webnovel

Eight

Malam pun tiba. Alvin dengan senyum gembiranya langsung bergegas melajukan mobilnya menuju rumah Keysha. Sesampainya dirumah Keysha, Alvin membuka gerbang dan memarkirkan mobilnya. Alvin pun langsung keluar dsri mobilnya dan melihat jendela kamar Keysha sudah gelap gulita, yang berarti bahwa Keysha sudah tidur.

Alvin pun segera masuk kerumah Keysha menggunakan kunci cadangan yang ia buat. Ketika sudah masuk, Alvin merasa ada yang aneh karena kamar dilantai bawah lampunya masih menyala. Biasanya ketika Keysha ingin tidur, pasti ia akan memadamkan semua lampu di setiap kamar. Alvin pun tidak terlalu memperdulikan masalah itu. Ia pun langsung bergegas menuju ke kamar Keysha.

Ia membuka pintu dengan perlahan agar Keysha tidak terbangun. Alvin melihat wanita yang ia cintai sedang tidur membelakanginya. Alvin pun segera masik ke dalam selimut untuk memeluk tubuh Keysha. Alvin benar-benar sangat merindukan Keysha. Padahal baru beberapa jam mereka tidak bertemu.

Ketika memeluk Keysha, Alvin merasa ada yang berbeda. Harum tubuh Keysha berbeda dan postur tubuhnya juga berbeda.

"Alvin?"

Mata Alvin membulat besar ketika mendengar suara yang memanggilnya bukanlah suara Keysha. Alvin langsung melepaskan pelukannya dan langsung bangun dari ranjang tersebut.

"Lo siapa? Dimana Keysha?" teriak Alvin.

"Ini gue Vin. Jeslyn." Jeslyn langsung menghidupkan lampu kamar Keysha.

"Ngapain lo disini? Dimana cewek gue, hah?" bentak Alvin.

"Lo tenang dulu Vin. Kita bicarain ini baik-baik."

Dengan perlahan Jeslyn berjalan menuju ke tempat Alvin dan mengajak Alvin untuk duduk. Namun tangan Jeslyn dihempaskan oleh Alvin.

"Gak ada yang perlu kita bicarain. Gue gak ada urusan sama lo. Sekarang cepet kasih tau gue, dimana Keysha?"

"Gue bakalan kasih tau lo nanti. Sekarang kalo lo gak mau duduk ya udah, kita bicarin ini sambil berdiri." ucap Jeslyn sambil berdiri mendekat kearah Alvin.

"Gue mau tanya Vin. Sebenernya lo beneran cinta atau gak sama Keysha?"

"Kalo gue gak cinta, ngapain gue pacaran sama Keysha? Udah deh Jes, gak usah ikut campur urusan gue sama Keysha."

"Gue harus ikut campur Vin. Karena Keysha sahabat gue dan dia udah gak tahan sama sikap lo yang kekanak-kanakan kayak begini. Kalo lo cinta sama Keysha, gak begini caranya Vin. Lo harus ngertiin perasaan Keysha. Jangan hanya Keysha yang ngertiin perasaan lo."

"Lo mau kasih tau Keysha dimana atau harus gue cari sendiri?" mata Alvin berkilat marah sambil melihat Jeslyn.

"Gue gak bakalan biarin lo keluar dari kamar ini sebelum kita selesain pembicaraan kita." tegas Jeslyn smbil mengunci pintu.

"Denger Vin, lo gak boleh ngekang dan ngancem Keysha kayak gitu. Dan lo juga udah kayak penguntit yang setiap hari ngawasin dia. Tiap malam lo datang ke kamar Keysha diem-diem kayak maling. Lo kira perbuatan lo itu bener? Salah Vin. Lo salah."

"Ohh.. Jadi Keysha udah ceritain semuanya ke lo? IYA?" bentak Alvin.

"IYA, KARENA DIA TAKUT DENGAN CARA LO YANG KAYAK GINI. NGERTI GAK LO?" Teriak Jeslyn karena ikut tersulut emosi.

"GUE NGERTI. SEKARANG CEPET LO MINGGIR DAN KASIH GUE KUNCI KAMAR INI!"

"GAK MAU!"

Alvin pun dengan segera mendorong tubuh Jelsyn hingga terjatuh ke lantai.

"Aww. Lo udah gila ya Vin?"

"Iya, gue udah gila. Terus kenapa?"

Jeslyn pun langsung bangun dan langsung menerjang tubuh Alvin hingga tersungkur ke lantai. Alvin tidak tinggal diam dan ia langsung kembali mendorong Jelsyn hingga Jelsyn jatuh. Jeslyn meringis karena pergelangan tangannya luka akibat terjatuh.

---

Keysha yang mendengar suara keributan dari atas sana menjadi khawatir. Ia takut Jeslyn kenapa-napa. Lalu ia memutuskan untuk naik keatas. Sesampainya diatas, dia langsung menggedor-gedor pintu kamarnya.

"Jes, lo gak apa-apa kan? Jes?" teriak Keysha.

"Sayang? Diam disitu dan jangan lari." ucal Alvin.

"Gue baik-baik aja Key. Sekarang mendingan lo kabur. Cepetan." teriak Jelsyn.

"Tapi Jes--"

"Gak ada tapi-tapian. Cepet pergi sekarang."

Keysha pun dengan terpaksa pergi meninggalkan Alvin dan Jeslyn.

Alvin berusaha keras untuk mendobrak pintu itu. Jeslyn tidak tinggal diam, ia langsung mengambil pot bunga yang terletak di meja belajar Keysha dan melemparnya ke kepala Alvin.

Alvin merasakan sakit dan sedikit pusing karena kepalanya mulai mengeluarkan darah. Amarah Alvin tidak bisa ditahan lagi. Dengan sekuat tenaga ia mendorong Jelsyn dan kepala Jeslyn terbentur meja belajar Keysha. Dan sekarang Jeslyn jadi tidak sadarkan diri. Alvin dengan segera mendobrak pintu itu dan berhasil.

"Dimana kamu Sayang?" teriak Alvin.

Alvin melihat pintu rumah Keysha terbuka, itu berarti Keysha sudah lari keluar dari rumah. Alvin segera pergi keluar rumah dan mencari Keysha.

Ternyata Keysha pergi kerumah Devian yang tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ia mengetuk berkali-kali pintu Devian.

Tok tok tok

"Dev. Devian." ucap Keysha terburu-buru.

Pintu pun terbuka dan terlihatlah sosok Devian yang seperti habis bangun tidur.

"Keysha?" ucap Devian terkejut.

"Kenapa malam-malam kesini Key? Sendirian?" lanjut Devian.

"Iya Dev. Ceritanya panjang. Pokoknya sekarang lo harus bantu gue. Jeslyn dalam bahaya."

"Ha? Jeslyn kenapa?"

"Gak ada waktu buat ngejelasinnya. Buruan kerumah aku." Keysha menarik tangan Devian agar mengikutinya.

"Ya udah bentar gue ambil motor dulu."

"Gak usah pake motor Dev. Kita harus jalan. Biar gak ketauan."

"Yakin mau jalan? Tadi lo kesini jalan juga Key? Dari tadi lo kaki ayam aja ya kesini?"

"Iya Dev. Gak ada waktu buat pake sendal. Buruan."

"Bentar aku ambilin sendal."

Tak mau menunggu lama, Keysha pun segera berlari lewat belakang menuju kerumahnya. Karena kalau lewat depan, dia takut akan bertemu dengan Alvin. Sehingga dia mengambil jalan memutar.

"Yang penting aku udah kasih tau Devian. Pasti nanti dia bakal nyusul aku kerumah."

Sesampainya dirumah, Keysha langsung berlari menuju kamarnya untuk melihat Jelsyn. Ia yakin Alvin pasti sedang keluar mencarinya walaupun mobilnya masih ada disini.

"Jes, lo gak---" Keysha terkejut melihat Jeslyn sudah tergeletak dilantai tak berdaya.

"Jes, bangun Jes. Ya ampun kepalanya berdarah."

"Keysha, dimana kamu Sayang?"

Sejenak Keysha menoleh ke belakang ketika mendengar suara Alvin.

"Jes maafin gue. Gue yang udah ngelibatin lo sampe lo jadi kayak begini. Bangun Jes. Aku mohon." Keysha menguncang-guncangkan tubuh Jeslyn. Namun tidak ada respon. Tak disangka air mata mengalir melewati pipi Keysha.

"Gue bener-bener minta maaf Jes. Gue pergi dulu sebentar. Nanti gue balik lagi."

Keysha pun langsung bergegas pergi meninggalkan Jeslyn dengan terpaksa. Dari atas ia melihat Alvin sedang mencarinya di dapur dan kamar mandi. Ia pun cepat-cepat menuruni tangga. Namun ia melihat Alvin sedang berjalan menuju ke tangga tapi ia masih belum melihat Keysha. Tidak ada pilihan selain kamar tantenya. Sehingga Keysha langsung bergegas kesana. Keysha langsung bersembunyi dibawah ranjang.

Alvin sudah mencari Keysha diluar dan ia yakin Keysha akan pergi kerumah Devian. Karena rumah Devian tidak terlalu jauh dari rumah Keysha. Saat sampai dirumah Devian, Alvin melihat Devian dengan terburu-buru membawa sandal keluar dan memanggil nama Keysha. Berarti Keysha sudah tidak ada lagi dirumah Devian, sehingga Alvin memutuskan untuk kembali kerumah Keysha. Karena Alvin yakin, Keysha akan kembali lagi kerumahnya untuk menemui sahabatnya. Jeslyn.

"Sayang dimana kamu?" ucap Alvin dengan nada pelan.

Semua tempat dilantai satu rumah Keysha sudah Alvin periksa kecuali satu kamar yang lampunya masih menyala sejak kedatangannya pertama kali tadi. Sehingga Alvin memutuskan untuk memeriksa kamar tersebut.

Dari depan pintu kamar, Alvin melihat ada jejek kaki yang memasukki kamar tersebut.

"Itu pasti jejak kaki Keysha." batin Alvin.

Alvin pun dengan perlahan memasuki kamar tersebut. Namun ia tidak menemukan Keysha disitu.

"Keysha, cepat keluar! Aku tau kamu disini. Kamu mau keluar sendiri atau aku yang bakal nyeret kamu sampai keluar?" Namun tetap tidak ada jawaban.

"Aku bakalan hitung sampai tiga."

"Satu.."

"Dua..."

Keysha mulai ketakutan. Keringat dingin mulai bercucuran dari dahi hingga ke lehernya.

"Dua setengah.."

"Key, kali ini aku gak main-main. Kalau kamu gak keluar, kamu bakalan tau akibatnya." tegas Alvin.

"Tiga."

Alvin pun langsung mencari keseluruh bagian yang ada didalam kamar tersebut. Mulai dari kamar mandi, walk in closet, dan lain-lain. Namun ia masih belum menemukan Keysha. Yang terpikirkan olehnya kali ini adalah dibawah ranjang. Sehingga ia pun bergegas untuk memeriksanya.

Keysha makin ketakutan dan matanya membulat besar saat merasakan ada tangan hangat yang menyentuh pundaknya.

"Akhirnya ketemu juga." seringai Alvin