webnovel

MCF - Terkalahkan Oleh Cupu

Tok tok tok

"Bu, selamat pagi. Maaf Bu saya agak telat," ucap Naura saat dia baru saja membuka pintu kelasnya.

Guru yang semula sedang mengabsen melirik ke arah di mana Naura berada. "Kamu tumben telat, habis dari mana?" tanya Guru itu yang merasa heran dengan alasan kenapa Naura telat.

Di sini Naura kebingungan. "Boleh saya masuk Bu?" tanya Naura yang mencoba memilih untuk langsung menanyakan hal ini.

"Tapi apa dulu alasannya, kamu gak bisa seenaknya masuk setelah kamu telat." Guru itu memang bukan Guru yang biasa mempersilkan yang telat masuk begitu saja.

"Dia ada masalah dengan saya," ucap seseorang dari arah belakang.

Guru yang semula sedang melangkahkan kaki ke arah Naura begitu terdiam saat melihat Galang yang sekarang berani menemuinya.

"Ngapain kamu nyari masalah dengan anak kelas sepuluh?" tanya Guru itu.

"Biarkan saja dia masuk, lagi pula pembelajarannya belum dimulai kan?" tanya Galang.

Di sini Galang malas untuk berbasa-basi, tujuannya ke sini, karena dia merasa kalau Naura akan dipersulit untuk masuk ke Kelas sebab sudah telat.

Memang kalau orang yang rajin mendadak telat, pasti banyak saja pertanyaan yang keluar, berbeda dengan mereka yang terbiasa telat atau sering bolos pasti dipersilkan masuk dengan mudah.

Kenapa seperti ini ya?

Entah lah, tapi memang seperti itu.

Bisa saja dilihat di mana orang baik yang mendadak jahat atau secara tidak sengaja berbuat kejahatan, pasti banyak yang menanyakan alasan kenapa dia jadi jahat, berbeda dengan dia yang pada dasarnya sudah menjadi orang jahat.

"Ya sudah Naura, kalau begitu silakan masuk." Entah kenapa Guru itu bisa dengan mudah menuruti apa yang sudah Galang ucapkan.

"Baik Bu, terima kasih."

Naura begitu senang saat dirinya bisa disuruh untuk masuk ke Kelas dan dia tidak diharuskan menjelaskan alasan kenapa dia bisa telat sekarang.

"Galang, kamu juga sana masuk ke Kelas kamu." Guru itu menyuruh Galang sambil memperhatikan wajah Galang.

Dengan santai Galang mengangguk. "Siap Bu," jawab Galang enteng.

Guru itu melangkahkan kaki terlebih dahulu untuk ke Kelas, sementara Naura dia malah diam terlebih dahulu padahal semula dia sangat ingin masuk.

Naura menarik sebelah pintu kelas yang semula sudah dia buka. "Makasih ya Kak," ucap Naura sambil mengukirkan senyumannya kepada Galang.

Bukannya menjawab, Galang malah melangkahkan kakinya begitu saja. Naura dengan santai melanjutkan langkah kaki sampai akhirnya dia duduk di tempatnya.

*****

"Ra, kita masih penasaran dengan alasan kenapa kamu tadi telat, apalagi pas tahu kalau tiba-tiba Kak Galang datang dan bilang kalau kamu ada masalah sama dia. Masalah apa emangnya Ra?" tanya Bella.

Citra menganggukkan kepalanya. "Gue juga jadi penasaran emangnya ada masalah apa lo sama Kak Galang, kok bisa sampai punya masalah sama Kak Galang?" tanya Citra yang sama-sama penasaran.

Mendengar pertanyaan dari teman-temannya, sekarang Naura malah kebingungan, karena dia memang bingung bagaimana harus menjawabnya.

"Kalian tahu sendiri kan Kak Galang orangnya kayak gimana?" tanya balik Naura.

Memang mereka sama sekali tidak ada yang tahu kalau Galang sebenarnya tunangan Naura. Di saat Galang tidak mau mengakui Naura, lain hal dengan Naura.

Naura lebih memilih untuk menyembunyikan semua ini, terlebih dia yang menuruti apa yang sudah Galang ucapkan, yaitu untuk menyembunyikan status mereka.

"Oh iya sih, Kak Galang kan orangnya agak sengklek ya? Dia itu gantengnya gak ketolong, tapi sadisnya juga gak ketolong. Kayaknya lewat depan dia aja bakalan punya masalah sama dia?"

Citra menjadi mempunyai pikiran seperti ini, karena dia yang sudah mendengar banyak cerita mereka yang sudah mempunyai masalah dengan Galang.

"Hust! Jangan bilang dia sengklek, emang kamu mau kalau dia sampai tahu terus marah sama kamu?" tanya Bella.

"Nah lho Cit, mampus lo kalau sampai Kak Galang tahu kalau lo udah ngatain dia sengklek." Putri juga jadi ikut memanas-manasi Citra yang kelihatannya sudah mulai ketakutan dengan hal ini.

Ekspresi Citra sekarang sudah semakin panik. "Duh kalian ini malah buat hidup gue gak tenang. Sutt aja lah, jangan dibahas. Gue gak mau kalau gue dijadikan sebagai sasaran dari bully-an dia," rengek Citra yang kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan sekarang.

*****

"Lang, katanya tadi pagi lo udah nonjok orang. Bener gak?" tanya Andre yang penasaran dengan gosip yang sudah beredar.

Kejadian di mana Galang memukul Sandy tadi pagi bisa dengan mudah menyebar, terlebih banyak murid yang melihat secara langsung bagaimana Galang memukul Sandy.

Melihat Galang yang dengan santai menganggukkan kepalanya, membuat Andre menjadi mempunyai tanda tanya akan sesuatu hal.

"Tapi kok bisa lo punya masalah dengan dia, kenapa?" tanya Andre.

Mendengar pertanyaan itu, Galang lebih memilih untuk mengabaikan hal tersebut. Dengan santai Galang malah meminum minuman rasa anggur yang sudah dia pesan.

"Kayaknya kabar apa pun yang ada hubungannya sama Galang bakalan lebih mudah nyebar, iya gak sih?" tanya Martin.

"Gimana gak cepet nyebar kalau dia aja jadi most wanted dan jadi cowok yang diidamkan banyak kaum hawa di SMA kita. Semua hal itu udah gak aneh kali," timpal Aril.

Memang sudah tidak akan aneh lagi kalau berita yang di dalamnya terdapat Galang bisa lebih mudah menyebar, karena sudah pasti banyak orang yang ingin tahu kabar berita Galang.

"Katanya lo belain anak kelas sepuluh ya? Siapa yang lo belain?" tanya Martin yang sempat mendengar hal ini.

"Anak kelas sepuluh?" tanya Dilan.

Martin menganggukkan kepalanya. "Katanya gitu, karena Galang belain anak kelas sepuluh yang katanya lagi dibully sama Sandy."

Dyilan mengukirkan senyumannya yang terlihat dengan begitu jelas. "Kayaknya gue tahu siapa anak kelas sepuluh yang udah dia belain," ucap Dilan yang terus memperhatikan Galang.

Diperhatikan dengan tatapan yang seperti ini olah Dilan tidak membuat Galang mengubah tatapannya menjadi takut atau apalah itu, malahan Galang masih santai mengambil cemilannya.

"Siapa Lan?" tanya Andre yang penasaran dengan sosok cewek yang sudah Galang bela.

Dilan menatap Galang dan kemudian menjawab, "Cewek yang lo bela itu adalah cewek cupu yang waktu itu nyamperin lo kan?" Dilan merasa begitu yakin dengan hal ini.

Di satu sisi teman-temannya Naura menjadi menghentikan langkah kaki mereka saat secara tak sengaja mendengar pertanyaan yang baru saja Dilan ucapkan, begitu juga dengan Naura.

Galang menyadari kalau Naura ada di hadapannya, karena kebetulan posisi Galang duduk berhadapan dengan posisi Naura berjalan, sehingga dia bisa melihat Naura dengan jelas.

"Kalau iya?" tanya balik Galang sambil menatap Dilan.

Aril, Andre, serta Martin cukup terdiam mendengar pertanyaan yang bisa diartikan sebagai pengakuan dari Galang kalau memang orang yang Galang bela adalah gadis cupu yang waktu itu, dengan kata lain adalah Naura.

"Tapi kenapa bisa sampai lo belain Lang?"

"Karena dia suka sama tuh cewek," celetuk Dilan dengan begitu enteng sambil menatap Galang dan mencoba untuk menyudutkan Galang.

"Apa bener Lang kalau lo suka sama anak kelas sepuluh itu?"

"Lo serius suka sama Adik kelas modelan dia?"

"Cewek-cewek inceran di Bintang Medika terkalahkan oleh Adik kelasnya yang cupu itu?"

Di sini Naura menjadi ingin tahu apa jawaban selanjutnya yang akan Galang ucapkan, begitu juga dengan teman-temannya Naura yang menjadi penasaran, karena mereka hanya tahu kalau Galang mempunyai masalah dengan Naura.