webnovel

CHAPTER 1

Tanah lembab berserak daun kering, suaranya begitu renyah kala dua pasang sepatu sandal menginjak dan terus berjalan beriringan. Beberapa pasang bola menyelinap di balik rimbunnya pepohonan, sekelebat ia mengikuti gerak langkahku yang menapaki jalan satu persatu.

"jam 1!" gumamku .. Sinar matahari seharusnya sedang meninggi tapi hanya mampu menelisik di antara dedaunan yg menyerah terhempas angin, dan suara ga'ang sesekali unjuk gigi. Sepanjang perjalanan, dadaku tak pernah berdarah namun perihnya masih terasa. Tahun pertama .. kali ini lembah ngarai yang ketiga, kususuri demi sebuah ambisi. Ambisi menghabisi dia yang tak pernah peduli, dan selalu mengungguli.

"Ujang, coba minta bantu ke abah anom biar fia bisa kembali lagi sama kamu" sebuah restu ibu yang menguatkanku berada disini berjibaku tanpa lelah demi sebuah kata "aku menyerah". Pukul 5 sore jam di tanganku detiknya masih tetap berputar, rambatan akar pepohonan kami singkap satu persatu, dengan tebasan golok, tetesan air sesekali jatuh menimpa tanah yang penuh akar belukar. "tebas aja, asal bisa dilewati" pinta Abah Anom.

***

Semburat kekuningan lembayung perlahan berganti rupa, awan kelabu bersiap berganti posisi mengelamkan langit. Ringkak polah anak-anak berbondong menuju surau. Semilir angin perlahan menusuk-nusuk helaian kain Mama, "masuk ndo .. maghrib" seraya menggandeng Fia masuk.

Pandangan Fia mengarah ke langit-langit kamar, "rasanya ada yang selalu mengintaiku Ma'" tapi aku gak tau. Sesekali tangannya sibuk membetulkan baju area dadanya yg terasa di hantam palu gada.