webnovel

Marry a Sleepy Girl

Hidup Xierra tidak pernah jauh dari bantal. Gadis mager itu lebih suka menghabiskan waktunya dengan tidur daripada harus berinteraksi dengan orang lain. Tapi, tidurnya terganggu semenjak kehadiran sahabat masa kecil yang kini menjabat sebagai musuhnya. Di tambah tiba - tiba dirinya disuruh menikah saat lulus SMA. Cerita ini pernah di posting di wattpad pada tahun 2015 berjudul "Everlasting Love" di akun wattpad qonana, di baca sebanyak 161.000 kali. Namun, di tahun 2021 cerita ini di buat versi terbarunya di akun ini. So, let's read guys!

qonana · Teen
Not enough ratings
4 Chs

new student

Xierra masuk ke dalam kelasnya, lantas meletakan tas nya di atas meja. Kemudian ia menatap sekitar, teman - temannya sedang menyalin pekerjaan rumah milik siswi pintar yang suka belajar di kelas ini, yaitu Rita.

"Ada PR apa emangnya?" Tanya Xierra pada teman sebangkunya Sarah.

Sarah yang baru saja memfoto milik Rita menjawab, "PR matematika. Lu udah, Ra?"

"Jangan tanya gue rah, ada PR apa aja gue nggak tau. Apalagi udah, ada - ada aja nih Sarah." Kata Xierra kemudian membuka buku PR matematikanya.

Gadis itu dengan serius melihat materi sebelumnya dan soal - soal yang di berikan secara bergantian, lalu, Xierra mampu mengerjakan semuanya dengan lancar. Bahkan Sarah yang hanya menyalin punya Rita belum selesai.

"Lo udah, Ra?" Tanya Sarah dengan ekspresi wajah terkejut. Xierra mengangguk kemudian menaruh kepalanya di atas meja, "keren! Gue Pinjam buku lo ya."

"Nih." Balas Xierra, "gue mau tidur."

"Thanks, Rara..!" Kemudian Sarah menyalin milik Xierra di bukunya. Kalau Rita adalah murid pintar yang suka belajar, berbeda dengan Xierra yang merupakan murid pintar tanpa belajar.

Beberapa menit kemudian bell masuk berbunyi, pelajaran pertamapun dimulai. Tidak lupa, Sarah membangunkan Xierra yang tertidur. Pelajaran pertama adalah pelajaran Fisika, dan guru Fisika merupakan wali kelas 12 IPA 2. Namanya Bu Kintan.

"Hari ini kelas 12 IPA 2 kedatangan murid baru dari Bandung.." Bu Kintan mulai bicara, "silahkan masuk.." Bu Kintan mempersilahkan Juan masuk. Lelaki itu memasuki kelas kemudian semua mata perempuan menatapnya. Mereka membicarakan murid baru tersebut sambil berbisik.

"Perkenalkan nama saya, Juan Dimas Bagaskara. Saya pindahan dari SMA Negeri 1 Bandung." Juan memperkenalkan diri seraya tersenyum.

Mata Xierra membulat, eh kok? Dia menatap Juan bingung, kenapa laki-laki ini ada disini? Membuat gadis itu jadi risih. Apalagi saat Juan menatap Xierra, gadis itu jadi kesal sendiri. Juan tersenyum ketika mendapati tempat duduk Xierra, hal yang dia inginkan sekarang adalah mengacau hidup Xierra

Juan duduk di kursi belakang yang kosong, lantas melemparkan pandangan untuk Xierra.

***

"Gue denger di kelas lo ada murid baru cowok ya? Dan gue dengar katanya ganteng banget?" Tanya Ghina, sahabat Xierra. Mereka berdua sudah bersahabat sejak SMP.

"Iya. Iya. Dan nggak ganteng banget sih menurut gue." Jawab Xierra, lalu melahap siomay miliknya.

"Namanya Juan?" Tanya Ghina, Xierra hanya mengangkat bahu. "Dari namanya aja udah kedengeran ganteng gitu, apalagi mukanya..."

"Hm, suka - suka lo deh, Na." Ucap Xierra malas, lalu ia mengalihkan pembicaraan. "Lo udah mutusin belom mau kuliah dimana, Na?"

"Gak tahu deh, Ra. Gue nggak usah kuliah aja deh kayaknya, Ra." Jawab Ghina murung.

"Kok lo jadi pesimis gitu sih, na? Lo bilang lo mau jadi Akuntan, kan?" Tanya Xierra, secara, Ghina memilih jurusan IPS di sekolahnya.

"Gue mau jadi Akuntan tetep, tapi, gue nggak bisa optimis bisa masuk ke Universitas Negeri." Jawab Ghina, "secara nilai gue anjlok banget Ra, nggak kayak lo yang super duper genius yang bisa masuk ke universitas mana aja."

"Gue kan emang pinter, cerdas, pandai, dan cocok jadi istri yang baik." Balas Xierra sambil tersenyum miring, jelas ia hanya bercanda.

"Kumat deh pedenya." Kata Ghina, "salah ngomong kayaknya gue."

"Tapi gue serius, Ghin. Nggak harus kuliah di universitas negeri, swasta juga banyak kok yang bagus." Ucap Xierra bermaksud memberikan semangat ke Ghina.

"Okay deh, nanti gue pertimbangin lagi." Balas Ghina dengan senyuman.

Namun tiba-tiba seluruh mata penjuru kantin terpaku melihat seorang murid laki - laki tampan yang baru masuk ke dalam kantin sekolah. Murid laki - laki tampan yang baru masuk itu adalah Juan memasuki kantin sendiri dengan tangan yang di masukan ke saku celana abu - abunya.

Tanpa sengaja pandangan Xierra juga ikut tertuju kepada Juan. Dia terdiam sebentar tapi kemudian kembali memakan siomay-nya. Siomay lebih menarik daripada Juan, bagi Xierra.

"Eh Ra, itu cowok ganteng banget kayak artis." Kata Ghina dengan senyum terpukau.

"Itu yang namanya Juan." Balas Xierra acuh.

"Hah?! Serius lo? Ya ampun lo beruntung banget bisa sekelas sama dia." Ungkap Ghina, "mirip pemeran utama di novel romantis nggak sih? Putih, tinggi, rambutnya bagus, bahunya... lebar, ganteng, dan aksesoris yang dia pakai kelihatannya mahal deh. Sempurna." Ghina menghela napas dengan debaran di hatinya.

Xierra rasanya ingin memuntahkan segala yang baru saja ia makan, hanya saja sayang jika di muntahkan karena pastinya ia akan lapar lagi. Lalu pandangan Juan tertuju pada Xierra kemudian menatapnya dengan senyuman.

"Ra, masa cowok itu ngeliatin gue..!" Kata Ghina kepedean.

"Mungkin karena lo cantik." Balas Xierra asal.

"Serius, Ra, dia ngeliatin gue. Sambil senyum!" Kata Ghina dengan pipi merona.

Xierra pada akhirnya kembali menatap Juan, membalas tatapan Juan dengan datar. Senyuman manis lelaki itu berubah jadi senyuman miring. Xierra berpikir kalau Juan sedang meledeknya sekarang, tapi buru - buru Xierra mengalihkan pandangannya karena tidak mau berurusan dengan Juan lagi.

***

"Gue pulang duluan ya, Ra, Daaah.." Kata Ghina sambil melambaikan tangan. Xierra membalas lambaian tangannya. Gadis itu sekarang sedang menunggu sopir pribadinya menjemput di depan halte sekolah.

Berharap Pak Budi cepat menjemputnya, "lama banget sih Pak Budi..!" Keluh Xierra. Tak lama sebuah mobil berhenti didepan Xierra, ah bukan, mobil ini bukan mobil Pak Budi.

Kemudian seorang laki - laki turun dari mobil, dia adalah Juan. Xierra tidak ingin melihat muka Juan. Dia akhirnya memalingkan wajahnya.

"Hai Rara. Sombong banget sama gue sih, Ra." Kata Juan tepat di depan Xierra.

"Males aja ngeladenin orang cupu." Balas Xierra.

Kening Juan berkerut, "bukannya lo yah yang cupu? Waktu itu lo kalah dari gue 'kan? Ahahaha, emang sih orang jenius juga bisa kalah."

"Stop!" Potong Xierra, "gue nggak mau dengerin lo ngomong lagi. Nggak penting tau."

"Ahahaha, emang ya… ambisius bange—"

"Ih berisik banget sih! Mendingan lo pergi deh..!!" Pekik Xierra dengan kesal lalu mengusirnya.

"Hm okay - okay." Balas Juan lalu ia menghembuskan napas, "mau pulang bareng nggak?"

"Nggak." Balas Xierra jutek.

"Jangan jutek jutek dong, Ra." Kata Juan dengan kekehan terdengar kecil.

"Sok asik lo." Balas Xierra. Duh Pak Budi lama banget sih.

"Beneran nggak mau bareng nih?" Tanya Juan sekali lagi.

"Tidak, terima kasih Juan Dimas Bagaskara atas tawarannya." Jawab Xierra dengan penuh penekanan di setiap kata.

"Gue jadi merasa terhormat seorang Xierra tahu nama lengkap gue." Juan tersenyum miring.

"Gue bukan orang bodoh yang nggak bisa inget perkenalan lo tadi pagi." Sahut Xierra sambil menyipitkan matanya, "walaupun nggak penting."

Juan tertawa lalu berkata, "yaudah deh kalau gitu gue cabut duluan ya." Juan berbalik kemudian masuk ke dalam mobil.

Dia memundurkan mobilnya, kemudian menancap gas dengan cepat. Membuat genangan air yang berada di samping trotoar menyiprat ke arah Xierra.

Tubuh Xierra kuyup.

"DASAR COWOK IDIOT!" Kata Xierra marah. "TUNGGU AJA PEMBALASAN GUE, SIALAN!"

"Ah kenapa sih gue harus ketemu lo lagi..?!!!!!!!!!!" Xierra sangat kesal dengan apa yang Juan lakukan padanya.

To be continued.

Baru part 1 nih, gimana? Suka? Jangan lupa like dan komen ya!

Much love,

qonanacreators' thoughts