webnovel

LEGENDA PENDEKAR AMBO TUWO, SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO

Pendekar Ambo Tuwo adalah nama dari seorang pendekar sakti yang disegani dan ditakuti oleh musuh-musuhnya. Dendam yang begitu membara dari seorang ratu jahat yang bernama Ratu Besse Rini Markonah telah membawanya untuk membalaskan dendamnya terhadap wanita keji itu atas kematian Ibunya. Dengan bantuan Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo, dia pun tumbuh menjadi seorang pendekar sakti yang siap membalaskan dendamnya. Bukan hanya membalas dendam atas kematian Ibunya, dia pun akan menyelamatkan bumi ini dari kekuasaan para makhluk jahat yang ingin menghancurkan kedamaian bumi ini. Mampukah dia menuntaskan dendamnya sekaligus menyelamatkan bumi ini dari kehancuran? Semua itu akan terjawab dalam cerita PENDEKAR AMBO TUWO SI PENDEKAR TENGIL DARI WAJO.

andi_astar · Fantasy
Not enough ratings
44 Chs

Bagian 42 Kecemasan Nenek Indo Balobo

Tidak terasa malam mulai menyapa, pertemuan perdana antara Raja Ambo Enre Ratulangi dengan Ambo Tuwo kecil begitu memberikan kesan bagi keduanya terutama bagi sang raja. Inilah untuk kali pertama dia bertemu langsung dengan bocah kecil ajaib yang telah membuatnya begitu terkesima akan sosoknya yang tidak hanya memiliki tampan yang rupawan namun juga akhlak yang yang baik meskipun dia cenderung bersifat tengil dan terkadang juga pemalu jika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.

Bagi sang raja tidak biasanya dia memiliki perasaan yang begitu berbeda saat bertemu dengan anak kecil, bahkan dengan putrinya pun sekalipun dia tidak merasakan ikatan batin yang kuat. Namun dengan bocah kecil ini, dia telah merasakan sesuatu yang beda, sesuatu yang dia juga tidak mengerti tentang perasaan apakah itu. Di dalam perjalanan menuju kembali menuju ke istana kerajaan, sang raja sambil menunggangi kudanya, dia terus memikirkan bocah lelaki yang baru dikenalnya itu sesekali senyum bahagia nampak dari wajahnya.

' Niga wija ero? ' ( siapakah anak itu? ) pikirnya dalam hati.

Sementara itu Ambo Tuwo kecil kini tengah bersiap-siap kembali ke gubuknya untuk berkumpul kembali bersama kakek dan neneknya. Dia sadar bahwa kedua orang tua itu sudah menunggunya dari tadi. Dia pun berpamitan pada sahabat-sahabatnya dan berjanji akan kembali esok hari untuk bermain dengan mereka kembali.

" Lisuka jolo kawan-kawanku. " ( Aku pulang dulu kawan-kawanku ) Ucapnya pada binatang-binatang buas yang sudah dianggap sebagai sahabatnya sendiri, " bajapasi tasiruntu maneng. " ( besok kita bertemu lagi ).

Mereka pun semua berpisah satu sama lain, binatang-binatang buas itu kembali ke habitatnya, begitu pula dengan Ambo Tuwo kecil kembali ke gubuknya. Namun sang singa jantan yang dia namai La Madukelleng, tetap selalu setia bersamanya. Di antara semua sahabat-sahabat Ambo Tuwo, La Madukelleng lah yang paling dekat dengannya. Seolah keduanya sudah tidak dapat terpisahkan lagi.

Langit mulai gelap, akan tetapi Ambo Tuwo dan La Madukelleng belum datang juga dari bermain. Kegelisahan mulai menggelayuti benak Nenek Indo Balobo. Dia begitu mencemaskan keberadaan cucu kesayangannya itu. Di depan pintu dia sambil berjalan bungkuk, dia terus mondar-mandir dengan langkah kaki yang sudah tertatih-tatih oleh usia yang semakin menua. Dia terus berjalan mondar-mandir sambil bermunajad pada Tuhan agar cucunya diberikan perlindungan oleh-Nya.

' Kegako monro Ambo Tuwo? Magi depa molisu, nak? " ( Kau di mana sekarang Ambo Tuwo? Mengapa kau belum kembali, Nak? ) pikirnya dengan perasaan panik.

Untuk menghilangkan kegelisahannya, Nenek Indo Balobo lalu duduk di atas sebuah kursi kayu. Sambil menyandarkan punggungnya pada sebuah dinding, dia lalu mendendangkan sebuah lagu untuk menghapus kecemasannya karena menunggu kedatangan Ambo Tuwo yang tak kunjung datang. Dia tidak seorang diri karena di sampingnya ada sosok Kakek La Bote yang juga turut serta mendampinginya menunggu kedatangan cucu tercinta. Nenek Indo Balobo dan Kakek La Bote memutuskan untuk berduet menyatukan vokal mereka yang sudah serak namun masih indah untuk didengarkan. Lagu ' labunni essoe ' pun mengalun dengan begitu syahdu dari keduanya.

' Labuni essoe turunni uddanie

Wettunnani massenge'ri tau mabelae

Mabelani laona tengnginana taddewe

Tekkarebanna pole, teppasenna pole

Waseng magi muonro ri dolangeng

Temmulettutona temmurewe tona

Poleni pettangge, polentoni baree'e

Turunni bosie, siturungeng waemata

Iyami ripuada idi tea iyya tea

Idi temmadampe iyya temmasenge

Ajamua mapakkua menreppa ri cempae

uanrei buana na mecci elo'mu '

( Senja datang, rindupun menghadang

Saatnya mengingat mereka yang di rantau

Jauh nian dia, seakan menghilang

Tanpa kabar tidak ada pesan

Seakan kau menetap di tengah samudra

Tak kunjung sampai, juga tak kunjung kembali

Gelap itu datang bersama musim dingin

Hujan pun turun bersama mengalir air mata

Ku hanya berdalih, kau tak mau, aku tak ingin jua

Kau tak menyapa, aku pun tak merindu

Kalaulah kau acuh; akan kupanjat pohon Adam

Kucicipi buah ( asam ) kuharap kau menelan liur )

Setelah merasa puas bersenandung sesekali bergoyang dengan lagu itu, Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo kembali tersenyum setelah akhirnya orang yang ditunggu-tunggu kehadirannya datang juga. Ambo Tuwo beserta La Madukelleng si singa jantan yang selalu bersamanya.

" Weihhh indoe appoku kasi'na. Magi tangabennipi molisu? Kegako pole uaseng nappumo engka? " ( weihhh cucuku. Mengapa kau baru pulang? Kau memangnya dari mana baru tiba? ) ngomel Nenek Indo Balobo pada Ambo Tuwo.

Kakek La Bote lalu menyuruh istrinya itu untuk bersikap tenang dan tidak mengadili Ambo Tuwo dengan kekesalan yang meluap-luap. Dia pun lalu menyuruh cucunya untuk duduk di tengah-tengah mereka dan menceritakan apa yang telah terjadi.

" Tudanno nak akko sideppeku. " ( Duduklah nak di sini dekatku ) Ajak Kakek La Bote.

" Iye, Kek. " ( Iya, Kek ) Jawab Ambo Tuwo dengan nafas terengap-engap. Dia pun lalu menceritakan alasannya mengapa dia sampai harus pulang kemalaman. Bocah kecil itu pun bercerita dengan polosnya bahwa hari ini dia bertemu dengan seseorang yang mengaku dirinya sebagai raja dari Kerajaan Wajo. Dia lalu menyebut nama raja itu adalah Raja Ambo Enre Ratulangi. Sang raja pun dengan senang hati ingin menjadi sahabatnya.

Ketika Ambo Tuwo kecil menceritakan semua alasannya, alangkah terkejutnya Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo saat dia megetahui jika cucu mereka itu baru saja bertemu dengan sang raja. Mereka berdua tidak menyangka jika pada akhirnya takdirlah yang mempertemukan mereka kembali di sebuah tempat dan waktu yang tidak pernah mereka berdua sangka sebelumnya. Kakek La Bote dan Nenek Indo Balobo hanya terdiam terpaku saat mendengar cerita dari Ambo Tuwo. Mereka berdua tidak tahu jawaban apa yang mereka akan berikan pada Ambo Tuwo jika suatu hari nanti dia mengetahui jika sang raja yang dia temui adalah ayah kandungnya.

~~~~~

[ INILAH BABAK BARU DALAM KISAH AMBO TUWO. PERTEMUANNYA DENGAN SANG RAJA SEDIKIT DEMI SEDIKIT AKAN MEMBUKA TABIR MISTERI MENGENAI ASAL-USULNYA. SELAMA INI DIA HANYA MENGETAHUI JIKA IBUNYA TELAH MENINGGAL. NAMUN SAMPAI SEJAUH INI DIA BELUM MENGETAHUI MENGENAI APAKAH AYAHNYA MASIH HIDUP ATAU SUDAH MENINGGAL. LANTAS APAKAH AMBO TUWO KECIL AKAN SECEPATNYA MENGETAHUI SOSOK AYAH KANDUNGNYA? ]

( Judul lagu: Labunni Essoe

Voc: Dian Ekawati

Cipt: S. Alhamid

Sumber Lirik Lagu : Google )