webnovel

Bab 3

"sepertinya kau sudah siuman.." kata seseorang yang datang dari balik pintu berjalan menuju kearahnya.

sosok itu adalah seorang gadis bertubuh pendek, berambut pirang sebahu , dan mata biru jelinya yang begitu menawan. wanita itu selalu terlihat begitu anggun dan tampak menarik bagi siapa saja yang melihatnya.

"uhh.."

"iya.. sepertinya dia sudah bangun lagi.." timpal wanita berambut perak yang duduk diranjang.

Alucard mencoba bangkit untuk duduk. tapi kekuatannya begitu terkuras sehingga mengangkat tangannya pun agak kesulitan.

"berbaring saja.. bagaimana keadaanmu..?" tanya wanita berambut pirang itu. kini ia duduk diranjangnya bersebelahan denganwanita berambut perak itu.

" Aku baik baik saja.. uhh.. apa yang terjadi..?"tanya Alucard. matanya menatap 2 wanita yang ada disisinya..

"kau pingsan lagi saat aku mencoba menyembuhkan lukamu. jadi aku harus memanggil kakakku untuk memberi perawatan yang lebih.." sahut wanita berambut perak itu.

"umm Ruby.. bisa kau menjaganya..? aku akan membawakan makanan untuknya.." lanjut wanita itu..

"baiklah miya.. terima kasih.." jawab Ruby

Miya kemudian beranjak dan pergi meninggalkan mereka berdua didalam ruangan itu.

"seharusnya kau tidak perlu melakukan itu.. kau masih saja seperti dulu.. melakukan sesuatu tanpa pertimbangan.. dan lihat apa yang terjadi sekarang..!" kata Ruby.

ia memandang Alucard dengan penuh kekhawatiran. ia tidak pernah sebegitu khawatir sebelumnya ketika melihat sosok didepannya terbaring penuh luka pingsan selama tiga hari lamanya.

"itu sudah tugasku dan aku tidak bisa bernegoisasi dengan itu." jawab Alucard setelah mengumpulkan kekuatan untuk mengatakan sesuatu.

"aku tau.. kau selalu mengatakan itu ketika aku mencoba menasehatimu.. tidakkah kau berpikir ada orang lain yang mencemaskanmu..? "jelas Ruby. mata biru danaunya beriak. menunjukan rasa cemas yang begitu dalam.

ia jelas begitu cemas. baginya sosok Alucard adalah sosok yang selalu ada untuknya. ia tidak tau harus menganggapnya sebagai kakak atau seseorang yang lebih dari teman. yang jelas ia sangat menyayanginya.

mereka selalu menghabiskan waktu bersama. mereka sudah berteman sejak lama. meskipun sosok Alucard yang dulu sangat kontras dengan yang sekarang ada dihadapannya. tapi ia tetaplah Alucard yang ia kenal. masa kecilnya memang penuh dengan penderitaan. ia pernah dihajar oleh sekelompok iblis ketika ia sedang berburu hewan. tapi untungnya ketika itu ada seorang demon hunter yang menyelamatkannya. alih alih membiarkannya pergi, Alucard justru mengejarnya dan memintanya untuk mengajarinya cara berkelahi dan menjadi seorang petarung handal. melihat kegigihan Alucard. akhirnya ia memutuskan untuk mengajak Alucard kerumahnya.

setiap hari Alucard harus pergi dari rumahnya menuju tempat terpencil dimana rumah demon hunter itu berada. Alucard tidak tinggal bersama orang tuanya, karena orang tuanya adalah mandor dari yang mulia Tigreal, sehingga mereka harus tinggal diistana. alihalih membawa anaknya ke istana mereka justru hanya meninggalkannya dengan beberapa pelayan dan orang kepercayaan ayahnya. tapi jelas semua itu membuat Alucard merasa tidak puas. sampai disuatu hari dimana ia pergi meninggalkan rumahnya dan memutuskan untuk tinggal bersama demon hunter yang cukup jauh dari rumahnya. ia mempelajari banyak hal dari demon hunter.

sampai suatu ketika ia menyadari bahwa sang demon hunter tidak sedang berada dirumahnya. menyadari ketidak biasaan itu, Alucard bangkit dan mencari sang demon hunter. ia pergi ketempat yang ia duga tempat perginya demon hunter. benar saja, tak lama setelah ia mencari, ia melihat sosok yang begitu akrab dihadapannya, namun sosok itu terbaring lemah dan tidak mampu melakukan apa apa. menyadari sosok itu adalah gurunya. dengan cepat ia berlari kearahnya dan bersimpuh dihadapannya. ia menaruh kepala gurunya diatas pahanya. ketika itu, setetes air hangat tiba tiba terasa mengalir dari ujung kedua matanya. ia mulai meringis, terasa ada sedikit cubitan kecil dihatinya. wajahnya yang menawan kini telah berubah. ia kemudian bangkit, mengangkat sosok itu dipundaknya dan membawanya pulang.

Gurunya adalah seorang pria paruh baya. beberapa hari sebelumnya gurunya berwasiat kepadanya agar semua barang yang ia miliki diwariskan kepadanya, tentu saja diantara warisan itu adalah pedang raksasa yang kini ada digenggamannya, tapi selain itu, ia juga meminta Alucard untuk melakukan cita citanya menjadi demon hunter sejati.

Hatinya semakin terbakar oleh api dendam ketika mengetahui bahwa yang membunuh gurunya itu adalah iblis.

setelah itu ia kembali ketempat asalnya dan ingin menjadi prajurit diantara orang orang yang melawan iblis. saat itulah ia bertemu dengan gadis imut ini. ia melihatnya sedang bertarung dengan sekelompok serigala besar. dan senjatanya yang besar nampak begitu kontras dengan tubuhnya. tapi Alucard terkagum ketika melihat ia menghabisi serigala itu sendirian.

merasa ada yang memperhatikan, gadis itu menoleh kearahnya. dan wajah yang tadinya dipenuhi aura seorang petarung, perlahan mulai memudar digantikan senyuman indah diwajahnya. kemudian ia meletakan senjatanya ditanah dan menghampiri Alucard. ketika itulah mereka mulai berteman dan saling berbagi 1 sama lain. Ruby adalah seorang yatim piatu setelah semua keluarganya dihabisi oleh serigala karena melindunginya. dan Alucard adalah sosok pria penuh ambisi yang juga telah lama tidak bersama keluarganya. tapi mereka berdua tau, ketiadaan keluarganya akan mengubah mereka menjadi seseorang yang lebih dewasa dan pantang menyerah.

Alucard membalas tatapan itu dan tersenyum. tangannya terangkat dan membelai pipi gadis itu.

"Baiklah.. tapi kau juga tau.. sampai kapanpun aku tidak akan menarik kata ktaku.." katanya

Ruby menggenggam erat tangan yang membelai pipinya dan tersenyum.

"dan kau juga tau.. bahwa bagaimanapun aku tidak akan meninggalkanmu.." balasnya

"tentu saja aku tau..." jawab Alucard.

mereka tenggelam dalam tatapan dan senyuman satu sama lain.

seorang gadis berambut perak itu kembali masuk kedalam ruangan dengan membawa beberapa buah2an, bubur gandum dan susu yang baru saja diperah.

ia kemudian menaruh nampannya diatas meja.

" ini.. maaf membuatmu menunggu.. kau pasti sangat lapar setelah 3 hari tidak makan bukan..?" kata gadis itu..

"terima kasih" jawabnya singkat. ia kemudian bangkit untuk duduk.

" tidak.. aku yang harusnya berterima kasih kepadamu.. entah apa yang akan terjadi waktu itu jika kau tak datang waktu itu." lanjutnya

Alucard hanya membalas senyuman

" kau memiliki tubuh yang sangat kuat. kakaku bilang bahkan jika itu bukan dirimu. itu pasti akan mengalami koma selama berminggu minggu.." katanya sambil tersenyum.

" sebegitu kuatkah..? menurutku itu adalah standar dari petarung sejati.." jawabnya. terdengar meyakinkan. semua tersenyum

"baiklah.. apa perlu aku suapi sekarang..?" tanya Ruby memecah kecanggungan dengan semangkuk bubur ditangannya

"aku tidak menolak.." jawab Alucard ia menatap mata biru manisnya.

Miya hanya bisa tersenyum melihat mereka begitu romantis. tapi entah kenapa, ada sesuatu yang tak biasa ia rasakan didalam hatinya. tapi ia segera menepisnya. kemudian

pamit kepada mereka untuk meninggalkan ruangan.

"baiklah.. aku sangat berterima kasih untuk semuanya.." kata ruby setelah miya memamitkan dirinya. tangannya ketika itu masih memegang sendok yang sedang dimasukan kedalam mulut Alucard.

Miya kemudian beranjak dan berhenti diambang pintu kemudian berbalik

"oh ya... jika kalian membutuhkan sesuatu.. katakan saja.." kata Miya. kali ini senyumnya memudar.

"kami pasti akan melakukannya.." jawab ruby.

sosok pria tampan itu adalah yang terakhir yang ia tatap sebelum meninggalkan ruangan.

***

"Miya.. bagaimana..? apa dia sudah lebih baik..?" tanya sosok pria tinggi elf dihadapannya. sosok itu tidak lain adalah kakaknya, Estes. dia sebenarnya adalah seorang raja moon elf dsalah satu kerajaan peri. namun kerajaannya kini telah dihancurkan oleh pasukan dark abyss yang dipimpin oleh king Martis dan Lady Alice.

kehancurannya memaksanya untuk mundur dan pergi bersama adiknya ketempat sekarang ini. ia sekarang menjadi salah satu penasihat yang Mulia Tigreal dan dengan kemampuan penyembuhnya yang luar biasa ia menjadi salah satu sosok terpenting saat ini dikerajaan.

"umm.. iya seperti yang kau katakan.. ia memang memiliki fisik yang bagus.." jawabnya datar.

"baguslah.. lalu kenapa kau meninggalkannya sendirian..?" tanyanya

"dia tidak sendiri.. dia bersama Ruby.." jawabnya. kepalanya tertunduk

"Ah iya .. gadis itu selalu bersamanya.. mereka tampak serasi.."

entah kenapa.. kata kata kakaknya itu terasa tidak dipersetujui olehnya.. batinnya seolah olah menolak. ia benar benar merasa aneh untuk pertama kalinya. Miya adalah sosok gadis yang tangguh dan periang. tapi setelah itu tiba tiba ada sesuatu yang membuatnya berbeda setelah pertemuannya dengan lelaki yang menyelamatkannya itu. emosinya begitu campur aduk dan tidak dapat dijelaskan dengan kata kata..

" hei.. ada apa..?" tanya sang kakak ketika menyadari bahwa adiknya melamun daritadi..

Miya tidak menjawab tapi tersenyum kearahnya.

"sepertinya kau memikirkannya.." lanjutnya

"mungkin begitu.. aku hanya terkesan padanya.." jawabnya tanpa menoleh kearahnya.

"baiklah.. aku mengerti.." estes terdiam sejenak sambil mengambil buku sucinya diatas meja kemudian melanjutkan "sebaiknya kau pergi berlatih.. lolita mungkin sudah menunggumu di luar.."

"baiklah kalau begitu.." kata Miya sambil beranjak untuk meninggalkan ruangan.

"Aku pergi.."