Tak pernah terbayangkan
Betapa hancurnya hatiku
Kamu kamu kamu di hatiku
Seandainya saja
Ku mampu memulihkan perasaanmu
Yang tlah lama terluka oleh dirinya
Lupakan semua sudahlah cukup di sini (Brisia Jodie-Seandainya).
Beberapa kilometer dari bandara, tepatnya di kediaman Prof. Tina, dentingan lembut piano terdengar. Dimainkan sendiri oleh Prof. Tina. Sambil memainkan piano, wanita cantik itu menyanyi. Mengadukan kegundahannya pada tuts hitam-putih di hadapannya.
Tanpa terasa, cairan hangat menuruni pelupuk mata Prof. Tina. Lagu itu kembali mengingatkannya pada Prof. Apollo. Pada pria yang pernah menjadi suaminya, pria yang hingga kini masih dicintainya, dan pria yang selalu ia sesali kepergiannya.
“Tante Tina?”
Sebuah suara lembut diikuti wangi Clive Christian menyapanya. Prof. Tina cepat-cepat menyeka mata dan berpaling. Gabriel baru saja duduk di sampingnya.
“Tante menangis? Ada apa?”
Support your favorite authors and translators in webnovel.com