webnovel

Losing My mind

Di hari pertama Cherry masuk sekolah, Dia tidak sengaja memeluk seseorang dan karena hal itu dia selalu mendapatkan masalah di sekolahnya Bagaimana Cherry mengatasi berbagai masalah di sekolahnya?

Blank_02 · History
Not enough ratings
1 Chs

Chapter 01 : Pertemuan

Don't Like Don't Read

Enjoy!!!

oOo

Musim semi telah tiba, di mana para murid memasuki tahun ajaran baru. Scarlett High School. Sekolah unggulan di kota menjadi impian bagi siapa saja karena termasuk sekolah unggulan dengan fasilitas yang lengkap.

'TENG'

Bunyi bel pertama di tahun ajaran pertama telah berbunyi. Seluruh siswa baru berkumpul berbaris untuk mengikuti upacara penyambutan.

Semua hening. Tidak ada yang berani berbicara sekecil apa-pun. Mereka sangat tahu desas-desus ke sadisan ketua Osis dan anggotanya jika ada yang melanggar peraturan. Apalagi sekarang yang sedang berbicara adalah sang wakil yang juga terkenal dingin.

Sosok gadis dengan helain soft pink terlihat menikmati apa yang ia lakukan. Ia adalah murid baru tapi ia sama sekali tidak memperdulikan temannya yang sudah mendengus sebal.

"Hey, jidat bagun." bisik temannya yang mengangkat bahu yang menjadi sandarannya.

"Hm." gadis itu hanya bergumam dan enggan untuk bangun dari posisinya yang sudah nyaman, memejamkan mata dan menyender tanpa memperdulikan beberapa mata menatapnya tajam.

Yuki, gadis yang menjadi sandarannya mendesah lega saat upacara sudah selesai.

"Hey bangun Che-rry." ujar Yuki mejitak kepala sahabatnya yang akhirnya bangun.

"Aww...sakit Pig!" Cherry mengusap kepalanya yang berdenyut karena jitakan Yuki. Ia menengok kanan-kiri dan senyuamnnya mengembang saat para siswa sudah bubar. "Akhirnya sudah selesai."

Yuki mendelik sebal memandang sahabatnya yang sepertinya tidak ada rasa bersalah sama sekali. Chk, untung ia sahabatnya dan tau bagaimana kebiasaannya.

"Sejak kapan kau ikut upacara ini Ji-dat." ujar Yuki yang sengaja menekan panggilannya.

Cherry menggaruk pipinya dan tersenyum lebar. "Maaf yah. Aku semalaman bergadang bermain game."

Yuki memutar matanya bosan mendengar alasan atau itu adalah kebiasaan Cherry yang memang suka bermain game.

"Ya sudah ayo kita pergi. kenapa kita harus sekelas lagi, padahal aku bosan melihat wajahmu." desah Yuki.

Cherry mendengar keluhan Yuki hanya tertawa. "Aku pun sangat bosan melihat babi terus."

Yuki pun ikut tertawa kecil mendengar balasan dari Cherry. Mereka melangkah bersama menuju ruang kelas mereka.

"OH...BUNGA MAWAR-KU."

Teriakan seseorang membuat langkah Yuki dan Cherry berhenti. Dari jauh sosok lelaki dengan pakaian yang sangat culun berlari kearah mereka, tepatnya Cherry.

"Hey Cherry, aku tidak menyangka dia pantang menyerah dan mengejarmu sampai ke sini." kikik Yuki mengingat pemuda itu yang sudah sejak Smp terus mengejar Cherry. Cherry padahal sudah siswa baru berkumpul berbaris untuk mengikuti upacara penyambutan.

Semua hening. Tidak ada yang berani berbicara sekecil apa-pun. Mereka sangat tahu desas-desus ke sadisan ketua Osis dan anggotanya jika ada yang melanggar peraturan. Apalagi sekarang sekarang yang sedang berbicara adalah sang wakil yang juga terkenal dingin.

Sosok gadis dengan helain soft pink terlihat menikmati apa yang ia lakukan. Ia adalah murid baru tapi ia sama sekali tidak memperdulikan temannya yang sudah mendengus sebal.

"Hey, jidat bagun." bisik temannya yang mengangkat bahu yang menjadi sandarannya.

"Hm." gadis itu hanya bergumam dan enggan untuk bangun dari posisinya yang sudah nyaman, memejamkan mata dan menyender tanpa memperdulikan beberapa mata menatapnya tajam.

Ino, gadis yang menjadi sandarannya mendesah lega saat upacara sudah selesai.

"Hey bangun Sa-kura." ujar Ino mejitak kepala sahabatnya yang akhirnya bangun.

"Aww...sakit Pig!" Sakura mengusap kepalanya yang berdenyut karena jitakan Ino. Ia menengok kanan-kiri dan senyuamnnya mengembang saat para siswa sudah bubar. "Akhirnya sudah selesai."

Ino mendelik sebal memandang sahabatnya yang sepertinya tidak ada rasa bersalah sama sekali. Chk, untung ia sahabatnya dan tau bagaimana kebiasaannya.

"Sejak kapan kau ikut upacara ini Ji-dat." ujar Ino yang sengaja menekan panggilannya.

Sakura menggaruk pipinya dan tersenyum lebar. "Gomen ne. Aku semalaman bergadang bermain game."

Ino memutar matanya bosan mendengar alasan atau itu adalah kebiasaan Sakura yang memang suka bermain game.

"Ya sudah ayo kita ke kelas. Untung kita sekelas lagi, padahal aku bosan melihat wajahmu." desah Ino.

Sakura mendengar keluhan Ino hanya tertawa. "Aku pun sangat bosan melihat babi terus."

Ino pun ikut tertawa kecil mendengar balasan dari Sakura. Mereka melangkah bersama menuju kelas tahun pertama di sekolah ini.

"OH...BUNGA SAKURA-KU."

Teriakan seseorang membuat langkah Ino dan Sakura berhenti. Dari jauh sosok lelaki dengan alis tebal dan gaya rambut menyerupai mangkuk berlari kearah mereka, tepatnya Sakura.

"Hey Saku, aku tidak menyangka dia pantang menyerah dan mengejarmu sampai ke sini." kikik Ino mengingat pemuda itu yang sudah sejak Smp terus mengejar Sakura. Sakura padahal sudah menolaknya namun ternyata dia pantang menyerah.

Sakura memberikan deatglear kepada Ino yang semakin mengejeknya. Ia sesungguhnya sudah menolak pemuda itu berkali-kali. Namun ia menolak dengan cara halus.

"Hah...hah...Sakura-chan, aku senang kita satu sekolah." lelaki itu mengatur nafasnya perlahan. "Aku ingin mengatakan sesuatu. Dulu kau bilang akan berpacaran jika sudah SMA kan. Sekarang...mau kah kau menjadi pacarku?"

Sakura mendengus. Ia dulu memang berkata seperti itu, tapi jelas bukan maksud memberi harapan. "Aku tidak bis..."

"Kenapa, bukan kah kau belum punya kekasih?"

"Eto...tetap tidak bisa Lee." tolak Sakura kepada Lee.

Lee tetap pada pendiriannya. "Tidak apa-apa pelan-pelan kita jalani..."

"Tidak bisa Lee." desah Sakura frustasi. Ia bingung dengan pemuda ini. Padahal sudah menolaknya tapi tetap tidak mau menyerah.

"Kenapa?"

Argg...ingin sekali Sakura terjun dari tebing mendengar pertanyaannya. Kenapa? Kenapa? Padahal ia sudah menolaknya.

"Eto...kar..."

"Bisa kalian minggir!"

Suara seseorang dari belakang Sakura membuat Ino, Sakura menoleh. Sakura tersenyum saat melihat orang yang baginya adalah malaikat penolongnya saat ini.

'SYUT'

Sakura memeluk orang itu dan tersenyum ke arah Lee. "Aku sudah mempunyai kekasih, jadi maaf ya Lee."

Bagai terkena sengatan petir yang maha dahsyat. Lee langsung berbalik dan berlari. Sakura mendesah lega yang pada akhirnya Lee mundur, dan ia yakin tidak akan menanyakan kenapa lagi? Innernya tertawa karena kebebasannya dari lelaki aneh itu.

"Bisa kau lepas mesum!"

Sakura menoleh dan terkejut saat sadar tangannya masih memeluk orang itu dan ia baru sadar jika orang itu sangat tampan.

"A-no...maaf. Aku tidak bermaksud apa-apa." Sakura melepaskan pelukannya dan berbungkuk meminta maaf.

Orang itu mengeryit alis heran dengan gadis itu. Apa dia tidak mengenalinya? Itulah pikirannya.

Ino mendekat dan membungkuk. "Maaf Senpai, dia ceroboh. Sekali lagi maaf." ujar Ino meminta maaf atas tindakan sahabatnya. Ia menarik tangan Sakura dan menyeretnya pergi. "Ayo kita kekelas."

Sakura mengangguk mengikuti langkah Ino, lebih tepatnya mengikuti seretan Ino. Ia menengok kembali kesosok itu dan sedikit berteriak.

"AKU SAKURA. MAAF ATAS YANG TADI TAPI KAU SANGAT TAMPAN SENPAI."

Ino menepuk jidatnya mendengar ucapan Sakura. Sungguh kadang ia gemas Sakura yang polos itu.

.

.

.

Mereka sudah masuk ke kelasnya. Ino memilih duduk di depan Sakura. Mereka duduk di bangku belakang samping jendela.

"Hey Sakura."

Ino memutar matanya melihat tingkah Sakura yang sedang tersenyum sendiri. Ia tahu apa yang sedang Sakura pikirkan karena ia sudah hafal jika sahabatnya sedang senang, sedih dan berbohong sekalipun.

"Jangan bilang kau sedang memikirkan hal yang tadi."

Sakura menoleh dan sedikit merona. "Ah... Begitulah."

Ino mendengus. "Berhentilah itu. Aku tidak yakin dia akan diam saja setelah apa yang kau lakukan kepadanya."

Sakura memiringkan kepalanya bingung mendengar ucapan Ino. "Kenapa memangnya? Di sosok idamanku Pig."

"Arrgghh... Kau tidak tahu dia itu siapa?"

"Memang dia siapa?"

"Demi keripik Chouji...kau tidak tahu dia? Apa sebenarnya kau kuper sekali Sakura." cecar Ino menacak rambutnya.

"Jangan membuatku bingung Pig. Intinya siapa dia?"

"Sasuke. Lebih tepatnya ketua Osis kita Uchiha Sasuke."

Sakura hanya bisa menganga mendengar penuturan Ino. Ia memang tahu tentang mereka itu pun dari Ino. Tapi soal wajah, ia memang tidak tahu.

Menjambak rambutnya Sakura berteriak sehingga siswa yang ada di kelas memandangnya dengan pandangan aneh.

"ARRGGHH...TAMAT RIWAYATKU ONII-CHAN."

.

.

.

.

.

'BRAK'

Sasuke menggebrak meja di ruang Osisnya. Badannya masih gemetar. Ia tidak mengerti, sungguh, ini hal pertama yang asing baginya. Di peluk perempuan selain Ibunya.

Ia kemabli ingat teriakan gadis yang ia yakin adalah siswa baru. Baru sekarang ada gadis yang tidak mengenalinya dan terang-terangnya memujinya yang pastinya ia memang tampan. Sasuke menggeleng kepalanya guna mengusir pikirannya yang mulai kacau.

"Sakura...ya. Gadis menarik."

.

.

.

.

.

To be continue

Mohon kritik dan sarannya ☺️☺️

Terbit setiap Hari kamis