webnovel

Aksa, Daksa, Madah

Bonum mengulurkan sebuah bulu berukuran besar.

"Ini milik mu?? " Tanya Ren sembari menerima bulu tersebut.

"Bukan,Ini milik Bana, bulu kami memiliki warna yang hampir sama namun milikku berwarna lebih pekat, genggam ini dan lihatlah apa yang akan kau temukan, "ujar Bonum yang segera di patuhi oleh Ren.

Dengan perasaan sedikit gugup Ren menatap bulu berwarna merah kelam itu,melakukan hal yang sama seperti saat menatap bulu harpy di tangannya, iaterlihat berkonsentrasi guna menarik semua sihirnya berkumpul di netranya,seketika kekuatan matanya kembali aktif, pandangannya seolah masuk pada portal waktu berkecepatan tinggi, dan bayangan-bayangan aneh berputar seperti rol film,seekor harpy cantik dengan bulu merah menyala, Mirabilis yang damai,teriakan Lea saat di kutuk dan beberapa kilasan wajah-wajah makhluk sebangsanya mengenakan pakaian aneh yang terlihat kuno dan membaur dengan para makhluk Mitology, peperangan yang menumpahkan darah penduduk Mirabilis. Para thormen berukuran besar dengan wajah buruk rupa dan kulit kelabu yang di penuhi duri,mereka tampak membawa sejenis hewan mengerikan lainnya. Bayangan Bana kembali muncul saat ia meleburkan kekuatannya untuk menjaga Mirabilis, Bana mengucapkan sesuatu yang bisa di dengar jelas oleh Ren.

"Mereka akan datang, pulchara akan kembali,mereka pasti datang, yang darahnya akan mematahkan kutukan Lea, Mirabils akan kembali seperti seharusnya, Aksa, Daksa, Madah, mereka akan datang!!!" Ucapannya menggema bersamaan dengan tubuhnya yang berubah menjadi seekor burung.

Ren tersentak seketika, ia menghela nafasnya dalam seolah baru saja di tarik dari kedalaman air.

"Apa yang kau lihat?? "Tanya Bonum sembari menahan tubuh Ren yang nyaris terjerembab ke belakang karena keterkejutannya.

Ren mencoba mengatur nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Bonum.

"Bayangan masa lalu"sahut Ren.

"Apa kah ada kalimat di sana yang kau temukan?? " tanya Bonum ingin tahu.

Ren mengangguk cepat, bayangan- bayangan tadi sedikit membuatnya pusing, pemuda itu memegangi kepalanya.

"Aksa, Daksa, Madah." Ucap Ren sembari menatap kearah Bonum

"Itu kalimat Bana?? "Bonum berkata dengan mimik serius karena ia pun mendengar perkataan yang sama dari mulut Bana ratusan tahun yang lalu.

Ren kembali mengangguk mengiyakan kalimat Bonum. Pria bertubuh Harpy itu tampak berpikir dalam, wajahnya menunjukan keseriusan seolah ia telah memikirkan sesuatu yang ia yakini.

"Aksa adalah kau si pemilik visus,kau memiliki mata yg istimewa" Ujar Bonum sembari menunjuk kearah Ren.

"Daksa adalah kau dengan kekuatan sihir yang mengalir hampir di seluruh tubuhmu" Bonum menunjuk Edgar dan membuat pemuda itu menaikkan sebelah alisnya.

"Dan kau adalah Madah, kalimat keramat mu ketika kau ketakutan adalah pematah setiap sihir." Kemudian Bonum menunjuk Fargo yang masih mematung.

"Jadi yang Bana sebut akan datang adalah kami?? "Tanya Ren yang sudah mendengar keseluruhan kalimat terakhir Bana. Bonum mengangguk yakin.

"Tapi apa dengan semua kekuatan yang kami miliki kami bisa dengan mudah mengambil kembali batu pulchara nya?" Tanya Edgar.

"Tidak,Kekuatan sihir kalian masih perlu di latih agar menjadi lebih kuat,karena musuh terbesar kalian adalah Motus dengan peliharaannya yang cukup ganas yaitu Anubis,para thormen yang sebenarnya adalah sekelompok roh dari lembah kelabu juga memiliki beberapa hewan sihir bernama fracti, beberapa tahun lalu thormen melepaskan hewan mengerikan itu untuk merusak Vallos land,mereka semua adalah lawan yang sangat kuat dan tak mudah untuk di kalahkan"

Terang Bonum

"Jadi kami takkan bisa pulang dalam waktu dekat ini?? " tanya Fargo yang sebenarnya masih belum sepenuhnya percaya dengan setiap keajaiban yang ia saksikan dengan matanya sendiri itu. Fargo tetaplah pemuda skeptis yang sulit menerima hal-hal yang berbau magis dan di luar logika.

"Sepertinya temanmu yang satu itu masih meragukan Mirabilis"ujar Bonum saat mendengar pertanyaan Fargo.

"Apa kalian berdua benar-benar percaya dengan semua ini??astaga aku sangat yakin kita mungkin masih dalam kondisi koma di rumah sakit dan ini hanya bagian dari mimpi kita" ujar Fargo dengan keras kepala.

"Apa aku perlu menjatuhkan mu ke dalam jurang kematian Viestria sekali lagi agar kau benar benar bisa membedakan mimpi dan realita??" tanya Bonum yang tampaknya sedikit merasa kesal pada Fargo.

"Bolehkah aku membawanya ke suatu tempat untuk membuatnya percaya?? " Lea mencoba menawarkan diri untuk meyakinkan Fargo kali ini.

Bonum menatap penuh tanda tanya pada Lea, seolah ia keberatan Lea akan pergi bersama Fargo.

"Aku akan sangat berhati hati" Sahut Lea yang seolah mengerti dengan ke khawatiran Bonum, karena sebenarnya di waktu waktu tertentu beberapa thormen akan berkeliling di Mirabilis untuk menjarah beberapa tumbuhan yang bisa mereka makan.Hanya Viestria ya g tak bisa di masuki oleh para thormen karena sekelompok Harpy terkuat selalu berjaga di gerbang masuk Viesteria.

Bonum mengangguk memberi ijin pada Lea untuk membawa Fargo.

Lea segera merubah bentuk tubuhnya menjadi berukuran raksasa dan mendekat pada Fargo.

"Naiklah" titah Lea pada pemuda itu.

Fargo menatap ragu pada Harpy cantik yang akan mengajaknya pergi.

"Ayo !! Aku akan mengajakmu ke suatu tempat, ini takkan menakutkan percayalah," ujar Lea, mencoba membujuk pemuda itu sekali lagi.

Fargo akhirnya menerima tawaran Lea, ia pun mulai memanjat ke punggung Lea dengan berpegang pada bulu bulu raksasa itu.

"Berpeganglah!! "titah Lea sebelum melesat keluar dari tempat tinggal Bonum. Sayap Lea membentang menyapu angin mereka bertemu dengan beberapa Harpy penjaga.

"Hey... Lea, siapa yang ada di punggungmu?? " tanya salah satu Harpy penjaga saat melihat Fargo yang duduk di punggung Harpy cantik itu

"Dia Madah"Sahut Lea sembari melesat menjauh.

"Madah?? Siapa Madah, apa dia dari bangsa peri?? " ujar Harpy lainnya tampak bingung.

"Mungkin saja, tubuhnya sangat kecil tapi dia tak punya sayap," sahut yang lainnya.

"Mungkin sayapnya belum tumbuh" timpal yang lainnya lagi

"Astaga, itu bukan urusan kita, berjaga lah dengan baik, atau Tuan Bonum akan menghukum kita semua."

Ujar Harpy yang sempat menyapa Lea.

Lea terbang melewati padang Lavanda yang terlihat sepi, hanya aroma semerbak yang tercium kuat saat mereka melewati tempat itu.

"Kau akan membawaku kemana?? " tanya Fargo

"Kita akan ke Nymphodora untuk memetik buah Mel" sahut Lea

"Tcih... Kau membawaku keluar dari tempat mengerikan itu untuk memetik buah?? " ujar Fargo mendecih dengan nada malas , sementara Lea hanya tersenyum mendengar ocehan Fargo

Mereka segera tiba di Nymphodora yang merupakan pemukiman para peri, berbeda dengan Lavanda, nymphodora justru tampak ramai dengan makhluk- makhluk kecil yang terlihat berterbangan kesana kemari.

"Hey lihat itu Lea... " ujar Amisa yang tengah membawa sebuah cangkir yang besar dan terbuat dari gulungan daun mint berisi cairan berkilau beraroma manis.

"Hei... Amisa apa kau baru saja menimba madu?? "tanya Lea

"Ya... Kau mau mencobanya?? "tawar Amisa pada Lea, yang perbandingan tubuhnya amat jauh dengan Amisa.

"Aku ingin memetik buah Mel, apa ada seseorang di sana?? " tanya Lea lagi sembari melayang tinggi.

"Tentu, Fin, Griseo dan Midea ada di sana" sahut Amisa sembari berteriak

"Baiklah aku akan pergi menemui mereka, sampai jumpa Amisa" Lea segera menuju ke kebun Mel dengan membawa Fargo di punggungnya.

setibanya di sana Lea merubah ukuran tubuhnya menjadi sangat kecil seperti ukuran peri, begitupun tubuh Fargo yang dengan ajaib mengecil dengan sendirinya.

Fargo mengamati tubuhnya yang menjadi sangat kecil itu dengan penuh keterkejutan dan rasa heran.

"apa yang terjadi padaku?? " ujar Fargo terkejut.

"kau akan baik baik saja, ini Mirabilis semua sihir di tubuhmu terkoneksi dengan tanah kami jadi keajaiban sihirnya akan merespon tanah Mirabilis, kau bisa melakukan banyak hal dengan kekuatan sihir di tubuhmu" Terang Lea.

Fargo tak mengerti dengan maksud dari perkataan harpy cantik itu.