webnovel

Hidung dan Pintu Yang Terbanting

“Atau kamu nggak mau minta tolong orang lain? Tau nggak, Von. Room boy di sini cakep-cakep lho.”

Vonny memekik. Tak menyangka bossnya seusil itu dalam candanya.

“Aku mengerti. It’s okay,” Rania tersenyum melihat candaannya berhasil membuat Vonny terpekik seperti itu. “Atau perlu kuantar ke kamarmu?"

Tawaran itu ditampik Vonny. "Nggak usah. Sakitnya hilang-timbul begini. Nanti biar aku yang ke sana kalau sakitnya kumat lagi. Maaf ngerepotin."

"Terserah. Datang saja kapan pun kamu mau. Tapi ingat, ini hanya kalau ter-pak-sa. Aku juga akan usir kamu kalau ternyata alasannya karena kamu penakut.”

“Idih, nggak lageee...”

“Ya sudah.”

“Terima kasih. Tapi, maaf lho, Rania. Aku nggak enak jadinya karena harus…”

“Sudahlah. Kamu dari tadi ngomong maaf melulu,” Rania memotong. “Aku mandi dulu ya.”

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com