu atau Bella sendiri yang tak ingin berharap lebih.

Tapi sekarang, tepat di depan kedua matanya. Tanpa basa-basi dan tanpa aba-aba sekali pun, Radit langsung dengan sigap membawa barang-barang mereka manuju bagasi mobil. Seakan tak membiarkan dirinya bersusah sendiri dan langsung tangkas. Sungguh, kehangatanlah yang Bella rasakan sekarang.

Merasa dihargai dan dilindungi. Hingga tak terasa, senyumannya pun terbit sendiri tanpa dirinya perintah.

"Thanks."

Perjalan mereka tak terlalu berlangsung lama. Sekitar setengah jam perjalanan dari hotel yang mereka tempati tadi menuju tempat tinggal Radit sendiri. Musik yang sedari tadi menemani kesunyian dirinya dan Radit sepanjang perjalanan, memang memberikan manfaat.

Saat ini Bella hanya ingin menikmati perjalanan yang ada saja. Menikmati pemandangan indah di tengan keramaian ibu kota yang sering dirinya lewati. Hari yang sudah mulai berganti malam, dan Radit yang masih senantiasa menyetir mobil. Bella tak terusik sedikit pun.

Perjalanan mereka pun sampai. Rumah besar dan mewah dengan model eropa modern memang sangat begitu mencolok terlihat ketika memasuki perumahan elit ini.

Dirinya yang berusaha membiasakan diri setiap bertemu dengan hal-hal yang baru, hanya bersikap sewajarnya saja. Agar Radit juga tak merasa malu memiliki istri yang norak sepertinya.

"Mulai saat ini, jangan mengerjakan semua pekerjaan rumah sendiri. Di sini ada banyak pembantu yang akan bekerja sesuai bagiannya.

Tugasmu di rumah ini adalah melayaniku dan selalu ada untukku. Aku mencari seorang istri, bukan seorang pembantu."

Setelah mengatakan hal itu, Radit pun turun dari mobil. Di susul Bella yang segera mengikuti Radit dari arah belakang.

Barang-barangnya yang langsung di bawa oleh beberapa satpam di sana. Membantunya untuk di bawa masuk ke rumahnya. Dengan langkah perlahan Bella membuntuti Radit, tapi kali ini Radit tak membiarkannya tenang kembali.

Sreettttt

Tangan kekar Radit telah berhasil menarik cepat pergelangan tangan Bella. Membuatnya sedikit tersungkur dan menabrak dada bidang Radit kembali. Elusan singkat yang Radit berikan kepadanya sebelum mereka kembali melanjutkan langkah memang Bella rasakan.

Tangannya yang sedari tadi digenggam erat. Berjalan beriringan sekarang dan tak ada yang mendahului ataupun mengahkiri. Beberapa pembantu di rumah ini yang menyaksikan mereka masuk ke rumah juga menyambut bahagia.

"Radit, jangan deket-deket juga. Malu dilihat yang lainnya," bisik Bella saat tubuhnya tepat menempel pada dada bidang Radit.

"Susstt ... jangan berisik, Sayang. Aku enggak mau jauh-jauh darimu."

*Bersambung ...