webnovel

MCF - [U, O, Y, Er, V, O, Lr, Ir.]

[Uranium, Oxygen, Yttrium, Erbium, Vanadium, Oxygen, Lawrencium, Iridium.]

[U, O, Y, Er, V, O, ...

Galang terdiam sambil memperhatikan unsur 'Lawrencium'. "Setahu gue La itu Lanthanum, trus Lawrencium apa? Gak mungkin Lw kan?" tanya Galang sambil memperhatikan wajah Naura dengan penuh keseriusan.

Mendengar simbol yang baru saja Galang ucapkan, membuat Naura tertawa dengan seketika, terlebih dia melihat Galang yang memang ekspresi yang begitu polos saat menanyakan tidak mungkin kalau 'Lawrencium' itu Lw.

"Bukan lah, Lawrencium itu Lr." Naura menjawab sambil menahan tawanya.

"Gak ada kerjaan banget gue harus ngisi kayak gini," gerutu Galang yang mulai kesal dengan semua ini, terlebih Galang bukan termasuk murid yang suka pelajaran kimia.

[U, O, Y, Er, V, O, Lr, Ir.]

Setelah selesai menuliskan semua simbolnya, Galang menunjukkan kertas itu ke arah Naura.

"Sekarang kamu susun hurufnya dari belakang terus kamu tulis ulang," ucap Naura yang memberikan petunjuk akan apa yang harus Galang lakukan.

[Ir, Lr, O, V, Er, Y, O, U.]

Naura menganggukkan kepalanya dengan santai. "Sekarang huruf R-nya kamu coret."

Kali ini Galang begitu nurut pada Naura sampai akhirnya dia menyoret satu persatu huruf R yang ada di sana dan kemudian Galang terdiam saat 8 huruf tersebut sudah terlihat dengan begitu jelas menjadi satu kalimat.

"Coba kamu baca," ucap Naura sambil mengukirkan senyumannya yang terlihat begitu indah.

Galang menggelengkan kepalanya.

"Ih kenapa? Baca!" seru Naura yang sudah mulai kesal dengan semua ini.

"Baca aja sendiri," ujar Galang dengan begitu enteng.

"Ih! Kamu yang baca, aku udah cape-cape mikir, masa aku juga yang harus baca?" tanya Naura yang penuh dengan kekesalan.

Dia sudah memikirkan semua ini dengan cukup baik, bahkan dia benar-benar memikirkan unsur tersebut agar tidak banyak yang harus dilakukan, yaitu mencoret huruf R.

Sebenarnya semula unsur-unsur yang muncul dalam kepala Naura cukup sulit untuk diselesaikan menjadi kalimat, tapi dia sengaja melakukan hal ini, agar dia bisa mendapatkan moment tersebut, supaya Galang tidak menyerah sebelum akhir.

Galang bangkit dari posisi duduknya dan kemudian berbalik sambil memberikan kertas tersebut pada Naura. "Bisa baca kan? Baca aja sendiri."

Nada bicara Galang begitu datar dan hal ini membuat Naura merasa kesal serta sedikit sedih, karena dia merasa kalau usahanya menjadi sia-sia.

"Baca," ucap Galang sambil fokus memperhatikan Naura yang sekarang matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Perlahan Naura menarik napasnya dalam-dalam. Ada sebuah perasaan menyesal dalam diri Naura setelah akhirnya menjadi seperti ini.

Rasanya kalau dia tahu bahwa akhirnya akan seperti ini, Naura lebih memilih untuk tidak melakukan hal ini, tapi sebelumnya Naura tidak tahu kalau akhirnya akan seperti ini.

Semula Naura sudah berpikiran kalau Galang mau membaca akhir dari unsur-unsur yang sudah tersusun dan dia sangat ingin mendengar Galang mengucapkan kalimat itu.

Galang kembali fokus memperhatikan Naura, melihat bagaimana Galang menatapnya, refleks membuat Naura perlahan melangkahkan kakinya mundur.

Tuk

Perlahan kaki Naura sudah terhantuk ke ujung tempat tidur Galang yang sudah pasti dia tidak akan bisa mundur lagi.

"Baca!" seru Galang lagi.

Tangan Naura mulai gemetar setelah mendengar nada bicara Galang yang naik seperti ini, dengan begitu dalam Naura menarik napasnya.

"I love you."

Dengan perasaan ragu dan juga menyesal, Naura membaca huruf yang ada di kertas yang sudah Galang tulis tadi.

[I, L, O, V, E, Y, O, U.]

"Too."

Cup

Galang menjawab dengan begitu singkat dan langsung mengecup kening Naura. Sontak Naura membelalakkan telinga serta matanya sebab merasa kaget dengan hal yang baru saja Galang lakukan.

Sebuah senyuman terukir dengan begitu jelas di bibir Galang saat dia melihat pipi chubby Naura yang terlihat memerah setelah dia mengecup keningnya.

Naura yang semula merasa kesal saat Galang tidak menuruti apa yang sudah dia ucapkan sekarang menjadi merasa tidak karuan, semua ini malah di luar pemikirannya.

Sebenarnya sejak Galang menuliskan semua simbol dari unsur yang sudah Naura tulis di sana Galang sudah merasa curiga.

[U, O, Y, Er, V, O, Lr, Ir.]

Ditambah Naura yang menyuruhnya untuk menyusun ulang huruf-huruf tersebut dari belakang yang membuat Galang semakin yakin ke mana tujuan dari Naura menyuruhnya untuk mengisi semua ini.

Naura semula ingin mendengar Galang mengucapkan kalimat tersebut pada Naura, karena memang Galang tidak pernah mengatakan kalimat tersebut, sehingga Naura berusaha untuk menuliskan simbol tersebut.

Suasana hati Naura sekarang bercampur aduk, karena dia benar-benar tidak pernah mengira kalau Galang akan menjawab sambil mengecupnya seperti ini.

Naura yang merasa lemas akhirnya memilih untuk menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur Galang dan karena Naura masih kebingungan dengan ini, Naura kembali melihat ke arah kertas yang ada di tangannya.

"Ternyata juara kimia Bintang Medika jago ngeggombal ya, pakai unsur-unsur kimia lagi."

Galang terus memperhatikan Naura dan tak lama kemudian Galang duduk tepat di samping Naura, dia begitu asyik melihat pipi Naura yang terlihat memerah seperti ini.

"Ada berapa cowok yang sudah lo suruh ngubah unsur-unsur ini?" tanya Galang.

Mendengar pertanyaan itu, sontak Naura melirik ke arah di mana Galang berada. "Gak ada, cuma kamu doang." Naura menjawab dengan penuh kejujuran.

"Bohong," ucap Galang yang merasa tidak percaya dengan appa yang sudah Naura ucapkan.

Naura menggelengkan kepalanya. "Ngapain aku bohong? Aku aja baru inget ini pas ngerjain tugas kamu yang tentang konfigurasi elektron, malahan aku juga mikir dulu sebelum buat ini."

"Oh."

"Iya. Kalau aku udah sering buat yang kayak gini atau nyuruh cowok ngubah unsur-unsur ini, gak mungkin aku harus mikir dulu agar semuanya jadi kayak tadi." Naura membeberkan semuanya.

Sebelumnya memang Naura tidak pernah melakukan hal ini pada siapa pun, karena sebelumnya Naura sama sekali tidak memikirkan cowok, apalagi untuk ngeggombal kepada cowok.

Semuanya murni karena memang dia ingin mendengar Galang menyatakan hal tersebut kepada dirinya sampai akhirnya Naura memikirkan hal tersebut sebelum dia kasih kepada Galang.

"Kenapa cuma gue?" tanya Galang yang ingin tahu apa alasan yang Naura miliki.