webnovel

PERSIAPAN PERNIKAHAN

19 November 2009

Persiapan pernikahan

Rumah tongkonan ini begitu berbeda, menarik dan juga menggambarkan budaya yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Tanah Toraja, ini untuk pertama kalinya aku ke Tanah Toraja, tempat ini lumayan jauh dari kota Makassar, perjalanan yang berjam-jam di dalam bus mmbuatku untuk berpikir panjang mengunjungi tempat ini tapi kali ini untuk menghadiri pesta pernikahan dari sahabatku, aku bukan sahabat yang baik ketika tidak ada pada saat mereka sedang bahagia, sudah cukup perbuatan jahatku yang egois yang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan persahabatan ini.

Tempat yang berbukit dengan perjalanan yang memabukkan, aku tidak bisa menikmati perjalananku, namun satu hal yang aku nikmati… sesampai di rumahnya Rahayu ada kesan tersendiri dimana aku dapat tersenyum pada tetangganya yang di kaki bukit… lucu sekali tempat ini, berbukit dan nyaris di setiap bukit dan kakinya itu didirikan rumah dan mereka bertetangga tidak seperti di kota dengan datarnya tanah namun mereka bertetangga seperti terhalang oleh bukit dan kakinya namun menurutku unik, sama uniknya dengan Rahayu sahabatku.

"Ami.. aku mencintai kak Rian.. aku ingin menikah dengannya" ucap Rahayu dengan linangan air mata, yach aku tahu bahwa gadis ini sangat mencintai kak Rian… pemuda yang telah tiga tahun dipacarinya, pemuda yang bisa terima apa adanya Rahayu, pemuda yang mampu membuat hati Rahayu bergetar, pemuda yang manis yang bisa melumpuhkan hati gadis tomboy ini. Pemuda yang terima Rahayu apa adanya, pemuda yang siap kena tonjok untuk setiap kesalahan yang tidak pernah dia perbuat, pemuda yang bersedia menjadi pelampiasan amarah Rahayu untuk semua masalah yang dia hadapi, menjadi tumbal untuk kesalahan yang diperbuat oleh Rahayu dan menjadi pemuda yang akan selalu mengusap air mata Rahayu ketika dia kembali menjadi kodratnya sebagai seorang gadis yang bisa mengalirkan air mata.

"Tadinya aku kagum dengan adatmu.." Asmi duduk disamping Rahayu mencoba menghapuskan air mata yang mengalir di ke dua pipinya. "Pernikahan yang tanpa mahar mahal.. pernikahan yang kalian biayai berdua, pernikahan yang tidak akan memberatkan kedua belah pihak, pernikahan yang menjunjung tinggi cinta dan harkat seorang perempuan, pernikahan yang bukan pernikahan untuk menjual perempuan namun pernikahan karena cinta tapi ternyata aku salah." Asmi menghembuskan nafas yang berat… seakan tidak percaya bahwa sahabat yang sangat kami sayangi harus menangis hanya karena pernikahan yang nyaris gagal karena sebuah mitos.

"Apa masalahnya..???" tanyaku dengan penasaran, yach… mungkin aku bukan sahabat yang baik seperti Asmi dan juga Selvi, yang datang sebelum acara pelamaran terjadi, tapi aku harus membayar kesalahan itu dengan menolong pernikahan ini. Aku akan memperjuangkan cinta mereka meskipun aku harus menghancurkan reputasiku di depan keluarga Rahayu sebagai gadis penurut dan baik.

"Lagi-lagi kau tidak tahu masalah kita karena larangan orang tuamu untuk datang dan menginap, mereka lupa bahwa kita bersahabat, kami itu sahabatmu, ingin yang terbaik untukmu dan tidak akan menjerumuskanmu pada hal-hal yang salah" ucap selvi, aku tahu selvi marah tapi aku tahu bahwa logat yang lembut yang menandakan bahwa dia Asli Bugis Bone tetap saja membuat suaranya halus, aku kadang ingin tertawa ketika dia marah, lemah lembut, betapa bahagianya suaminya nanti.

Asmi menatapku dengan tajam namun aku tahu bahwa dari kami berempat dialah yang bijaksana dan juga akan melindungi kami, satu-satunya lelaki dalam perahabatan kami, "Kak Rian di tolak.."

"Itu aku sudah tahu"

"Lalu apa yang belum kau tahu.."

"Alasannya"

"Karena gusinya hitam…"

"Apa…???" teriakku histeris, semua undangan penerima lamaran menatapku, Astagfirullah… mana mungkin hanya karena gusinya yang hitam mereka tidak menerima lamaran itu. "Apa masalahnya dengan gusi hitam, apa karena itu menandakan bahwa dia seorang perokok..???"

"Bukanlah Ami.." ujar Selvi lembut yang membuatku ingin tertawa.

"Lalu..???"

"Kalau merokok itu yang hitam bibirnya nach… ini gusi.."

"Lalu apa masalahnya…??? Gusi hitam kanibal..???"

"Bukan…"

"Lalu…???"

"Ketika terjadi pernikahan dengan yang bergusi hitam maka.." Rahayu menarik nafasnya dalam-dalam.. yach.. aku tahu bahwa beban ini terlalu berat untuknya, kasihan sahabatku. Haruskah pernikahannya gagal hanya karena sebuah mitos..???. "Salah satu dari kami akan meninggal dengan cepat.."

"Alah… Mitos lagi.. mitos itu jika dipercaya maka akan jadi kenyataan.."

"Jangan sok tahu… kalau berani temui keluarganya dan jelaskan semuanya" tantang Asmi.

"Baik… siapa diantara kalian yang bawa Alquran terjemahan..???"

"Bukannya kita berempat kemana-mana selalu bawa..???"

"Selvi… yang aku bawa Alquran dan sekarang yang aku minta adalah ALQURAN DAN TERJEMAHANNYA, mengerti…???"

"Ada kok punyaku, mau Ami apakan..??"

"Udah Rahayu… kau simpan dimana Alqurannya, aku mau pakai…"

"Kau itu… ingat selain berdoa harus ada usaha untuk mengubah takdir… jangan hanya berdoa.."

"Selvi… jangan banyak bicara"

"Ini.." Rahayu menyerahkan Alquran dan terjemahannya, seakan mengisyaratkan bahwa masa depannya ada di tanganku. Insya Allah… semoga saja Allah mengirimku untuk menyelamatkan pernikahan ini. Islam tidak mengenal itu semua, islam bukan mitos, islam adalah agama yang benar, agama yang memabawa umat dari alam kegelapan ke alam yang terang, agama yang membawa jalan yang lurus bukan jalan yang sesat, jalan yang akan selalu memberikan petunjuk, karena itu adat tidak berhak untuk membangun mitos minimal dalam pernikahan sahabatku.

Ku hampiri keluarga Rahayu yang masih bermusyawarah di ruang keluarga, keluarga yang ku kagumi karena mereka tidak memperjualbelikan perempuan namun di sisi lain aku benci karena mereka terlalu percaya pada Mitos.

"Maaf,..adakah diantara kalian yang tidak beragama Islam..???" suaraku lantang menghentikan percakapan mereka, debat yang mungkin lebih seru dari perdebatan para anggota DPR.

"Kami semua beragama Islam… kenapa..???"

"Bisakah anda sebagai pemuka agama menunjukkan dimana letak surat dan ayat berapa yang mengatakan bahwa lelaki bergusi hitam haram hukumnya menikah dengan keturunan kalian.."

"Nak… ini kabupaten Tator.. Tanah Toraja yang menjunjung tinggi nila-nilai adat leluhur.."

"Untuk kali ini saja.. ku mohon langgar adat itu selama adat itu bertentangan dengan Islam."

"Tidak bisa karena bencana akan menimpa ke duanya, pernikahan mereka tidak akan berlangsung lama"

"Lebih baik Rahayu menikah sehari saja dengan pemuda yang dia cintai daripada menikah puluhan tahun dengan pemuda yang tidak dicintai, berikan kebahagiannya untuk sehari saja"

"Tidak bisa dia akan menjadi seorang janda…"

"Tidak peduli, izinkan dia menjadi janda untuk bisa bahagia seumur hidup daripada tetap menjadi gadis atau istri orang yang hanya membuatnya bertopeng dan menderita seumur hidup."

"Tapi.."

"Ini kebahagiannya untuk seumur hidup"

"Dia masih muda.."

"Karena itu tolong serahkan masa mudanya yang penuh dengan kebahagian padanya" suasananya menjadi sunyi, semua diam dan menatapku, ini persahabatan kami… seperti inilah kami yang bersatu bukan hanya ketika kami bahagia tapi karena kamipun bersatu ketika menderita.