webnovel

Buah Mel

Fargo melangkah mengikuti Lea yang berjalan mendekat kearah tiga orang peri dengan keranjang di punggung mereka, pohon-pohon beraroma sukrosa yang kuat menjulang di sisi kanan dan kiri mereka.

"Hai Fin,Midea,Griseo, bagaimana panennya? apa hasilnya nya bagus? " Tanya Lea sembari mengambil sebutir buah sebesar kepalanya, berwarna biru terang dengan bentuk yang sama persis dengan apel, pohon mel tak pernah berhenti berbuah setiap hari buah-buah mel akan selalu siap di panen sepanjang waktu buah itu biasanya di gunakan sebagai bahan dasar untuk ramuan obat atau menjadi bahan campuran ramuan sihir.

"Emm.. Seperti biasa mereka manis, " Sahut Griseo dengan senyum ramahnya.

"Kau membawa seseorang Lea?? " Tanya Fin saat melihat Fargo yang tengah berjalan tepat di belakang Lea.

"Ya, kurasa Griseo sudah mengenal nya," Ujar Lea sembari melempar buah mel yang ia ambil dari keranjang Griseo ke arah fargo,dengan spontan Fargo mencoba menangkap buah itu.

"Apakah ini apel varietas terbaru? " ujar Fargo sembari menatap buah besar di tangannya.

"Itu buah Mel, cobalah!! " Titah Lea memerintahkan fargo untuk mencicipi buah di tangannya.

Fargo menatap sedikit curiga kearah Lea dan para peri yang ada di hadapannya, seolah ia khawatir di dalam buah itu terdapat racun mematikan.

"Makanlah,buah itu takkan membunuhmu," ucap Lea mencoba meyakinkan Fargo sekali lagi.

Fargo menelan Saliva nya, ia mendekatkan buah itu kearah mulutnya, pada gigitan pertamanya fargo merasa tak asing dengan rasa buah itu, rasa manis yang pekat mengalir ke kerongkongannya,daging buah yang sangat berair dan terlihat transparan membuat nya kagum.

"Anggur di dalam apel?? " Ujar Fargo yang kemudian mencoba memahami kembali, rasa di mulutnya.

"Tidak ini madu, " Ujarnya menimpali kalimatnya sendiri.

Lea hanya menggeleng perlahan menyaksikan Fargo yang mulai sibuk bermonolog di hadapan buah yang menurutnya tak biasa itu.

"Griseo bisakah kita bicara beberapa hal,?? Tanya Lea dengan nada serius.

" Tentu, " Griseo mengajak Lea menuju sebuah pondok kecil yang terbuat dari kuncup bunga tulip di pinggiran kebun itu.

"Ini akan sedikit mengejutkan, tapi dia dan dua temannya memang ksatria yang pernah di sebut oleh Bana, " Terang Lea.

"Aku tak terkejut soal itu karena sejak portal penghubung itu tak bisa di lalui, tak ada satu pun manusia yang bisa masuk ke Mirabilis kecuali karena takdir mereka, " Ujar Griseo yakin.

"Um, kurasa kau benar. "

"Jadi siapa dia,?? Bukankah Bana menyebut 3 nama, " Tanya Griseo.

"Madah, " Sahut Lea sembari matanya terus memperhatikan Fargo.

"Madah?? Itu artinya dia memiliki mantra penghancur sihir lain?? " Griseo mencoba memastikan.

" Ya, dia selalu mengucapkan mantra aneh setiap kali dia ketakutan, dan mantra itulah yang menghancurkan sihir lain" Sambung Lea.

"Lalu 2 yang lain adalah Aksa dan Daksa,?? " Tanya Griseo lagi.

"Benar, Bonum bahkan sudah menguji kekuatan mereka, " Terang Lea.

"Bukankah ini berita yang bagus, Mirabilis akan segera pulih dan batu Pulchara bisa segera kita rebut kembali dari tangan Motus " Ujar Griseo bersemangat.

"Seharusnya begitu, tapi ada sedikit masalah, " Ujar Lea melenyapkan semangat Griseo seketika.

"Masalah? " Tanya Griaeo bingung.

"Dia masih menganggap Mirabilis tidak nyata, meski Bonum sudah berkali kali meyakinkannya, yang satu itu benar-benar keras kepala, " terang Lea.

Griseo segera mengalihkan pandangannya pada Fargo, pemuda yang saat ini tengah berjalan kearahnya itu memang tampak angkuh.

"Hey, bisakah kalian jelaskan tentang buah ini? kenapa dia memiliki bentuk dan rasa yang aneh, " Tanya Fargo yang kini berada di hadapan Lea dan Griseo.

Griseo bangkit dari duduknya, ia dan Fargo memiliki ukuran yang sama kali ini. Griseo adalah seorang peri dewasa dengan wajah tenang dan rambut berwarna perak, Griseoa dalah pemimpin para peri di Nhympodora.

"Buah itu berbeda dengan buah yang pernah kau lihat di duniamu, buah mel adalah buah sihir yang memiliki banyak manfaat bagi kami yang tinggal di dunia bawah, buah ini tumbuh dari tanah ajaib, tentu saja dia menjadi buah yang berbeda, buah mel tak hanya menjadi buah penyembuh tapi juga bisa menjadi racun bagi mereka yang tak mempercayainya, " Terang Griseo yang membuat Fargo tak mengerti.

"Mempercayai? Maksudmu kita harus percaya pada buah ini? Astaga ini konyol, " Ujar Fargo terdengar meremehkan.

"Siapa yang kau sebut konyol?" Ucap sebuah suara yang tak di kenal,suara itu tak berasal dari Griseo maupun Lea.Fargo mengedarkan pandangannya mencari si pemilik suara tadi.

"Kurasa aku mendengar seseorang berbicara, apa kalian juga dengar?" Tanya Fargo pada Lea dan Griseo yang hanya menggeleng.

"Sepertinya otakku sudah terganggu, ini ku kembalikan saja padamu, aku tak menyukai buah aneh," Ujar Fargo sembari menyerahkan sisa buah mel di tangannya pada Griseo.

"Kau sudah memakan separuh kepalaku dan sekarang kau mengatakan tak menyukaiku??" Buah mel di tangan Fargo tiba-tiba memiliki wajah.

Fargo spontan melempar buah yang tampak hidup itu, namun Lea segera menangkapnya.

'Huweekk... Uhukkk.. Uhukk.. Huwekkk' Fargo mencoba memuntahkan beberapa daging buah mel yang sempat ia makan.

"Oh hai Lea, apa itu kau?? " Tanya buah mel yang berada di tangan Lea, buah itu tampak ramah dan mengenali Lea.

"Tentu ini aku, bagaimana kabarmu mel ? " Tanya Lea sembari memegangi buah yang tengah tersenyum padanya.

"Kuharap kabarku baik tapi bocah itu sudah merusak hariku,? Sahut buah yang bisa bicara itu.

" Astaga maafkan dia, " Ucap Lea sembari membalas senyuman buah Mel.

"Makhluk apa dia sebenarnya ? kenapa dia bisa bicara?? " Ujar Fargo yang masih tak berhasil memuntahkan buah yang terlanjur di makannya.

Buah mel yang berada di tangan Lea segera menoleh kearah Fargo.

"Bocah ini terlalu kasar, apa dia temanmu?? " Tanya buah mel pada Lea.

"Ya tuhan dia benar-benar hidup, " Ucap Fargo mulai merasa takut.

Lea membawa buah mel mendekat kearah Fargo.

"Kurasa kau akan mengenali dia jika kau mencoba merasakan bekas gigitannya di kepalamu mel, " Ujar Lea memberi saran.

Buah mel itu tampak memejamkan matanya sesaat.

"Ada sihir di lidahnya, apakah dia...? " Pertanyaan buah mel terhenti, ia menatap Fargo lekat-lekat.

Tiba-tiba Fargo merasakan keanehan pada sekitarnya yang mendadak menggelap, pemuda itu mengedarkan pandangannya dengan cepat, Lea dan para peri tiba-tiba menghilang,Fargo mulai di hinggapi rasa cemas, pepohonan mel di sekitarnya bergerak-gerak dengan cepat seperti tertiup angin kencang tapi di sana tak ada angin berhembus sama sekali, mungkinkah ada hal lain yang menggerakkan pohon-pohon itu ??

'Plukk...plukk...plukkkk'

Buah mel berjatuhan dengan sendirinya dalam jumlah yang sangat banyak,buah-buah itu menggelinding cepat kearah Fargo secara bersamaan.

"Oh tidakkk!!! " Kaki Fargo terasa gemetar nafasnya memburu melihat ribuan buah menyerbu kearahnya bergerak cepat seperti gerombolan serangga yang mengerikan, pemuda itu ingin berlari tapi ia di kepung, ia tak menemukan celah sama sekali.

"Lea !!!!!Dimana kau!!!!Tolong aku!!! , " Pekik Fargo sembari mencoba menendang buah-buah yang mulai melompat ke tubuhnya.

"Tidakkk!!! Menyingkirlah kalian!!!Rennn!!!! Tolong aku!!! " Kepanikan semakin menguasai pemuda itu.

"Obvolvere...obvolvere..." Bisik Fargo dengan nafas terengah.

'Blupp.. Blupp... Blupp' tiba-tiba ratusan buah itu meletup seperti gelembung dan menghilang. Keadaan di sekitarnya turut kembali menjadi terang.

"Fargo, apa kau baik-baik saja?" Tanya Lea sembari menepuk bahu Fargo dengan sebelah tangan Lea masih memegangi buah mel.

Fargo membuka matanya, ia menatap lamat-lamat kearah sosok cantik di hadapannya.

"Jauhkan buah itu dariku!! Dia mengerikan, " Ujar Fargo sembari menunjuk kearah buah mel di tangan Lea.

"Buah?? Maksudmu buah ini?? " Tanya Lea sembari mengangkat buah itu tepat di depan wajahnya.

"Dia hidup!! Dia bisa bicara!! " Ucap Fargo lagi sembari menarik tubuhnya mundur dari hadapan Lea.

Harpy cantik itu mengalihkan pandangannya pada Grisseo dengan tatapan penuh tanya, seolah ia tak mengerti dengan apa yang di katakan Fargo, lagi-lagi Griseo hanya tersenyum.