webnovel

Part 11

Sudah dua bulan Ron berada di mansion Evacska. Kegiatan yang ia jalani masih seperti sebelumnya. Bekerja sebagai selebriti dan menemani Anne untuk datang dalam acara penting atau pesta.

Pagi ini saat mereka tengah menikmati sarapan. Tiba-tiba saja Anne berlari menuju wastafel yang ada didapur. Ia memuntahkan semua makanan yang sudah ditelannya. Ron menghampiri Anne, saat ia ingin membantu wanitanya itu, justru tubuh Anne terkulai lemas. Dengan cepat Ron menangkap tubuh Anne, lalu menggendongnya menuju kamar. Ron memberitahu Granger untuk memanggil dokter.

Lelaki itu kini duduk ditepi ranjang, tepatnya disamping Anne yang masih memejamkan mata. Ron memegang tangan Anne, terasa begitu hangat.

"Permisi Tuan, dokter sudah datang," ujar Granger sembari mempersilakan masuk sang dokter.

"Selamat pagi Tuan, saya akan memeriksa Nona Anne terlebih dahulu."

Ron berdiri dari posisinya dan mengambil langkah mundur. Ia memberikan ruang untuk sang dokter.

Setelah memastikan suhu tubuh dan gejala yang ada. Dokter itu menekan perut Anne. Ia seperti memastikan sesuatu saat ini.

"Apa yang terjadi? Apakah sakitnya sangat serius?" tanya Ron.yang terlihat cemas.

"Tuan, selamat ... Nona Anne tengah hamil saat ini. Usia kandungannya kisaran empat minggu lebih. Lebih tepatnya bisa periksakan Nona Anne ke ruang kesehatan untuk dilakukan USG," jelas Dokter.

Tubuh Ron menegang, ia tak menyangka jika mendengar kata 'hamil' akan membuat jantungnya berdegub kencang.

"Terima kasih, dok. Lalu kapan Anne akan sadar?"

"Sebentar lagi Nona Anne akan membuka matanya," terang dokter.

Ron hanya mengangguk, ia kembali mendekat dan duduk ditepi ranjang. Dokter memberikan vitamin untuk Anne, lalu beranjak dari sana kembali ke ruang kesehatan disisi lain mansion.

Tangan Ron menyikap rambut yang menutupi wajah Anne. Meski sudah melakukannya dengan perlahan, ternyata Anne merasa terganggu. Wanita itu mulai membuka mata, mencoba memfokuskan pandangannya pada lelaki di hadapannya saat ini.

"Ron," ucap Anne lirih.

"Hei, selamat ... kau sedang mengandung sekarang," ujar Ron.

"Benarkah? Aku akan memiliki anak darimu. Terima kasih, Ron," kata Anne dengan wajah bahagia.

Ron hanya tersenyum. Lelaki itu kini sedang berpikir keras tentang perasaannya. Seharusnya ia merasa lega karena sebentar lagi kontrak itu akan selesai. Seharusnya ia merasa senang karena sebentar lagi bisa kembali bersama Fabio.

"Ron, kau kenapa?" tanya Anne yang melihat raut wajah murung Ron.

"Tidak apa-apa, aku juga ikut senang. Sebentar lagi kontrak itu akan selesai, benarkan?"

Seketika raut wajah Anne berubah. Wanita itu melupakan sesuatu yang penting. Sekilas Anne melupakan kontrak yang telah ia tandatangani dengan Ron. Kontrak yang akan memisahkan mereka berdua setelah Anne berhasil mengandung anak Ron.

"Kau benar, pasti kekasihemu akan senang mendengarnya," ucap Anne.

"Ya, waktuku kurang empat bulan lagi. Semoga saja berlalu dengan cepat," ujar Ron dengan seringaiannya.

***

Tiga hari sudah Anne beristirahat karena kondisi kehamilannya yang lemah. Dokter terus memberikan obat agar kandungan Anne bisa bertahan. Saat ini, Anne menyerahkan semua pekerjaannya pada Layla. Sedangkan Ron sendiri harus melakukan pengambilan gambar setiap harinya.

Layla sedang berada di kamar Anne, ia melaporkan setiap pekerjaan sebelum dan sesudah.

"Nona, ini hasil meeting dengan Nona Sia. Sepertinya ia akan mengambil tender bersama kita dengan perusahaan milik Tuan Downey," jelas Layla.

"Bagus, ikuti saja kemauan Sia. Wanita itu hampir sama denganku jika dalam hal bisnis. Jangan khawatir, ia tak akan berani membuat kita kalah dalam setiap tender pada perusahaan yang sama," ujar Anne.

"Baiklah, Nona. Hari ini akan ada pertemuan dengan beberapa mitra perusahaan di pusat kota. Sepertinya Tuan Lucas ingin bertemu dengan anda."

"Beritahu saja jika aku sedang sakit, jangan berbicara lebih lama dengan lelaki itu, ia seperti musuh dalam selimut."

"Baik, Nona."

Layla mengambil berkas-berkas yang ada dipangkuan Anne. Ya, berkas itu baru saja ditandatangani oleh Anne. Tak lama kemudian, Layla undur diri pada Anne untuk segera berangkat menuju tempat pertemuan penting dengan mitra bisnisnya.

Kini Anne hanya seorang diri di kamar. Asisten rumah hanya masuk ke dalam kamar jika sudah waktunya makan atau minum vitamin. Tak jarang Anne juga memanggil mereka untuk membawa camilan atau kudapan.

Pada kehamilannya, Anne menolak untuk makan nasi, ia hanya memakan sayur atau lauk saja. Terkadang ia menjadi sensitif jika Ron tak kunjung datang atau menolak melakukan apa yang diinginkannya.

Infus masih menancap di tangan kirinya, wanita itu benar-benar tidak diijinkan untuk melakukan hal berat. Semua kebutuhannya sudah ada yang mengatur. Granger lah yang selalu ada disudut kamar, lelaki itu duduk di sofa yang ada di kamar Anne selama Ron tidak ada.

"Apa kau tidak jenuh duduk di sana?" tanya Anne.

"Jika bukan karena pekerjaan saya, mana mungkin saya akan bertahan, Nona," jawab Granger dengan wajah datar.

"Hahaha, dasar kau ini! Pergilah keluar untuk sekedar menghisap gulungan tembakaumu!"

"Apa ini perintah?"

"Ya! Cepat pergi, aku ingin memejamkan mataku untuk beberapa saat."

"Baiklah, Nona. Saya permisi."

Granger berpindah posisi, kini ia berjalan keluar dari kamar. Lelaki itu pergi menuju taman di samping mansion, tempat favoritnya.

"Haaahhh, andai kau tahu betapa aku mengkhawatirkan dirimu," gumam Granger.

Ia hanya bisa menghela napasnya. Memikirkan masa depan wanita yang tak seharusnya ada dipikirannya. Granger tak dapat berpikir jika wanita itu akan hidup sendiri dengan anaknya kelak. Bahkan ia tidak memiliki ikatan dengan siapapun.

"Dasar bodoh! Kenapa kau selalu saja egois," tambahnya.

Untuk sesaat, Granger mengingat kata-kata Anne saat ia pertama kali ditugaskan untuk menjaganya.

"Hi, Granger. Namaku Annemarie. Aku harap kau akan bertahan menghadapi sikapku."

"Nona, sudah seharusnya saya bertahan."

"Semua pengawalku sebelumnya juga berkata sepertimu,"

"Benarkah?"

"Ya, mereka hanya bertahan paling lama satu minggu. Jika kau bisa bertahan selama satu bulan, aku akan menjadikanmu kaki tanganku."

"Apa itu artinya, saya akan selalu berada disamping anda?"

"Tentu saja. Bahkan kedudukanmu akan sama seperti orang-orang yang selalu ada di belakang papa."

"Tentu saya akan bertahan."

"Buktikan! Bukan dengan ucapan, tapi tindakan."

Granger menengadah, ia mengingat masalalunya dengan baik. Meski sekarang lelaki itu sudah menjadi orang kepercayaan Anne. Namun, ia merasa masih ada yang Anne sembunyikan darinya.

Sudah hampir satu jam lelaki itu duduk di sana. Tanpa sadar ia sudah menghabiskan enam gulungan tembakaunya.

"Sial, kenapa aku lupa!" serunya yang langsung saja masuk ke dalam mansion.

Granger menuju dapur, ia melihat seorang asisten rumah akan mengantarkan makanan untuk Anne.

"Biarkan aku yang membawa," sela Granger.

"Baik, Tuan."

Granger berjalan menuju kamar Anne, tanpa perlu mengetuk pintu ia masuk begitu saja. Granger melihat Anne masih memejamkan matanya. Ia meletakkan nampan berisi makanan itu diatas nakas. Lalu Granger duduk ditepi ranjang, ia mengusap lembut pipi Anne.

"Ehem, apa sudah waktunya kau mengganguku?" tanya Anne dengan mata tertutup.

"Waktunya makan, Nona. Jangan membuat pekerjaanku bertambah banyak," ujar Granger dengan menyeringai.

"Hemm, kau ini!"

Granger membantu Anne untuk bersandar pada badan ranjang. Ia meletakkan nampan yang bisa menjadi meja itu tepat diatas tubuh Anne. Lelaki itu menyuapi Anne dengan perlahan hingga makanan itu habis tak tersisa.

"Kau tahu aku bisa makan sendiri, kenapa kau memanjakanku, Granger?" tanya Anne.

"Ini bagian dari pekerjaanku, memastikanmu makan dengan benar."

"Kau terlihat seperti papa saat ini! Kau harus tau itu," sindirnya dengan tersenyum miring.

"Kalau begitu, panggil papa!"

"Dasar tak tahu diri!" celetuk Anne yang terlihat mulai kesal.

"Sudah selesai. Sebentar lagi dokter akan datang untuk memeriksa kondisimu,"ujar Granger memberitahu.

" Ya, aku tahu itu."

Granger membawa nampan kosong itu pergi menuju dapur. Saat Granger akan kembali lagi kekamar, ia melihat Ron yang baru saja datang.

"Apa ia baru saja makan?" tanya Ron.

"Ya, sebentar lagi dokter akan memeriksanya."

Granger melangkah menjauhi Ron. Melihat Ron datang lebih awal membuat Granger kesal. Pasalnya, jika Ron sudah hadir makan Granger tidak akan dibutuhkan oleh Anne. Lelaki itu akan berdiam diri di kamarnya atau memilih untuk sekedar berbincang dengan pengawal lain di ruangannya.