webnovel

Hujan Darah

Di area persawahan langit terlihat mulai mendung, sementara itu seorang Gadis berumur tiga belas tahun terlihat sedang memperhatikan seekor kecebong yang berenang di air sawah yang cukup jernih, dan tidak jauh dari gadis berambut panjang itu seorang pria berambut putih sedang mengawasi gadis itu sambil duduk santai di sebuah saung yang terbuat dari bambu.

 

Saat ini pria berambut putih itu sedang bertugas untuk menjaga putri CEO dari Thunder Corporation, sambil melamun Kagami memperhatikan gadis bermata biru yang sedang asyik bermain di area persawahan. "Entah kenapa orang aneh itu malah menjadikanku Body Guard gadis kecil ini, selain itu aku tidak bisa merasakan energi kehidupan dari istrinya yang terbuat dari ilusi partikel cahaya itu, kalau tidak salah Kasumi menyebut istri orang aneh itu Hologram, sebenarnya makhluk apa dia?" lamun Kagami sambil memperhatikan Nanami yang bermain di area persawahan. "Sebenarnya aku tidak mau bekerja sama dengan makhluk rendah seperti mereka, tapi apa boleh buat aku sudah tidak punya tempat di Duniaku, selain itu entah kenapa dadaku berdebar kencang setiap melihat senyuman dari gadis kecil ini."

 

"Paman lihat! Lihat!" panggil gadis berambut panjang dengan tinggi 135 cm itu sambil menunjuk ke genangan air sawah.

 

"Hm?" panggilan Nanami membuyarkan lamunan Kagami, pria berambut putih itu pun beranjak dari saung dan menghampiri Nanami yang memanggilnya.

 

"Lihat paman! kodok itu mati disedot lintah!" ucap Nanami sambil menunjuk ke arah kodok yang kulitnya memucat karena darahnya habis disedot lintah.

 

"Woaaa makhluk apa itu?" Kagami yang baru mengenal planet Bumi merasa takjub dengan pemandangan yang baru saja dilihatnya. "Makhluk di dunia ini sangat unik dan beraneka ragam, beda sekali dengan makhluk yang ada di dunia kegelapan."

 

Saat tengah asyik memperhatikan makhluk-makhluk kecil yang ada di genangan air sawah, tetesan air dari langit tiba-tiba saja jatuh menimpa kulit pria berambut putih itu, Kagami yang terkejut lekas menoleh ke atas dan ia pun melihat beberapa butiran air yang turun dari langit.

 

"A-apa yang terjadi?" pikir Kagami kebingungan.

 

"Sepertinya hujan akan turun!" Nanami menarik lengan Kagami dan membawanya ke dalam saung. "Ayo kita berteduh!"

 

Tidak lama setelah Kagami dan Nanami memasuki sebuah saung yang terbuat dari bambu, hujan yang diliputi angin kencang pun turun mengguyur tempat itu.

 

"Oh apa ini hujan yang dimaksud Fazz?" ucap Kagami teringat dengan perkataan Fazz kemarin malam.

 

"Paman tidak tahu hujan?" tanya gadis dengan netra berwarna biru laut itu sambil memeluk lengan kanan Kagami untuk menghangatkan tubuhnya.

 

"Ya baru kali ini Paman melihatnya, benar-benar pemandangan yang indah, di tempat asal Paman tidak ada pemandangan seperti ini," terang Kagami sambil menikmati semilir angin yang bercampur air hujan.

 

"Di tempat paman tidak ada hujan?" tanya Nanami heran. "Sebenarnya paman tinggal di mana sih?"

 

"Paman berasal dari dimensi Kegelapan, di tempat itu tidak ada hujan, untuk melepaskan dahaga saja Paman harus membunuh makhluk Kegelapan yang bernama Slime air."

Nanami mempererat pelukannya karena tidak tahan dengan dinginnya air hujan yang mengenainya dan pipi gadis itu memerah saat ia tidak sengaja melakukan kontak mata dengan pria bermata abu-abu itu, "Paman, kenapa rambut paman berwarna putih, padahal paman terlihat masih muda."

 

💦💦💦

 

Tiga jam berlalu dan hujan pun mulai reda, mereka berdua tidak menyadari waktu sudah berlalu cukup lama karena keasyikan mengobrol.

 

"Hujannya Berhenti?" Kagami merasakan hawa yang sangat sejuk ketika hujan reda, dan pemandangan di sekitarnya menjadi basah karena hujan.

 

"Yeay! Sudah reda!" Nanami berlari keluar saung dengan wajah ceria dan kembali memerhatikan air sawah yang dipenuhi ikan-ikan kecil. "Paman-paman!"

 

"Ya?" ucap Kagami berjalan menghampiri Nanami.

 

"Ambilin Nanami ikan itu dong Paman!" seru Nanami sambil menunjuk ikan gapi coklat yang berenang di air sawah.

 

"Ikan? Oh maksudmu makhluk kecil itu ya," ucap Kagami matanya tertuju pada ikan gapi coklat yang berenang di air sawah, "Makhluk yang menggemaskan, baiklah paman akan menangkap makhluk itu untukmu!"

 

Kagami pun mengepalkan kedua tangannya lalu di belakang pria berambut putih itu muncul sebuah lubang dimensi kecil seukuran bola tendang, dan dari lubang dimensi kecil itu muncul sebuah bayangan berbentuk tangan yang menggeliat seperti ular.

 

Tangan Kegelapan itu memasang ancang-ancang lalu melesat menangkap ikan Gapi tersebut, setelah berhasil menangkap ikan Gapi, tangan kegelapan itu langsung menyerahkan ikan tersebut pada Nanami, namun tubuh ikan Gapi yang licin membuat ikan Gapi itu lepas dari tangan Nanami dan ikan gapi itu pun jatuh dan kembali berenang di air sawah.

 

"Yaaah~" Nanami berusaha meraih ikan Gapi dengan tangannya namun ikan itu berenang dengan sangat cepat, pada waktu yang sama pria berambut putih yang berada di belakang Nanami tidak sengaja melihat celana dalam gadis itu yang berwarna pink ketika gadis itu berusaha meraih ikan-ikan yang berenang di air sawah, dan sebuah niat jahat mulai terlintas di dalam pikiran pria berambut putih itu.

 

"Sudahlah biarkan ikan itu bebas," Tangan Kegelapan milik Kagami kembali masuk ke dalam portal dan setelah itu portal Kegelapan itu menutup, "Nanami kemarilah!"

 

"Pa-paman?" Nanami terkejut dengan pria berambut putih yang tiba-tiba menarik lengannya sambil berjalan. "Kita mau kemana paman?"

 

"Sudahlah ikut saja!" Ucap Kagami sambil berjalan di tengah area persawahan yang becek.

 

Setelah berjalan kaki selama tiga puluh menit Kagami dan Nanami berhenti di tengah hutan yang di penuhi pepohonan dan rumput liar yang cukup tinggi. Kagami tidak melihat hewan-hewan liar dan manusia di tempat itu, mengetahui hal tersebut Kagami lekas membuka resletingnya dan menunjukkan alat kelaminnya yang memiliki panjang 18 cm.

 

"Be-besarnya~!" Bukannya takut Gadis berumur 13 tahun itu malah langsung menjilati mister P pria berambut putih itu dengan wajah memerah. "Fu... fu... fu... inilah yang kutungu-tunggu," Pikir Nanami sambil menjilati Mr P Kagami yang sudah mengeras seperti kayu.

 

"Nanami?"

 

"Hmm...?" Nanami menjilati mister P Kagami dengan lidah mungilnya lalu tidak lama kemudian gadis itu mulai mengemut mister P Kagami layaknya mengemut permen lolipop.

 

"Ti-tidak apa-apa teruskan, Aaaaaah...." Kagami mulai menggila ketika gadis berumur 13 tahun itu mulai memainkan lidahnya, Kagami yang tidak tahan lekas menjenggut rambut panjang Nanami dan menggenjot mister P nya dengan kasar hingga membuat gadis itu kesulitan bernafas.

 

"Se-sesak!" Nanami kesulitan bernafas karena mister P Kagami yang menutup jalur tenggorokannya, Nanami menepuk-nepuk perut Kagami namun pria itu tidak peduli dan terus menggenjot mister P nya ke dalam mulut mungil Nanami.

 

Lalu saat asyik bercumbu tiba-tiba saja Kagami dikejutkan oleh bocah SMP berseragam pramuka yang memergokinya dari kejauhan.

 

Kagami yang terkejut langsung mengeluarkan mister P nya yang besar dari mulut mungil Nanami.

 

"Uhuk! Uhuk!" Nanami terbatuk dan dari mulutnya keluar cairan kental berwarna putih dengan jumlah cukup banyak.

 

"Nanami tunggu sebentar," Kagami berjalan mendekati bocah berseragam Pramuka itu namun baru berjalan beberapa langkah bocah itu berlari menjauhi Kagami. "Bangsat!"

 

Kagami berlari mengejar bocah berseragam Pramuka itu, lalu sambil berlari Kagami bergegas membuka portal dimensi dan saat Kagami memasuki Portal itu pria berambut putih itu langsung muncul di hadapan bocah berseragam pramuka yang sedang berlari ketakutan.

 

Dengan sigap Kagami mencengkeram leher bocah itu, lalu hanya dengan satu tangan Kagami mengangkat bocah itu hingga membuat bocah itu tidak bisa merasakan tanah.

 

JDAAAAR!

 

Dalam sekejap bocah berseragam pramuka itu musnah karena terkena ledakan energi kegelapan milik Kagami.

 

"KYAAAAAAAAAA!" Tiba-tiba saja Kagami mendengar suara jeritan Nanami.

 

Kagami yang panik segera membuka portal dimensi dan saat memasuki Portal Dimensi Kagami terkejut karena melihat Nanami yang telah dibawa lari oleh seekor Macan Tutul.

 

"Nanami!" dengan dipenuhi rasa amarah Kagami membuka Portal Kegelapan sebanyak sepuluh buah di belakangnya, lalu dari masing-masing portal itu muncul sebuah tangan Kegelapan yang langsung mengejar Macan Tutul tersebut.

 

Dalam hitungan detik Macan Tutul itu berhasil di tangkap oleh puluhan tangan Kegelapan milik Kagami, dan tangan Kegelapan tersebut langsung merobek Macan Tutul itu menjadi dua, Macan Tutul tersebut meraung kesakitan dan pada waktu yang sama Macan Tutul itu melepaskan Nanami dari mulutnya, gadis berambut panjang itu terkapar di tanah dengan lehernya yang bersimbah darah.

 

Melihat Nanami yang tergeletak tak bernyawa Pria berambut putih itu langsung berlari menghampiri Nanami dan memeluk erat tubuh gadis berambut panjang itu yang bersimbah darah, "Na-Nanami..." air mata pun mulai membasahi pipi Kagami, ia merasa tidak percaya kalau gadis yang dicintainya meregang nyawa dengan begitu cepat.

 

 

To be Continued...