webnovel

Sheilla Dan Agra

Agra sudah duduk di sebuah sofa, di ruang tunggu yang nyamam dan sejuk. Tak lama seorang perempuan datang dan menawari apa mau minum atau tidak. Agra tak bisa menolaknya dia meminta teh hangat saja, perempuan itu mengangguk dan pergi. Entah kenapa mereka memperlakukannya berbeda, ketika tahu dia temannya Sheilla.

Mungkin saja mereka menganggap aku salah satu dari murid yang kaya raya. Kan kampus dia termasuk elit. Begitu yang di bicarakan Arga dalam hatinya. Ya, sudah lah harus bagaimana lagi, orang tak akan percaya kalau aku bukan bagian dari status mereka yang berbeda jauh, ucapnya.

Dia teringat Sena pun pernah bilang, bahwa dirinya punya penampilan yang bisa dibilang seperti orang kaya.

"Lo hanya di ubah, gaya fashion lo aja! lo udah seperti lainnya !" ujar Sena tersenyum. Dan dia kemudian memberikan sedikit nasehat, cocoknya Arga memakai warna apa, modelnya dan lainnya.

"Yang murah, aja Ga! tapi kalau lo ngerti fashion, pasti penampilan lo akan berubah !" katanya lagi, ketika Arga dan Sena sedang berjalan-jalan di sebuah departemen store di mall. Sena kemudian mengambil beberapa pakaian, dari baju, celana sampai sepatu. Setelah itu Arga diminta untuk mencobanya.

"Bagaimana, say ?" tanya Sena sambil mengangkat alis, setelah Arga memakai pakaian yang di berikan Sena. Pemuda itu tertegun tak percaya, ternyata pakaian bisa merubah segalanya.

"Simple sih, lo pada dasarnya udah ganteng! bro, tinggal poles sedikit aja! lo bisa menjadi peragawan atau model !" ujar Sena sambil membetulkan kerah kemeja Agra. Dan ketika teman yang lain datang, semua sama tertegunnya.

"Gila, lo ganteng banget !" seru Dewi yang tak lupa dengan cemilannya. Semua mengangguk termasuk Sheilla.

"Siapa dulu dong, Sena !" ujar Sena tersenyum. Karyanya di sukai yang lainnya.

"Lo hebat, Na! gue pengen deh di gituin !" Ucap Dewi, dia merasa tidak pede dengan pakaiannya sendiri.

"Boleh, asal bayarannya Bestie !" Sena tertawa.

"Kalau itu, sih gampang !" jawab Dewi, lega. Karena dia gemuk, maka ukurannya berbeda. Setelah itu Sena mengajak Dewi untuk mencari pakaian yang cocok dengannya. Sementara Agra berganti baju, ketika melihat harganya dia tertegun. Satu baju kaos ini, menghabiskan jatah makan hariannya selama sebulan. Agra menghela nafas. Memang cocok sih, tapi ... terlalu mahal buat dirinya.

"Udah ?" tanya Sheilla, ketika melihat Arga keluar dari ruang ganti.

"Udah, cuman mencoba saja kok !" jawab Arga. Sheilla menatap Arga, dia tahu apa yang di pikirkan cowok itu. Tak lama dia mengambil pakaian yang di pegang Agra dan di masukan ke dalam tas belanjaan.

"Shell ... mau di apain bajunya ..." Agra terkejut.

"Ya, di beli lah! kan udah di coba !" ujar Sheilla tersenyum dan langsung pergi di kasir, untuk membayar pakaiannya. Sedang Agra terdiam mematung tak bisa berbuat apa pun, dia hanya menghela nafas.

Dan untuk pertama kalinya dia mempunyai pakaian mahal, setelah selama ini hanya mempunyai pakaian yang di beli di pasar saja, itu pun lebaran dua tahun lalu. Ketika bapaknya mendapat warisan dari almarhum kedua orang tuanya, walau tidak banyak dan dibagi-bagi dengan keluargan lainnya. Selain buat dirinya juga adik-adiknya yang memang merasa iri dengan anak lain. Namanya juga masih kecil belum tahu apa yang terjadi. Sisanya untuk modal usaha, dan Alhamdulliah sampai sekarang modal itu terus berputar, walau untungnya tidak besar.

Ketika dia mempraktekan ilmunya dari Sena, sejak itu pula semua orang melihatnya pangling. Padahal hanya mengutak atik pakaian saja yang sesuai dirinya agar pas di tubuhnya. Tak perduli itu baju mahal atau murah. Terlihat berbeda ketika di kenakan Agra, setelah tahu semuanya.

Tapi tetap saja bila ada yang tahu siapa dirinya, suara sumbang tetap beredar. Agra tetap tak perduli. Toh, dia sudah menolaknya. Yap, dia di anggap kutu atau hama yang suka mencari gratisan dari teman-temannya yang kaya raya. Atau juga memanfaatkan mereka semuanya. Dan teman-temannya juga tahu, dan memberi nasehat tak usah di ambil pusing ocehan mereka yang iri. Arga sudah membuktikan kepada semua orang dengan selalu mendapat nilai bagus di semua pelajaran mata kuliah. Jadi kalau mau mengadu otak, dia menang. Sedangkan kalau status sosial Agra mengakui kalah.

Seperti sekarang ini, menggunakan pakaian terbaiknya. Tentu saja ini kan interview untuk pekerjaan jadi harus semuanya bagus dan sempurna. Dia tadi berganti pakaian di toilet mall sebelum kemari. Karena memang tidak bisa pulang dahulu, untung saja kebetulan tadinya mau di kampus, setelah tugas presentasi selesai, Agra sudah mempersiapkan semuanya di tas ranselnya. Tapi karena ada makan bersama tak jadi.

-----------------

Sementara itu Sheilla masih di luar mengobrol dengan karyawan lain bergosip ria tentang kedatangan group popidol dari Korea yang akan datang. Siapa sih yang tak tergila-gila dengan semua berbau Korea? dari makanan, dramanya sampai musilk serta style dari mereka yang cantik, ganteng serta glowing itu.

"Brugh ..."

Terdengar suara pintu kaca ruang metting dibuka, terlihat sepasang perempuan dan lelaki keluar terlebih dahulu. Keduanya cantik dan ganteng. Menurut info mereka adalah yang ingin melaksanakan pesta pernikahan. Awalnya bukan perusahaan WO Palm Entertaiment tapi yang lain. Katanya ada penolakan dari calon mertua lelakinya, tapi ternyata tidak berkenan bagi calon mempelai perempuan, dia menginginkan yang terbaik, besar-besaran dan mewah. Maka di pilihlah Palm Entertaiment.

"Paramitha ... tunggu ...!" seru lelakinya, terlihat ada sesuatu yang ingin di bicarakan.

"Apa lagi sih, mas ?" tanya perempuan itu. Lelaki itu tertegun, seperti sungkan berbicara.

"Papa, tidak setuju ... kita ..." ucapnya pelan, takut didengar orang di sekelilingnya. Si perempuan hanya menatap tak berkedip.

"Gue tahu Andrian, itu terserah papamu! tapi .., ini pernikahan ... KITA, bukan dia! terserah dong, mau perusahaan siapa ? yang penting kan acaranya bisa terlaksana dengan baik !" jawab wanita itu langsung pergi, mau tidak mau Andrian mengejarnya, dengan berkata sedikit umpatan.

"Sialan !" tak lama seorang lelaki gemuk keluar, dengan senyum lebar. Rupanya negosiasimya berjalan lancar,

"Uncle Sam !" seru Sheilla, berdiri dan mendekatinya. Keduanya pun cium pipi kiri dan kanan.

"Sheilla, sayang! kamu tetap cantik deh !" ucapnya memuji sambi, menatap perempuan cantik bergaya kasual di depannya, yang tersenyum.

"Ah, uncle bisa saja! bagaimana sudah deal ?" tanyanya penasaran. Lelaki itu mengedipkan mata, tanda semuanya beres.

"Tapi ... kok si cowok, kurang setuju ?" tanyanya heran, lelaki gemuk itu tertegun dan menghela nafas.

"Sheilla sayang ... kamu tahu kejadian masa lalu ... ortumu ?" tanyanya hati-hati. Sheilla kini yang tertegun.

"Maksudnya yang kawin lari ?" tanyanya polos. Lelaki gemuk itu mengangguk.

"Dan kamu tahu? siapa papanya si cowok itu ...?" Samuel balik bertanya. Sheilla mengangguk mengerti.

"Daniel Atmaja !" tebaknya, lelaki itu mengangguk.

"Lalu kenapa sempat di tolak waktu lalu ... ?" tanya Sheila masih penasaran.

"Lo tahu, kan kalau dibegitukan oleh orang lain! atau pasangan yang di jodohkan, eh dibawa lari orang asing !" jawabnya simple.

"Oh, ceritanya dia benci sama mama ya ?" ujar Sheila.

"Bukan, benci lagi say! dendam, apa mamamu tahu atau tidak tentang hal ini! udah ah ... uncle mau interview karyawan baru, eh tidak datang! padahal tuh orang di rekomendasi sama temen om! kalau saja bukan itu, udah cari yang lain !" katanya kesal.

"Maksud om, Agra Permana ?" tanya Sheila, lelaki itu mengangguk tertegun. Sheilla malah tersenyum. Dia bertanya-tanya kok gadis juragannya tahu ?

"Maaf, ucle! tadi ada presentasi dulu di kampus! dosennya galak loh, jadi ya .. mau tidak mau Agra harus ikut! kebetulan kita sekelompok dan berteman baik !" ujarnya sambil menatap lelaki itu. Samuel hanya menghela nafas, kalau sudah begitu tak bisa berbuat apa-apa.

"Dimana dia ?" tanyanya, kepada Sheilla.

"Tuh, di ruang tunggu !" tunjuknya, lelaki itu pamitan dan masuk ke ruang tunggu, Sheilla hanya tersenyum saja. Tak lama, Agra keluar dan terlihat bersalaman. Samuel kemudian memanggil bawahannya untuk membawa Agra ke ruangan lain yaitu HRD . Sheilla masuk ke ruangannya pak Samuel untuk berbincang mengenai rencana pernikahan. Sheilla duduk sebagai manajer operasionanya. membawahi berbagai bagian di bawahnya, dekorasi, acara dan catering.

---------------

Agra merasa lega, setelah menandatangani kontrak kerja selama 6 bulan. Bila bagus bisa saja menjadi karyawan kontrak dan gajinya cukup lumayan. Dia akan menjadi fotografer baik untuk preweding dan juga acara pernikahannya.

"Mas Agra, silahkan masuk ke ruang rapat sekalian !" pinta salah seorang karyawan. Agra mengangguk dan mengetuk pintu.

"Masuk !" seru seseorang dan Agra pun membuka pintu, dia tertegun karena ada Sheilla yang duduk di depan dihadapan para karyawan.

"Siang, maaf !" ucap Agra.

"Sudah selesai semuanya ?" tanya Sheilla yang seperti berubah sikap menjadi pimpinan dan bawahan, Agra mengangguk.

"Silahkan duduk, kita akan mau rapat tentang rencana acara pernikahan ini !" ujar Sheilla, Agra pun mengangguk kepala dan duduk di bangku yang kosong.

"Oke, sebelumnya aku perkenalkan Agra Permana sebagai fotografer WO kita yang baru! memang masih kontrak tapi tak masalah !" ucap Sheilla memperkenalkan diri Agra kepada yang lain, semua melirik dan menatap sekilas.

"Kita mulai saja! saya sebagai manajer operasional lapangan diminta bos untuk melaksanakan acara pernikahan antara tuan Andrian Atmaja dengan Nona Paramitha! yang akan di adakan di Hotel Star milik keluarga mempelai perempuan! dan nanti konsepnya akan di jelaskan pak Rahmat, silahkan !" jelas Sheilla membuka rapat hari ini, Agra tertegun tak menyangka kalau Sheilla mempunyai jabatan di sini, padahal di kampus tidak terlihat seperti itu, tunggu! katanya dia magang disini, padahal bukan tapi beneran bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri, pikir Agra.

Seorang lelaki paruh baya, maju kedepan dan mulai presentasi mengenai konsep Wedding yang diinginkan oleh klien mereka. Dan itu sangat mendetail, konsepnya pangeran dan putri raja seperti di dalam dongeng.

"Soal biaya, tak masalah! asalkan semuanya terlaksana dengan baik dan sempurna sesuai keinginan !" ujar Pak Rahmat.

"Kalau begitu, kita berikan terbaik untuk mereka !" ucap Sheilla. Setelah itu, beralih ke katering, undangan dan lainnya.

"Pak Agra, untuk Fotografinya, kamu akan bekerja sama dengan pak Stefan! tapi untuk saat ini beliau sedang ada tugas lain! yaitu melaiukan pemotretan unruk para model baru yang akan bergabung dengan Agensi kita !" ucapnya kepada Agra.

"Baik mba, eh bu Sheilla !" jawabnya gugup, tak tahu harus memanggil apa.

Akhirnya rapat pun selesai, mereka diberi tenggat waktu dua bulan ke depan untuk merealisasikan rencana pernikahan ini. Waktu ini memang terbilang mepet atau terbatas, karena semua butuh persiapan. Tapi untunglah semua tersedia di sini, jadi tinggal berkoordinasi saja antar bagian. Dan semuanya dimulai ... besok !

Ada gurat lelah dan lega di hati Agra, dia bersyukur mendapat pekerjaan ini. Dia memgusap kerimgatnya.

"Mas Agra ?" tanya seseorang lelaki, Agra terkejut.

"Eh, iya !" jawabnya terkejut,

"Kenalkan saya Harun! bisa panggil mas atau bang saja! saya asisten bagian dokumentasi WO !" lelaki berkaca mata itu memperkenalkan diri kepada Agra sambil mengulurkan tangan.

"Oh, maaf! saya Agra Permana! karyawan baru di sini !" ucap Agra membalas salaman lelaki itu.

"Saya tahu, ayo ikut saya keruangan bagian dokumentasi !" ajaknya, Agra mengangguk dan mengikuti lelaki itu. Agra sempat melihat kesibukan Sheilla di kantor ini.

"Non Sheilla orangnya baik dan humble terhadap karyawan lainnya " ujar pak Harun.

"Dia mulai dari bawah loh! setahun lalu !" katanya lagi, Agra tertegun, jadi lulus SMU sudah bekerja sampai masuk kuliah sekarang ? tak lama mereka masuk ke ruangan bagian dokumentasi Di sana banyak rak tinggi dengan berbagai file yang berderet. Pak Harun menunjukan semuanya termasuk studio mini untuk mencetak foto dari komputer dan itu sudah canggih.

"Ini tempat penyimpanan kamera berbagai tipe! termasuk kamera untuk merekam videonya! dan itu semua jarang di gunakan !" ujarnya.

"Loh kenapa? ini semua kamera yang bagus dan mahal !" ucap Agra, dan menyebutkan merek dan harganya, pak Harun tertegun dan tersenyum.

"Karena semua fotographer disini mempunyai kamera pribadi masing-masing! katanya lebih enak punya sendiri! dapet aja feelnya gitu !" jelas pak Harun, sambil menyebutkan kameranya.

"Wah, itu sih mahal banget, seharga mobil !" ujar Agra tertawa. Pak Harun mengangguk.

"Oh iya, kamu belajar di mana menjadi fotographi ?" tanya pak Harun, Agra pun menjelaskan semuanya, itu extrakulikuler waktu di SMU. Agra juga membuka tas dan memberikan file foto hasil bidikannya. Pak Harun memperhatikan semuanya.

"Boleh juga, fotomu! bagus semua! fotonya bermakna sekali, kamu tahu semua angle kamera untuk melihat sudut bagus ketika memfoto! semua orang bisa membuat foto, tapi hanya seorang fotografi atau fotographer membuat sebuah foto menjadi berbeda !" jelas pak Harun, Agra menatap kagum dan mengangguk setuju.

"Brak ...!" keduanya terkejut, ketika mendengar suara pintu terbuka kasar. Seorang lelaki berumur 30 tahun, cukup tampan dengan rambut agak botak dan berkaca mata masuk dengan raut muka dingin. Seketika pak Harun berdiri, dan lelaki itu berlalu ke ruangan lainnya.

"Kamu tunggu disini ya! si bos, moodnya lagi jelek !" bisik pak Harun. Agra hanya mengangguk saja.

"HARUN !! teriak seseorang dari dalam.

"Iya, bos! tunggu sebentar !" jawab pak Harun, tak lama dia menuju ke sebuah kulkas kecil mengambil sebotol minuman. Setelah itu masuk ke dalam. Tak lama terdengan suara teriakan dan cacian entah kepada siapa.

Agra tidak tahu berapa lama dia mengoceh seperti itu, tak lama dia keluar sambil membawa tas dan langsung pergi, pak Harun hanya menggeleng kepala melihat tingkah bosnya itu.

"Biasa! kalau seperti itu, ada model baru yang tak mau di ajak kerja sama dengannya! dia itu selalu ingin sempurna ketika memfoto orang !" jelasnya.

"Maaf pak, apa kita boleh melakukan pekerjaan dari bagian lain ?" tanya Agra penasaran. Pak Harun mengangguk.

"Tapi tidak sembarangan orang, hanya yang sudah profesional saja! termasuk si bos, dia menjadi fotografer untuk bagian majalah, model dan lainnya! bahkan iklan juga! Divisi Palm Entertaimen itu banyak loh !" jawabnya, Agra mengangguk.

"Lalu, apa dia tahu tentang rencana pernikahan ini ?" tanya Agra lagi, Pak Harun mengangguk.

"Tentu saja, tapi dia tak perduli! dia akan pindah ke bagian lain! makanya pak Samuel memcari karyawan baru, yaitu kamu! level gajinya sudah berbeda jauh dengan kita !" jelasnya, seperti tidak perduli,

"Sudah, jangan dirisaukan !" katanya, Agra hanya mengangguk.

Bersambung ..,