webnovel

Six

Alvin menyelipkan rambut Keysha ke belakang telinganya. Ia semakin mempererat pelukannya dari belakang dan ia mulai menciumi leher Keysha. Keysha masih menegang ditempatnya.

"Vin.. Jangan kayak gini lagi Vin. Aku takut ." ucap Keysha yang mulai bergetar karena takut.

Namun yang dipanggil tidak menjawab dan mulai sibuk menciumi leher Keysha dengan penuh gairah.

Keysha menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara.

"Vin.. aku mohon tolong berhenti." Keysha memegang tangan Alvin dengan lembut agar Alvin mengerti apa yang dirasakan Keysha saat ini.

Alvin merasakan tangan Keysha yang dingin menyentuh tangannya. Alvin pun berhenti menciumi leher Keysha.

"Sayang, kenapa tangan kamu dingin? Kamu takut?" tanya Alvin.

Keysha hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Alvin.

"Maafin aku ya Sayang udah buat kamu takut." ucap Alvin dengan lembut.

"Iya. aku ngantuk Vin. Mau tidur. Kamu sebaiknya---"

Belum sempat Keysha menyelesaikan kata-katanya, Alvin sudah menggendong Keysha ala bridal style.

"Vin, kamu mau ngapain? Turunin aku Vin." tanya Keysha sambil memberontak ingin turun.

"Iya Sayang entar aku turunin kamu di ranjang. Katanya kamu ngantuk?" jawab Alvin sambil perlehan meletakkan tubuh Keysha di ranjang dan Alvin pun ikut berbaring disamping Keysha.

"Kamu gak pulang Vin?"

"Aku mau tidur disini Sayang. Kenapa? Kamu gak suka ya aku tidur disini" ucap Alvin dengan raut wajah sedih.

Keysha yang melihatnya pun merasa bersalah.

"Bukan gitu Vin. Tapi..."

"Tapi apa Sayang? Aku gak bakalan ngapa-ngapain kamu kok. Tenang aja."

"Bukan itu maksud Aku Vin."

"Ya udah. Aku bakalan pulang setelah kamu tidur."

"Hmm.. Janji?"

"Iya, Aku janji."

Alvin pun memeluk tubuh Keysha dan mengelus kepala Keysha agar ia cepat tidur. Sebenarnya Keysha merasa risih. Tapi mau bagaimana lagi ia sudah benar-benar mengantuj sekarang. Akhirnya Keysha terlelap dalam pelukan Alvin.

"Good night Sayang. Semoga mimpi indah." bisik Alvin sambil mencium kening Keysha.

Setelah mengetahui Keysha sudah tidur dengan lelap. Alvin turun dari ranjang dan pulang kerumahnya sesuai dengan janjinya. Alvin adalah orang yang selalu menepati janjinya.

*****

Keesokan paginya Keysha tiba-tiba terbangun dari tidurnya dan langsung melihat ke samping. Ia merasa lega karena Alvin menepati janjinya.

"Apa semalem bener-bener nyata ya? Atau cuma mimpi? Alvin bener-bener beda, gak seperti biasanya yang pendiam." tanya Keysha pada dirinya sendiri.

Keysha pun turun dari ranjang dan bergegas untuk mandi. Ia tidak mau terlambat ke sekolah.

Setelah selesai mandi, Keysha langsung sarapan dan berjalan keluar rumahnya dengan perlahan karena kakinya masih sakit akibat kejadian semalam. Saat Keysha sedang menutup pintu, ia mendengar suara motor mendekat. Keysha pun langsung menoleh ke belakang dan ternyata itu adalah Devian. Devian melepas helmnya dan turun dari motornya untuk menghampiri Keysha.

"Kaki lo kenapa Key?" tanya Devian.

"Hmm.. Gak papa kok Dev. Cuma kemaren abis jatuh dari tangga aja." jawab Keysha kikuk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh ya Dev, kenapa kamu datang kesini pagi-pagi?" ucap Keysha mengalihkan pembicaraan.

"Oh... Gak ada apa-apa sih Key. Cuma mau ngajak kamu berangkat bareng ke sekolah. Udah lama kita gak berangkat bareng."

"Oh iya juga ya Dev. Dulu waktu SD sama SMP kita sering banget berangkat bareng. Semenjak SMA ini gue jadi sering berangkat pagi karena takut telat soalnya jarak rumah ke sekolah jauh Dev. Jadi gak bisa bareng. Lagian lo biasanyakan sering datang terlambat. Lah hari ini tumben lo pagi-pagi kesini." ucap Keysha sambil tertawa mengejek.

"Sekarang gue udah gak datang terlambat lagi kok Key." balas Devian sambil tersenyum kikuk.

"iya dah. Ya udah yuk berangkat. Entar kita telat."

"Sini Key. Aku bantuin." ucap Devian sambil memapah Keysha untuk membantu Keysha berjalan.

"Makasih Dev." Keysha tersenyum melihat sahabatnya benar-benar peduli kepadanya.

Devian pun membalas senyuman Keysha dan menuntun Keysha menuju motornya. Setelah itu Devian memakaikan Keysha helm dan meletakkan kedua tangan Keysha dipundaknya agar ia dengan mudah mengangkat Keysha ke motornya. Setelah selesai menaikkan Keysha ke motornya, Devian pun memakai helmnya dan naik ke motornya. Kemudian ia melajukan motornya dengan perlahan.

Tak lama setelah kepergian mereka. Datanglah sebuah mobil yang berhenti di depan rumah Keysha. Dan tak lain itu adalah mobil Alvin. Alvin keluar dari mobilnya dan mengetuk pintu rumah Keysha sampai berulang kali. Namun tetap tidak ada jawaban dari dalam. Alvin pun mulai marah dan ia tidak bisa menahan emosinya. Dengan kasar ia memukul pintu rumah Keysha dengan keras. Padahal lukanya yang kemarin belum sembuh. Tapi Alvin tidak merasakan sakit apa-apa karena sekarang ia sangat marah dengan Keysha yang pergi ke sekolah begitu saja tanpa menghubunginya.

Dengan penuh amarah, Alvin langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh agar cepat sampai dan bisa langsung bertemu dengan Keysha.

Saat diperjalanan menuju sekolah, Alvin melihat seseorang yang ia cari dari tadi. Yang tak lain adalah Keysha. Namun, Keysha tidak sendirian. Ia bersama Devian. Dan yang lebih membuat emosi Alvin semakin memuncak adalah ketika ia melihat Keysha melingkarkan tangannya dipinggang Devian. Alvin langsung memukul stir mobilnya. Tanpa pikir panjang Alvin langsung mengendarai mobilnya dengan cepat agar bisa menyusul dan menghadang motor Devian.

Ckitttttt

"Aduhhhh... " Keysha terdorong ke depan dan langsung memeluk erat Devian karena ia menghentikan motoronya secara mendadak.

"Lo nggak papa Key?" tanya Devian.

"Ia gue gak papa Dev."

Keysha langsung melihat kedepan dan ternyata ada mobil yang sangat dikenalinya yang sedang menghadang jalan motor Devian.

"Alvin?" ucap Keysha ketika melihat seseorang yang keluar dari mobil tersebut.

Dengan tergesa-gesa Alvin langsung menggendong Keysha untuk turun dari motor Devian.

"Lo apa-apaan sih Vin? Lo mau cari mati? Kalo lo mau cari mati, jangan ajak-ajak gue sama Keysha!!!" bentak Devian.

"Lo yang apa-apaan!!! Ngapain lo boncengan sama cewek gue?"

"Cewek lo?" Devian terkejut mendengar perkataan Alvin.

"Iya. Keysha cewek gue. Jadi lo jangan berani-berani deketin Keysha lagi. Ngerti lo?" bentak Alvin di depan wajah Devian.

"Bener itu Key?" tanya Devian dengan raut wajah kecewa.

Keysha hanya bisa diam. Ia tidak bisa lagi berkata apa-apa ketika melihat raut wajah Devian yang kecewa. Dan tersirat kesedihan dari mata Devian.

"Kenapa diem Sayang?" bisik Alvin sambil mengeratkan tangannya dipinggang Keysha.

Keysha merasa kesakitan karena Alvin sengaja mengeratkan tangannya dipinggang Keysha.

"I.. Iya Dev."

"Iya apa Sayang? Jawab dengan jelas." bisik Alvin.

"Iya Dev. Aku pacaran sama Alvin."

"Gue bener-bener gak percaya dengan semua ini Key. Lo pasti bohong kan?"

"Udah lah Dev. Terima aja. Cewek gue udah ngomong yang sebenernya. Jadi jangan berani lo deketin cewek gue lagi!!"

Alvin langsung menggendong Keysha ala brydal style dan langsung membawa Keysha ke mobilnya dan meninggalkan Devian sendirian dijalan.

Alvin menutup pintu mobil dengan keras ketika sudah masuk ke dalam mobil.

"Kamu kenapa kayak gitu sih Vin? Devian cuma mau bantu aku."

"Kamu bilang apa Sayang? Aku gak denger." ucap Alvin.

Keysha langsung terdiam karena ia takut melihat Alvin seperti itu.

"Kamu bilang apa hah?!! Jawab aku!!"

Air mata jatuh membasahi pipi Keysha. Keysha hanya menangis dalam diam saat Alvin membentaknya.

"Kamu ngapain berangkat ke sekolah bareng dia hah?! Pake peluk-pelukkan segala. Kamu udah lupa kamu itu siapa?! Jawab aku!!! Apa kamu tuli Key?!!"

"Hiksss... Iya Vin. Maafin aku."

"Jadi, aku tanya lagi. Kamu itu siapa hah?!" bentak Alvin.

"Ak.. Aku pacar kamu.. Vin."

"Bagus. Pokoknya aku gak mau lihat kamu sama laki-laki lain lagi selain aku. Kamu ngerti?" ucap Alvin sambil mengelus rambut Keysha.

"Iya Vin. Aku ngerti." jawab Keysha sesegukkan.

"Ya udah Sayang. Jangan nangis lagi ya? Maafin aku tadi udah bentakin kamu. Aku cuma gak mau lihat kamu sama laki-laki lain selain aku." ucap Alvin yang langsung membawa Keysha ke dalam pelukannya.

Keysha hanya bisa diam dan menangis dalam pelukan Alvin.