webnovel

LOVE MASK

Sinopsis "LOVE MASK" Leyna Putri seorang guru muda, berasal dari kota Yogyakarta yang datang merantau ke Ibukota Jakarta. Baru satu tahun menjadi seorang guru di sebuah sekolah swasta, dengan gaji yang tidak seberapa. Sehingga membuat Leyna harus mencari pekerjaan tambahan, sebagai seorang pramusaji di sebuah tempat karoke. Hanya sekedar untuk menambah penghasilannya, agar dapat membuatnya bertahan hidup di Ibukota Jakarta. Sehingga dapat mengirimkan uang ke kampung, untuk biaya hidup Ibu dan adiknya yang sakit gagal ginjal Yang membutuhkan biaya banyak untuk pengobatannya. Tadinya semua berjalan lancar, tetapi seketika berubah. Sampai Leyna bertemu dengan seorang lelaki tampan Raiden Sebastian. Yang memaksa untuk menikah dengan dirinya. Akankah Leyna menerima tawaran dari Raiden tersebut? Apa mungkin Raiden benar-benar seorang lelaki penyuka sesama jenis? Bagaimana keseruan kisah ini, terus dibaca reader. Karena kamu, akan menemukan sebuah kisah yang bukan hanya menghibur, tapi juga penuh intrik yang tidak terduga enjoy it!

Ifan_Tiyani · Fantasy
Not enough ratings
387 Chs

PERHATIAN KECIL YANG SPESIAL

Leyna berjalan keluar dari dalam tempat kerjanya, lalu langsung menghampiri mobil milik Raiden yang sudah menunggunya di depan pintu gerbang. Saat itu juga Leyna langsung membuka pintu mobil, lalu masuk ke dalamnya.

"Bolehkah aku membuka sedikit kaca mobil ini Raiden? Karena aku ingin melihat situasi di jalan, secara langsung tanpa halangan kaca?" tanya Leyna pada saat dia sudah duduk di samping Raiden.

"Silahkan ..." jawab Raiden singkat sambil tersenyum.

Kemudian tanpa menunggu lama, Raiden langsung mengendarai mobilnya tersebut. Menuju ke restoran miliknya, yang berada di daerah Jakarta Pusat. Cuaca sore hari ini nampak mendung, sepertinya hujan sebentar lagi akan segera turun dengan derasnya. Bahkan bau aroma tanah pun mulai tercium, hal ini jadi mengingatkan Leyna terhadap kampung halamannya.

"Ya ampun, aku lupa!" seru Leyna sambil menepuk keningnya pelan.

"Ada apa Leyna?" tanya Raiden terlihat sedikit terkejut dengan sikap Leyna tersebut, sambil memindahkan gigi pada mesin mobil Raiden menoleh sekilas ke arah Leyna.

"Aku tadi lupa mengganti rok dengan celana panjang terlebih dahulu, sehingga sekarang aku ...."

"Mengenakan rok mini yang sangat pendek, untuk pergi bersama denganku! Hehehee," sahut Raiden sambil tertawa, meneruskan kalimat menggantung yang keluar dari mulut Leyna.

"I-iya, aku kan ... malu," ucap Leyna dengan suara yang pelan, sambil mengigit bibirnya. Lalu menoleh ke arah Raiden, yang sibuk menyetir mobil. Melihat sikap Leyna tersebut, Raiden hanya tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya.

Kurang lebih selama dua puluh menit, akhirnya mobil yang dikendarai oleh Raiden, memasuki parkiran sebuah restoran yang sangat mewah. Setelah memarkirkan mobilnya, di tempat VVIP khusus yang memang disediakan untuk dirinya.

Raiden segera keluar dari dalam mobil, diikuti oleh Leyna yang berjalan di sampingnya dengan langkah kaki yang cepat. Di depan pintu masuk restoran, kedatangan Raiden langsung di sambut oleh seorang lelaki separuh baya. Yang memakai setelan jas berwarna merah maroon, yang terlihat sangat rapi sekali lengkap dengan senyumannya yang ramah.

"Selamat datang di restoran Pak Raiden, sebuah meja khusus tempat biasa Bapak makan sudah kami siap kan seperti biasanya," tutur lelaki tersebut langsung menyapa Raiden dengan laporannya.

Pada saat itu Raiden memberikan instruksi kepada lelaki tersebut, untuk lebih mendekat lagi kepadanya. Kemudian Raiden pun membisikkan sesuatu, yang di sambut oleh lelaki tersebut dengan anggukan tanda mengerti.

"Kau paham kan Pak Rama? Dan bisa melakukan apa yang aku pinta?" tanya Raiden seperti ingin memastikan.

"Siap Pak, saya paham dan akan saya laksanakan dengan cepat," jawab Pak Rama sambil terus menebar senyuman.

"Baiklah kalau begitu, sekarang kau langsung antarkan aku. Menuju ke meja biasa aku makan, karena aku sudah sangat lapar sekali saat ini!" perintah Raiden sambil tersenyum senang.

"Silahkan Pak Raiden!" sahut Pak Rama sambil kemudian melangkahkan kakinya, bersama dengan Raiden dan Leyna menuju ke meja makan yang sudah di siapkan untuk Raiden.

Tiba di ruangan khusus yang ada di dalam restoran mewah tersebut, Raiden langsung duduk bersama dengan Leyna di kursi dekat meja makan. Sebuah meja makan yang sudah di tata sedemikian apik, dengan nuansa merah maroon bercampur hiasan berwarna gold. Sehingga menciptakan kesan mewah dan elegan, di tambah dengan aneka bunga yang indah dan harum, ikut memperindah ruangan makan tersebut.

Tidak berapa lama kemudian, terlihat beberapa orang pelayan silih berganti. Menghidangkan aneka jenis makanan di atas meja, dihadapan Raiden dan juga Leyna.

"Silahkan dinikmati Pak Raiden dan Ibu, jika memerlukan sesuatu lagi, tinggal panggil salah seorang pelayan yang menunggu di depan pintu ruangan ini. Saya permisi dulu, untuk mengerjakan perintah Bapak tadi," pamit lelaki tersebut sambil terus tersenyum.

"Oh ya silahkan Pak Rama, terimakasih banyak atas pelayanan yang memuaskan ini," ucap Raiden sambil tersenyum pula.

Setelah itu Pak Rama pun segera berlalu, dari hadapan Raiden dan Leyna. Kemudian Raiden segera bersiap menikmati, semua hidangan yang telah disajikan tersebut.

"Silahkan Leyna, kita makan terlebih dahulu, sebelum melanjutkan dengan pembicaraan kita yang sangat penting nanti. Jika ada makanan yang masih kurang, lalu ingin kau nikmati katakan saja," ujar Raiden mempersilahkan.

"Oh ya, terimakasih Raiden," jawab Leyna menjawab dengan canggung perkataan Raiden tersebut.

Seumur hidup Leyna belum pernah dia masuk, bahkan menikmati makanan di dalam restoran semewah ini. Lutut Leyna terasa bergetar rasanya, menahan rasa gugup di dalam hatinya saat ini. Barangkali jika tidak diajak oleh Raiden, seumur hidup Leyna tidak akan pernah merasakan makan di tempat seperti ini.

****

Setelah mereka selesai menikmati makanan mereka, Pak Rama kembali datang menghampiri sambil membawa tas yang berwarna coklat tua.

"Maaf Pak Raiden, ini pesanan Bapak," ujar Pak Rama sambil memberikan tas tersebut kepada Raiden.

"Oh ya, terimakasih Pak Rama," ucap Raiden sambil tersenyum lebar mengambil tas tersebut dari tangan Pak Rama. Setelah itu Pak Rama segera kembali berlalu, dari hadapan Raiden juga Leyna.

"Leyna, ini untukmu!" ujar Raiden sambil memberikan tas tersebut kepada Leyna.

"Untuk aku? Apa isinya Raiden?" tanya Leyna nampak sangat terkejut sekali dengan pemberian Raiden tersebut.

"Coba kau lihat saja sendiri!" jawab Raiden memerintahkan.

Dengan segera Leyna membuka isi tas tersebut, yang ternyata berisikan setelan pakaian berwarna merah muda. Dengan bahan dan juga model yang sangat bagus sekali, setelan pakaian ini memiliki design yang casual tapi tetap terlihat elegan. Tetapi yang terpenting dari semuanya, pakaian ini memiliki bawahan celana kulot panjang.

"Untuk apa kau memberikan setelan pakaian ini kepada aku Raiden?" tanya Leyna masih terlihat terkejut, dengan pemberian Raiden tersebut.

"Agar kau merasa lebih nyaman, dalam mengenakan pakaian Leyna," jawab Raiden menjelaskan dengan singkat.

"Terimakasih Raiden," jawab Leyna sambil menatap lekat ke arah Raiden.

Leyna sangat tidak menyangka sekali, Raiden ternyata seorang lelaki yang sangat penuh perhatian. Sebuah senyuman dengan rasa bahagia, seketika tersungging di wajah Leyna yang cantik.

"Sekarang kau berganti pakaian dahulu, setelah itu kita akan berbicara serius," perintah Raiden sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu, dimana letak toiletnya Raiden?" jawab Leyna bertanya.

"Kau tinggal lurus saja Leyna, setelah sampai di sudut kau belok ke kanan. Disitu lah letaknya toilet," tutur Raiden menjelaskan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan ke toilet sebentar untuk berganti pakaian," ujar Leyna bergegas bangkit dari tempat duduknya, kemudian berjalan menuju ke toilet yang ditunjukkan oleh Raiden tadi.

Letak toilet tersebut ternyata tidak terlalu jauh dari ruang makan khusus tersebut, hanya beberapa langkah kaki saja. Leyna sudah tiba di depan toilet, toilet ini sangat mewah sekali. Memiliki sebuah design khusus bergaya Eropa, yang menciptakan sebuah kenyamanan jadi seperti di dalam sebuah kamar tidur saja rasanya.