webnovel

PESTA PERNIKAHAN YANG MEWAH

Sheilla dan Agra, serta tim WO sangat sibuk dengan segala aktivitas yang sedang berlangsung di hotel. Terutama mendekorasi ruangan pernikahan dari mulai lobby, sampai menuju tempat acara yang memang berjarak. Tempat acara berada di lantai paling atas, sedang para tamu pasti masuknya dari Lobby hotel, sementara lift hotel hanya ada 4 saja. Sedangkan para tamu undangan di perkirakan yang datang 2000 orang. Itu pun hanya akad nikah, sedang resepsi lebih dari itu, mungkin 4000 undangan yang hadir.

Akhirnya, pihak pengantin mengalihkan tempat resepsi ke aula yang lebih besar di lantai dua hotel berbintang tersebut, sedang acara akad nikah tetap di sana. Toh, resepsinya akan di adakan besok malamnya. Untungnya pihak hotel mau bekerja sama.

Dekorasi pernikahan di restoran lantai atas, di dominasi warna putih dan gold. Dari bunga, pelaminan serta yang lainnya. Untuk akad nikah menggunakan adat Jawa, karena kedua keluarga memang asalnya dari Surabaya dan Solo. Untuk para pengiring pengantin sudah dikirimkan paket berupa seragam dan lainnya.

Acara pernikahan adalah acara puncaknya, sebenarnya ada acara lain yang di selenggarakan oleh kedua pengantin. Yaitu acara pribadi pelepasan oleh para teman mereka, baik pihak lelaki dan juga perempuan. Acara itu di selenggarakan di dua klub malam yang berbeda. Lagi-lagi WO Palm Entertaiment diminta untuk melaksanakan hal itu. Sheilla sampai pusing tujuh keliling memikirkannya, karena acara itu cukup mendadak. Tapi untunglah, dia mempunyai koneksi ke klub yang mereka tunjuk.

"Terima kasih, loh om! Atas bantuannya ..." ucap Sheilla lega kepada pemilik klub yang kenal dengan kakeknya yaitu Ardhi Wijaya.

"Santai, saja! Nona Sheilla! Justru kami senang ditunjuk untuk acara ini, lagi pula kenal kok dengan keduanya !" Jawab lelaki Chinesse yang ternyata kedua klub di jalankan oleh adik kakak.

Bachellor party untuk calon pengantin laki-laki dan Bridal Shower untuk perempuan di gagas oleh teman dekat mereka sendiri, dari mulai acara, undangan dan lain-lainnya. Sementara WO hanya sebatas meminta izin ke pemilik klub. Ko Ahong bersaudara menunjukan ruangan private khusus untuk acara yang pribadi dan personal.

"Kalau untuk yang begituan sering! Jadi sudah biasa !" Ujarnya, ruangannya cukup luas dan kedap suara, agar tidak mengganggu aktivitas di luar ruangan.

"Sebenarnya ada paket khususnya, di sesuaikan dengan jumlah tamu yang hadir! Kami sudah menyiapkan semuanya, dari dekorasi, acara, pembawa acara juga !" Lanjutnya, sambil mengedipkan mata, Sheilla tidak mengerti artinya, sementara sedikit paham.

"Maksudnya apa ya ?" Tanya gadis itu. Ko Ahong tertawa.

"Begini, namanya pesta lajang atau melepas yang jomblo untuk menikah! Jadi ada sedikit pertujukan suprise di sana !" Jawab Ko Ahong. Sheilla tertegun.

"Tapi tidak semua loh, seperti itu! Tapi kalau di klub biasanya ya ... begitu! Kecuali di hotel! Dan itu juga sama, buat cewek dan cowok! Saya juga mengenal mereka berdua yang memang suka gaul ... jadi paham lah !" Lanjut Ko Ahong tersenyum. Sheilla dan Agra mengangguk mengerti, setelah selesai mereka pun pamitan.

"Ga, nanti kamu jadi pengawas WO ya di klub Bachellor party! Sementara gue di Bridal Showernya! Walau itu private party tetep ada tanggung jawab dari kita !" Ucap Sheilla sambil menghela nafas.

"Emang pernah ada yang seperti ini ?" Tanya Arga penasaran. Sheilla menggeleng.

"Ada sih, tapi yang normal aja partynya ..." jawab Sheilla. Agra hanya mengangguk.

"Oke, tidak masalah !" Jawabnya.

--------------------

Acara Bachellor dan Bridal Shower party di adakan di hari yang berbeda. Klub malam milik saudara Ko Ahong lebih lembut suasananya karena sering mengadakan pesta khusus kaum perempuan atau disebut juga Ladies Night, jadi memang cocok.

Di ruangan private tempat acara Bridal Shower yang akan berlangsung sudah di dekorasi serba pink atau merah muda, mawar putih dan merah pun juga ada. Semuanya pihak klub yang mengerjakannya berdasarkan permintaan teman Paramitha, termasuk kado dan kue khusus yang di pesan mereka. Muka Sheilla memerah melihat perbuatan teman-teman calon perempuan.

"Itu mah biasa ...!" Ujar Ci Memey pemilik sekaligus adik Ko Ahong tersenyum.

"Kan namanya juga pesta lajang! Melepas seseorang untuk menikah !" Lanjutnya mengedipkan mata.

"Dan itu belum apa-apa! Mereka meminta saya untuk memberikan kejutan di pesta nanti ... " bisik Ci Memey.

"Apa itu ?" Sheilla bertanya, Ci Memey menatapnya dengan penuh selidik.

"Kamu memangnya engga tahu? Kan situ suka main ke klub juga kan ?" Tanya perempuan berusia 40 tahun itu, bertubuh agak gemuk dengan gelang emas banyak di tangan dan membawa kipas. Sheilla tertegun, sejak remaja dia memang tidak terlalu bergaul dengan teman-temannya. Pernah sih, pergi ke klub, tapi itu bisa di hitung dengan jari. Dulu dia bersekolah di sekolah elit, yang anak-anaknya memang kaya raya dan mereka pun cenderung agak bebas pergaulannya. Tapi untungnya Sheilla bisa menjaga dirinya tidak terbawa oleh mereka, walau pada akhirnya sering di ejek sebagai anak kurang gaul dan sebagainya.

"Pernah, tapi biasa saja kok! Tante !" Jawab Sheilla tersenyum. Ci Memey bisa menebak kalau gadis itu anak orang kaya tapi tidak terlihat seperti itu. Di pastikan dari keluarga baik-baik, karena ada sebagian anak remaja orang kaya bergaul bebas dengan segala alasan, dari broken home, orang tua sibuk dan lain-lain, dan kemudian larinya ke klub berpesta pora untuk melupakan semuanya.

Kemudian Ci Memey mengajak ke sebuah tempat 'latihan' di sebuah ruangan lainnya dan Sheilla terkejut serta mukanya memerah. Bukan tanpa alasan, karena dia melihat lima lelaki bertubuh tegap dan atletis sedang menari dengan hanya mengenakan pakaian dalam saja, dengan di iringi oleh musik yang menghentak.

"Bagaimana ?" Tanya perempuan gemuk itu.

"Oke ..." jawab Sheilla, datar akhirnya.

Tak jauh berbeda dengan Arga, di tempat lain dia pun sama terkejut dengan apa rencana para teman calon pria, yang tak kalah menghebohkan. Dan setelah itu melaporkan semuanya ke Sheilla.

"Ga, lo udah bilang kalau pesta ini rahasia dan tak boleh ada seorang pun tahu ?" Tanya Sheilla, berbicara melalui ponselnya.

"Beres bos, semuanya oke !" Jawab Agra, tentu saja bila tersebar bakal bikin heboh sejagat raya. Apalagi para netizen, berita tentang pertengkaran saja berhari-hari.

-----------

Sementara itu, Dewa dan Safira sudah kembali ke Jakarta. Dewa tentu saja melanjutkan pekerjaannya, sementara Safira memang ada kegiatan juga di sini, sebelum kembali ke Singapura.

Ternyata Safira di tunjuk sebagai brand ambassador sebuah pakaian dari luar negeri yang memang mempunyai cabang di Asia dan di Singapura kantor pusatnya. Agensinya menawarkan hal itu kepada Safira setelah sukses di pagelaran Fahion show waktu lalu. Tentu saja ada seleksinya, di antara pesertanya sebagian besar model atau artis terkenal Asia. Pihak brand memang membaginya perwilayah, dan Safira untuk Asia Tenggara, itu artinya akan bersaing dengan model dari Malaysia, Singapura dan lainnya termasuk Indonesia juga yang tergabung dengan Agensi lain dan tempatnya bernaung.

Safira tak keberatan, untuk ikut audisi dan ternyata dia terpilih untuk mewakili dari Indonesia. Mungkin tak ada yang mengenali Safira secara pribadi di sini. Tapi itu dulu, sekarang dia di kenal walau dari jalur berita panas gosip yang sedang beredar. Dan itu tak berpengaruh besar, karena ternyata berita itu sudah sampai ke Singapura juga. Dewa yang pertama tahu, itu pun di beritahu temannya yang memang pemilik klub tempat kejadian perkara waktu lalu.

"Sorry, Wa! Gue engga tahu berita ini sampai beredar luas !" Ujar Amanda.

"Engga apa-apa kok, gue tahu mereka berdua di kenal publik jadi ya, pasti lah! Bakal kejadian seperti itu! Bagi gue baguslah, Safira engga salah !" Jelas Dewa, Amanda mengangguk, dia tahu setelah Dewa menjelaskan semua tentang siapa Safira.

"Oke, iya ... sebagai cewek, gue mengerti kok !" Amanda tersenyum.

"Jadi ... bagaimana ?" Tanya Amanda penasaran.

"Katanya sih, sudah move on ... tapi kayaknya dia butuh penjelasan secara terbuka dari Andrian !" Jawab Dewa sambil menghela nafas.

"Oh, gitu ... tapi ... ya sudahlah! Toh mereka berdua tetap lanjut! Sebenarnya ... gue punya gosip, tentang Paramitha ini, lo mau denger engga ?" Ucap Amanda, menatap Dewa.

"Bukan, sebagai pribadi saja! Tapi keluarganya dia juga ..." lanjut Amanda.

"Boleh ... " jawab Dewa.

Dewa terdiam setelah mendengar semuanya dari Amanda.

"Amanda, pendapat gue temtang itu ... no coment deh! Itu bukan urusan gue sih, tapi tetap terima kasih atas infonya !" Ucap Dewa kemudian.

"Oke, tidak apa-apa kok, gue mengerti !" Jawab Amanda. Setelah itu, Dewa menghela nafas panjang dan memggeleng kepala. Dia beruntung kedua orang tuanya tidak menganut sitem itu lagi, yaitu perjodohan atas dasar sebuah bisnis. Mungkin mamanya trauma akan masa lalu, jadi mereka menyerahkan sepenuhnya kepada anak-anaknya soal jodohnya.

------------

Pesawat yang membawa Dewa serta Safira sudah lepas landas dari bandara Changi Airport Singapura siang itu, mereka duduk bersebelahan.

"Lo ... engga apa-apa ?" Tanya Dewa sambil melepas ikat tali pengaman pesawat, dia penasaran karena Safira terlihat pendiam. Karena mamanya sudah menerima surat undangan pernikahan dari keluarga mempelai perempuan bukan laki-lakinya, sudah barang tentu mereka tidak mengundang itu karena masa lalu keluarganya.

"Mama akan menyusul weekend ini ke Jakarta !" Ujar mamanya ketika mengantar Dewa dan Safira, sepertinya dia sudah tahu apa yang terjadi dengan Safira. Keduanya mengangguk.

Safira menoleh, "Gue, baik-baik saja kok !"

"Oh, gue kira lo ... sedih" ujar Dewa.

"Sedih? Enak aja, semua sudah berlalu! Ditangisi juga percuma !" Jawab Safira cuek.

"Jadi ... apa lo lakukan ?" Dewa menatap Safira.

"Gue, mau ... membalasnya !" Jawab Safira tegas, dengan mata menerawang ke depan, tanpa tahu apa yang ada di pikirannya. Dewa tertegun.

"Lo tahu? Gue sudah berkorban banyak! Masa depan, anak dan hidup gue, serasa hilang begitu saja! Dulu gue, masih berharap dia dengan segenap kepercayaan yang ada di dalam hati! Tapi kemudian dia menghilang tanpa kabar, dan seenak hati melupakan apa yang terjadi, emangnya gue ini apa ?" Tanya Safira menatap Dewa, kini terlihat kebencian di matanya. Dewa terdiam dan menyadari, kehidupan Safira memang berat.

"Gue, ingin dia tahu siapa diri gue sebenarnya! Gue engga perduli siapa dia atau istrinya sekalipun !" Lanjutnya. Hanya itu, setelah itu keduanya terdiam sampai pesawat mendarat di tempat tujuan.

Malamnya pesta bujang kedua calon mempelai di mulai, seperti yang sudah di duga, mereka bersenang-senang dan gila-gilaan berpesta seperti tak ada hari esok saja. Sheilla dan Agra sampai tidak berkata-kata dengan semua yang terjadi. Semua yang di depan publik terlihat sempurna, hilang sekejap malam ini, baik Paramitha atau Andrian memperlihatkan siapa mereka. Walau di larang berfoto atau merekam, tapi anehnya semuanya membawa ponsel mahal mereka dan tetap mengabadikan moment itu. Keduanya tak bisa berbuat apa pun, karena mereka 'klien' apa pun tak bisa di larang.

Paramitha yang cantik dan anggun di setiap kesempatan, berubah drastis menjadi liar, dia memghabiskan satu botol minuman keras paling mahal di klub ini, alhasil dia pun mabuk berat. Apa pun yang dilakukannya tanpa terkendali. Anehnya, para sahabat, temannya justru berteriak mensuport apa yang di lakukan perempuan.

"Yeah, come on baby! Kita berpesta, lupakan semua yang terjadi! Memang dia aja yang berengsek? Gue juga bisa !" Teriaknya sambil menggoyang tubuhnya dengan sensual dan seksi ketubuh lelaki penghibur yang di sewa oleh teman-temannya.

"Ayo, Mit tunjukan ... kalau lo, playgirl juga !" Teriak teman-teman bersorak-sorai. Sementara Agra, mukanya merah dan hanya mematung di pojok ruangan khusus. Sesekali memfoto apa yang di lihat dan di kirim ke Sheilla.

Sementara itu di tempat lain, gadis itu pun sama terpakunya dengan Agra.

"Kita keluar, sudah selesai semuanya! Yang lain terserah mereka !" Bisik Sheilla di telpon, Agra hanya setuju saja, ini kan acara yang punya hajatan, mau bagaimana pun ya, itu urusan mereka bila terjadi apa pun.

------------

Malam makin larut, pesta pun usai. Baik Paramitha atau pun Andrian sama-sama mabuk berat. Mereka berdua sudah melakukan sesuatu yang di luar kesadaran. Beberapa teman membawa ke hotel untuk di istirahatkan di sana.

Semua yang terjadi di anggap masa lalu, kedua mempelai akan melangsungkan hidup baru. Seminggu kemudian. Terjadi kesibukan luar biasa di tempat acara. Sheilla dan Agra serta tim WO sudah beberapa hari tidak tidur sesuai tepat waktu alias lembur, karena ternyata masih banyak yang harus di kerjakan.

"Bagaimana ?" Tanya direktur operasional, yaitu Sheilla sendiri ketika melihat hasilnya. Semua mengangguk kagum dan terpesona sekaligus lega, karena semua sudah selesai.

"Bagus !"

"Cantiknya !"

"WOW ... !" Seru yang lain bersahutan.

"Ini sih, akan menjadi kejutan untuk kedua mempelai dan tamu undangan !" Ucap manajer WO, semua setuju.

"Oh iya, souvenir untuk akad nikah sudah datang kan ?" Tanya Sheilla, pak Manajer mengangguk.

"Sudah, dan juga semua di hias serta di masukan tas khusus !" Jawabnya.

"Wih, souvenirnya paket kosmetik brand ternama loh !" Bisik seseorang.

"Apalagi, nanti pas perkawinannya! Satu set parfum kesukaan kedua mempelai 50 mm lagi !" Ujar yang lain. Semua mengangguk, tidak heran tapi juga cukup terpukau. Bagi pasangan dari kalangan atas, souvenir bisa aneh, mahal dan berbeda dari yang lain, jadi sudah biasa.

"Oke, semua istirahat! Besok pagi, kita mulai bekerja lagi !" Seru Sheilla.

"Siap, bos !!" Jawab semuanya.

Dan dimulailah jam-jam sibuk bagi mereka semua. Di awali dari subuh. Sheilla sudah bangun, dia tidur di sebuah kamar khusus untuknya. Dia menuju kamar mandi dan setelah itu bersiap menggunakan seragam khusus dari perusahaan milik keluarganya. Sekilas memang mirip baju kantor, jas hitam di dalamnya kemeja putih dan rok hitam. Semua bawahannya menggunakan hal yang sama, kecuali yang terlibat dalam acara. Setelah sarapan, yang sudah di pesannya tadi malam dan di antar sesuai jam yang di tentukan. Dia berdandan biasa saja, rambutnya di gerai dengan indah.

Agra tidur bersama staf bagian lainnya, sekamar berdua. Dia pun dibangunkan oleh temannya, dan menggunakan pakaian yang sama tetapi badge nama berbeda. Setelah siap semua berkumpul di sebuah ruangan.

"Semuanya, ini adalah harinya !" Ujar Sheilla menatap semuanya.

"Kita harus melakukan yang terbaik untuk melaksanakan supaya berjalan baik dan mulus! Semua program sudah ada ditangan masing-masing bagian! Agar semua bisa bekerja sesuai dengan itu! Kalian semua siap ?" Seru Sheilla menatap para karyawannya.

"Siap !! Balas semuanya.

"Baik, pertama-tama kita berdoa sesuai kepercayaan masing-masing agar pekerjaan kita pun lacar sampai semua selesai! Berdoa di mulai !" Dan semua menunduk untuk berdoa sesaat.

"Oke, kita mulai dengan ritual kita !" Ujar Sheilla semua mengulurkan dan menyatukan tangan membentuk lingkaran. Dan yel-yel pun di ucapkan. Setelah itu barulah semua ke tempat masing-masing pekerjaan.

Bersambung ...