webnovel

Mabuk

Yuedi merekam video siarannya selama kurang lebih sekitar dua jam, dan pada saat dia selesai, hampir jam satu malam. Ketika dia bersiap untuk offline dan pergi tidur, daftar temannya tiba-tiba mulai berkedip.

Belakangan ini, dia sekali lagi menjadi sumber gosip bagi banyak orang dalam game, termasuk anggota dari kelompok grub Linenya. Obrolan grup sangat berisik akhir-akhir ini, dipenuhi dengan orang-orang yang berbicara tentang topik yang berpusat di sekitar hubungan Tears dan Love.

Yuedi sesekali mengintip obrolan mereka. Namun, berbeda dengan Borabora yang datang langsung kepadanya beberapa hari yang lalu, tidak ada dari mereka yang mencoba melakukan hal yang sama. Mereka tampaknya puas dengan hanya bergosip, jadi Yuedi juga merasa tidak perlu untuk merespons mereka.

Dengan adanya gosip panas ini, hanya ada satu orang yang hilang, tidak ada batang hidungnya. Dia adalah MissWati, Yuedi tidak pernah melihatnya lagi sejak hari ketika dia datang untuk memperkenalkan dirinya kepada Love, jadi sekarang, Yuedi cukup terkejut menerima pesan dari MissWati.

MissWati : Ini sudah larut malam, kamu masih begadang?

Tears : Kau juga.

MissWati : Aku tak bisa tidur, jadi aku hanya melihat - lihat. Sudah lama aku tak bermain bersamamu.

Dengan menghilangnya MissWati selama ini, Yuedi benar-benar bisa menebak alasan di balik itu. Reaksi MissWati tampak begitu jelas, bahwa Yuedi seharusnya tidak memberikan harapan palsu padanya. Yuedi berpikir dia telah menjaga jarak yang tepat di antara mereka sebelumnya, tetapi tampaknya, di sisi lain, gadis itu membentuk ilusi sendiri tentang hubungan mereka.

Tears : Aku ingin tidur, duluan.

MissWati : Tak bisakah kamu menemaniku ngobrol sebentar?

Tears : Aku benar - benar ngantuk .....

MissWati : Tears, aku sayang kamu.

Tears : ....

Yuedi melihat pesan terakhir yang ditulis MissWati dan menghela nafas. Dia berpikir bahwa MissWati akan tetap menjaga perasaannya, dan Yuedi tidak perlu untuk menolaknya. Jika dia melakukan itu, maka, setidaknya, mereka mungkin masih bisa terus menjadi teman, tapi sekarang .... Sepertinya MissWati akhirnya tidak bisa lagi menahan perasaannya.

MissWati : Tears, sudah lama aku menyukaimu, selalu ....

Tears : MissWati, aku hanya menganggapmu sebagai teman selama ini. Aku mempunyai orang yang kusuka, jadi tolong kamu tidak perlu terus membuang waktumu padaku. Pikirkan saja dan tenangkanlah dirimu. Selamat malam.

Setelah mengirim kalimat itu, Yuedi langsung offline. Dia tidak tertarik bermain game ambigu dengan seseorang yang dia tak sukai, menurut pendapatnya, jawaban yang dingin dan jujur adalah kebaikan terbesar yang bisa dia berikan kepada orang itu.

***

Pada malam hari, Heni menerima pesan dari Mika tepat pada saat ia akan pergi ke Fullmoon bersama Inggit.

Mika : Hen, aku dengar kemarin kamu pingsan?

Heni : Hanya demam kok, nggak begitu serius.

Mika : Apa benar, Yuedi yang membawamu ke rumah sakit?

Heni : Kamu mendengar berita itu dari siapa?

Mika : Semua orang disini membicarakan kejadian malam itu. Mulanya aku hanya mendengar kalau malam itu Yuedi merangkul seorang cewek, aku tetap tak bereaksi karena kupikir mereka hanya membual. Tetapi setelah Inggit berkata padaku bahwa ternyata cewek itu adalah kamu, aku begitu terkejut.

Heni : Sebenarnya tidak seperti itu. Saat itu aku terkena demam, dan kehilangan kesadaranku. Inggit ingin membawaku ke rumah sakit, namun karena badan dia lebih kecil dariku, dia nggak kuat. Kemudian Inggit bertemu dengan Roni dan Yuedi, melihat Inggit kesusahan membawaku, mereka menawarkan bantuan.

Mika : Oh, seperti itu. Bagaimana keadaanmu sekarang?

Heni : Aku baik - baik saja. Makasih sudah mengkhawatirkanku.

Mika : Terus acara belajar kelompoknya, jadi?

Heni : Aku usahakan. Ntar aku kabarin.

Mika : Oke, kutunggu kabar darimu.

Ketika mereka tiba di Fullmoon, Roni dan Yuedi telah menduduki meja dan sedang menunggu mereka. Inggit segera bergegas dan memanggil mereka dengan akrab.

Inggit : Maaf membuat kalian menunggu.

Roni : Tak apa, kita juga baru tiba. Sepertinya, keadaanmu sudah membaik Hen. Kamu tak perlu mentraktir kita, Hen.

Yuedi : Iya, kamu nggak perlu mentraktir kita, biar Roni saja yang membayar semuanya.

Heni : Sudah tak apa. Aku telah merepotkan kalian malam itu. Jadi, hari ini kalian pesan saja makanan yang kalian mau, sebagai ucapan terima kasih.

Harga di restoran ini pun tidak terlalu mahal. Mereka berempat memesan beberapa hidangan sayur, bersama beberapa ikan dan daging.

Inggit : Hidangan yang sangat nikmat, lebih nikmat kalau sambil minum anggur. Boleh nggak Hen, kita pesan anggur?

Heni : Baiklah.

Heni belum pernah mencoba minum anggur atau sejenisnya sebelumnya, selama ini dia selalu menjadi anak yang seperti ibunya inginkan. Heni ingin merasakan kebebasan dan dia tidak ingin menyesali kehidupannya. Akhirnya Heni tidak bisa lagi mencoba untuk menahan dirinya. Jadi, sekarang dia memiliki kesempatan untuk mencoba semua hal yang belum pernah ia ketahui.

Inggit : Aku kira kamu akan menolak ideku Hen. Kamu yakin ingin minum ini?

Roni : Kalau kamu tak suka, jangan dipaksa Hen.

Heni : Bukan seperti itu. Hari ini aku sangat bahagia, jadi aku hanya ingin mencoba segelas saja.

Mereka menyantap hidangan yang telah tersedia, sambil mengobrol tentang kehidupan sehari - hari. Ketika Heni mendengarkan Yuedi berbicara, Heni tiba-tiba teringat akan Tears. Ya, ada banyak orang yang terdengar sama di dunia ini, tetapi biasanya itu hanya karena logat mereka, atau nada mereka sangat mirip. Namun, suara, nada, dan logat Yuedi sama persis dengan Tears.

Heni tahu, bahwa Yuedi bukan Tears karena Yuedi tidak suka bermain game, dan pada saat ini, Tears pasti sedang melakukan siaran langsungnya. Tidak mungkin mereka berdua adalah orang yang sama, tetapi mungkin mereka berasal dari daerah yang sama, dan itulah sebabnya mereka memiliki logat dan nada yang sama.

Mereka menghabiskan makanan mereka dengan sangat cepat, dikarenakan mereka meminum anggur kepribadian mereka sedikit berbeda satu sama lain. Heni biasanya menghadiri acara makan malam di serikat mahasiswa, tetapi suasana sosial yang diciptakan pada waktu itu sangat berbeda dari yang Heni rasakan sekarang, hanya duduk makan hidangan sederhana dan bercakap - cakap, tanpa saling menyindir, atau iri hati.

Ketika Heni pertama kali mencicipi anggur, dia hanya bisa merasakan kepahitannya, dan terus terang, dia tidak mengerti mengapa banyak orang ingin minum ini. Namun sekarang, dia merasa seperti tidak bisa berhenti, terus meneguk satu cangkir demi cangkir, dan semakin dia minum, semakin dia merasa seolah-olah anggota tubuhnya menjadi lebih ringan.

Roni melihat Heni minum beberapa gelas, tetapi raut mukanya masih tetap seperti itu, tak terlihat seperti orang yang mabuk. Dia mengira mungkin Heni memiliki kadar toleransi alkohol yang tinggi. Di sisi lain, Heni merasa sedang terbang dalam pelukan Tears, seperti apa yang biasa dia lakukan di dalam game.

Roni mengantar Inggit dan Heni sampai di depan kos. Kemudian mereka berempat saling mengucapkan perpisahan. Yuedi kembali ke kosnya, yang dekat dengan rumah Roni.

Sesampai di kamarnya, Heni berhenti di samping tempat tidurnya dan memandangi tempat tidurnya dengan serius. Pikirannya melayang mengingat saat dia berdiri di atas tembok Kota Seribu. Tears pernah berkata bahwa dia akan mati jika dia jatuh dari atas tembok itu, tetapi itu hanya permainan. Dia dapat menghidupkan kembali dirinya sendiri. Memikirkan hal itu, Heni melemparkan dirinya langsung ke tempat tidur, berbaring di atasnya!

Inggit : Kenapa denganmu Hen?

Heni : awunakp...

Inggit : Benar - benar hebat kamu Hen. Tak ada seorangpun yang bisa menilai dirimu dari luar. Kau seperti orang normal, padahal ternyata kau mabuk berat sekarang.

Beberapa detik kemudian, ponsel Heni bergetar, tetapi tidak ada yang menjawab. Segera setelah itu, giliran ponsel Inggit yang berbunyi. Inggit melihat ponselnya dan melihat SMS dari Yuedi.

Yuedi : Apa Heni baik - baik saja? Dia tak membalas SMS ku. Sepertinya dia agak sedikit mabuk.

Inggit : Bagaimana kau tahu Yud? Dia benar - benar sangat mabuk dan seperti orang mati terkapar di tempat tidurnya.

Yuedi : Aku hanya melihat matanya tak fokus lagi, tak seperti biasa.

Heni : Ya, mungkin dia akan tidur nyenyak malam ini.

Yuedi : Oke, jaga dia baik - baik. Kalau ntar terjadi apa - apa saat larut malam, segera hubungi aku. Maka aku akan segera kesana.

Inggit menghela nafas, Yuedi benar-benar memperlakukan Heni dengan sangat baik, seperti istrinya sendiri. Sementara itu, Yuedi melihat pesan di ponselnya dan tidak bisa lagi menahan tawa. Dia membayangkan penampilan Heni ketika dia mabuk. Jika dia berada di sisinya sekarang, Yuedi pasti ingin menggodanya untuk mengetahui reaksi seperti apa yang akan Heni tunjukkan saat itu.