webnovel

12

" ijinkan saya menemui pita" ucap iskan dengan suara bergetar.

bram menepuk pundak deon dan menganggukkan kepala.

" baik om...deon akan antar om kekamar pita" ucap deon namun terlihat cemas.

deon berjalan bersama iskan menaiki tangga menuju lantai dua, langkah mereka berhenti didepan pintu kamar dengan pintu otomatis.

saat pintu terbuka deon mempersilahkan iskan masuk pada ruang kamar tamu yang begitu besar , dari jauh iskan melihat pita terbaring tidur dengan selimut menutupi tubuhnya.

dengan hati hati iskan duduk ditepi ranjang berukuran king, menatap lembut pita dalam waktu yang lama, tiba tiba tubuh iskan bergetar hebat lalu menatap deon.

" apa nama lengkap pita" ucap iskan lirih.

" pita lisara" jawab deon lirih yang duduk ditepi ranjang disisi lainnya.

" Tuhan...aku tidak mengenali darah dagingku sendiri " bisik iskan dengan airmata bercucuran.

deon bingung tidak memahami maksud iskan.

dengan lembut iskan mengusap rambut pita, terlihat pita menggeliat lembut karena sentuhan iskan.

iskan lalu mengambil ponselnya dan mengabadikan wajah pita yang sedang terlelap.

tidak lama iskan dan deon keluar dari kamar pita , kembali duduk disofa tamu.

" keluarga wijaya terkhusus saya pribadi mengucapkan terima kasih atas kepedulian keluarga bapak bram pada putri saya pita, ini kartu nama saya bila ada hal penting tentang pita dapat langsung menghubungi saya" ucap iskan.

" sama sama...kami berjanji selama pita disini akan kami rawat dan lindungi dengan baik sampai bapak rendrawan pulih, mungkin saat itulah waktu yang tepat untuk keluarga bapak rendrawan dan keluarga wijaya untuk menyelesaikan kesalah pahaman ini"

" sekali lagi terima kasih " ucap iskan.

₩...

" selidiki panti asuhan tiara bunda,kumpulkan bukti bila panti itu telah mengeksploitasi anak anak lalu laporkan pada lembaga perlindungan anak dan polisi" ucap iskan dengan tatapan geram saat dalam perjalanan pulang.

dimas terkejut mendengar perintah iskan.

" baik tuan, ehm...tiara bunda bukankah panti yang rencananya tuan adopsi salah satu anak pantinya" tanya dimas.

" pita adalah anak yang mau aku adopsi ternyata lari satu hari sebelum aku menjemputnya" ucap iskan dengan raut wajah murung.

" tuan ...bapak rendrawan kecelakaan sesudah mengunjungi mahkam berdasarkan info pemesanan taxi" jelas dimas.

" pemahkaman ?... " bathin iskan, mendengarnya hati iskan tiba tiba hatinya berdetak kuat.

" apakah mungkin lea benar benar telah membunuh arina ?" bisik iskan bergetar.

" dim...kita ke mansion" ucap iskan.

" baik tuan" jawab dimas.

₩₩...

" apakah papa sudah istirahat pak" tanya iskan pada kepala asisten rumah tangga keluarga wijaya.

" belum tuan, baru saja saya keluar dari kamar tuan besar" jawab abdul

" terima kasih" ucap iskan lalu bergegas memasuki kamar wijaya.

" malam pa....belum tidur? " ucap iskan sembari mencium tangan wijawa.

" hmmm." dehem wijaya sembari tersenyum menatap kedatangan iskan.

iskan duduk disebelah wijaya lalu menunjukkan foto dalam ponsel iskan pada wijaya.

" cantik...tapi sepertinya masih anak anak" ucap wijaya mengernyitkan dahi menatap iskan.

" cucu papa" ucap iskan lirih.

raut wajah wijaya seketika menegang dengan mulut terperangah menatap tajam iskan.

" putriku dari arina pa" ucap iskan lagi.

mata tua wijaya tiba tiba penuh airmata.

"kamu tidak berbohong nak" tanya wijaya lirih.

iskan menunjukkan hasil test DNA lalu menceritakan semuanya.

"perempuan biadab, kenapa tidak langsung kamu laporkan pada polisi" ucap wijaya geram.

" iskan kumpulkan semua bukti dulu pa, lea terlalu licik" jelas iskan.

" cucuku yang malang" bisik wijaya sembari menyentuh lembut wajah pita dalam ponsel.

" besok bawa papa menjenguk ayah arina" ucap wijaya tiba tiba.

" kita harus luruskan masalah ini" ucap wijaya lagi.

" baik pa" jawab iskan .

₩₩₩...

cahaya mentari di pagi hari mengusik lelap pita, menggeliat lembut sembari berlahan membuka kelopak matanya, kesadaran belum sepenuhnya menguasai pita.mata indahnya menatap menyapu seluruh ruang.terkejut membuatnya terduduk.ingatannya berlahan muncul saat deon membawanya pulang ke rumah deon.

pita bangkit dari tempat tidur dengan cekatan merapikan tempat tidur.lalu berdiri menatap keindahan taman dari balik jendela.

" selamat pagi " sapa sania lembut mengejutkan pita.

" selamat pagi tante" ucap pita lembut dengan wajah malu malu.

sania terkejut mendengar suara pita.

" kok panggil tante sih...panggil mami donk" ucap sania sembari memeluk pita.

pita merasakan kehangatan dari pelukan sania, kehangatan penuh kasih sayang seorang ibu yang tidak pernah dirasakan pita membuat matanya basah karena terharu.

" apakah kamu ingin mandi " tanya sania penuh kelembutan.

pita mengangguk malu malu.

sania menunjukkan kamar mandi.

" mandilah, mami akan siapkan bajumu" ucap sania dengan senyum bahagia.

pita mengangguk lalu masuk kedalam kamar mandi dan sania bergegas keluar dari kamar pita.

usai membersihkan diri sania keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit tubuh mungilnya.sania telah menunggu ,duduk di atas sofa tersenyum menatap pita.

sania kagum dengan kecantikan pita yang begitu alami.

" sini sayang...mami bantu kamu mengeringkan rambut" ucap sania lalu meraih handuk dan menggosok lembut rambut panjang pita.

" pukul sembilan nanti mami akan bawa kamu pergi jalan jalan, sayangku mau kan ? " ucap sania sembari tangannya menyisir rambut.

" pita ingin jenguk kakek joe" ucap pita hati hati.

" nanti sore kita semua akan jenguk kakek," janji sania dengan senyum tulus.

"cantiknya sayang mami" ucap sania menatap pita usai menyisir rambutnya.