webnovel

LEGEND OF MARTIAL UNIVERSE

Apa jadinya dunia tanpa tuhan, eksitensi luar biasa yang mengatur dan menjaga alamnya. Tapi bagaimana jika tuhannya sangat egois dan mementingkan diri sendiri dan malah ingin menghancurkan dunia demi kesenangannya semata. Apalagi dunia itu bukanlah buatannya sendiri dan hanya bagaikan seorang raja yang baru naik tahta. 100 juta tahun lalu, dewa penguasa tertinggi di bunuh oleh salah satu muridnya yang berhianat hingga membuat konfontrasi di antara kesembilan muridnya. Pembunuhan itu menyebabkan perang besar di antara mereka dan ingin membunuh penghianat itu. Namun tetap saja penghianat itu berhasil mengalahkan semuanya. Dan menjadi dewa tertinggi pemegang alam tersebut. Dari hasil peperang itu mengakibatkan dunia hancur berkepin keping, menyisahkan pecahan-pecahan dimensi yang menjadi dunia baru. Dunia itu disebut dunia Tiny, dan dunia utama disebut alam Reruntuhan Drakonik. Bukan hanya itu dunia yang dulu hanya di tinggali oleh manusia kini di tinggali oleh banyaknya mutasi - mutasi makhluk aneh. Seperti elf, dwarf, malaikat, iblis, beast, troll, monarch, orc, goblin, raksasa dan lain lain. 100 juta tahun setelah damai nya peperangan itu. Ini adalah kisah seorang pemuda yang berasal dari salah satu dunia tiny yang ingin balas dendam atas ketidak adilan yang di dapatkan oleh keluarganya. Ia ingin sekali menghidupkan kembali keluarganya dan hidup dengan bahagia. Hingga membawanya ke petempuran terakhir melawan sang dewa kaisar sage, dewa yang memegang kendali atas dunia ini. Namun naas baginya karna ia mati di saat pertempuran dan tetap tak bisa mengalahkannya. Untungnya cawan reinkarnasi membantunya kembali hidup dan membawanya ke 5000 tahun lalu di mana ia masih berusia 13 tahun. Mampukah ia merubah takdir semua orang, menjaga keluarganya agar tetap hidup dan mampu mengalahkan dewa kaisar sage di kesempatan kedua ini. Mari kita lanjut keceritanya.

Darwin_Cikeas · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

PROLOG.

"Pernakah kalian berpikir kalau dunia yang kita tinggali ini tidak sesempit yang kita bayangkan."

Seorang kakek tua berkerudung hitam duduk di sebuah pohon. Kerudung menutupi segalanya hingga hanya memperlihatkan kumis dan janggutnya yang putih dan panjang.

"Sempit, kau bercanda yah kakek tua. Dunia ini sangat luas di pandang mata, aku ingin sekali mengelilinginya." Ucap salah bocah ompong yang duduk di bawahnya.

Di depan kakek tua itu, ada sepuluh anak yang sedang mendengar ceritanya. Mereka duduk hampir setengah lingkaran ke arahnya.

"Benar tuh, siapa yang menyangka dunia ini akan begitu sempit dimataku kakek. Aku ingin sekali menjadi sang legenda yang sangat kuat dan kaya." Ucap bocah yang duduk di sampingnya, kurus dan kepalanya botak.

"Kalau aku ingin menikahi wanita cantik tercantik di dunia ini." Ucap anak gondrong yang duduk paling ujung.

Tuk....

"Aduh, kenapa kau memukulku."

"Kau ini, masih kecil kenapa mikir terus cewek cantik sih." Ucap bocah beringus yang duduk di sampingnya.

"Memangnya apa urusanmu, pergi sana. Dasar hidung kotor." Ia mulai mendorongnya kebalakang.

"Bisakah kalian diam." Bocah yang di tengah berdiri memarahi dua bocah yang hampir berantam di sana.

"Aish....." kakek itu memegang dahinya.

"Sudahlah anak anak diamlah, kalian ingin lanjutkan ceritanya tidak." Ucapnya lagi.

"Persetan dengan cerita itu." Bocah beringus itu langsung memegangi kepala si bocah gondrong.

"Apa kau bilang, kalau kau tak ingin dengar cerita pergi saja sana." Kali ini seorang gadis berdiri menghampiri bocah itu.

"Dasar wibu, kenapa harus mengganggu urusan orang lain."

Suasana dari kesembilan anak itu mulai ricuh, sang kakek hanya menghela napas panjang. Lalu mengetuk tongkatnya kearah tanah, seketika ketukan itu membawa aura yang menghentikan pertengkaran anak itu.

"Bisakah kalian diam sedikit, haih entah kenapa derajatku menurun ketika berhadapan dengan bocah bocah ini."

Para bocah itu memandangi kakek itu sekali lagi, mata mereka berbinar menatap tongkat yang di pengangi kakek itu.

"Wah tongkat kakek sangat hebat." Ucap bocah sambil memandangi tongkat.

"Uhuk uhuk.... bisakah kalian duduk sebentar." Kakek itu terbatuk.

"Tuh kan kubilang duduk." Teman si botak menariknya untuk duduk.

"Hei aku bisa duduk sendiri." Bantah si botak itu.

"Baiklah baiklah duduklah."

Semua anak akhirnya duduk kembali dan menatap kakek itu dengan penasaran.

"Kakek, apakah tongkat kakek itu punya kekuatan.?" Tanya si ompong yang duduk paling dekat dengan si kakek.

"Dasar bodoh, apa kau tidak lihat tadi hah."

"Hahahaha..... dia di bilangin bodoh." Ejek anak yang tidak pakai baju.

"Huh." Si ompong tidak menghiraukannya. Kemudian ia balik bertanya. "Kakek, tongkat benar benar hebat, boleh kupinjam kek."

"Tak boleh, bocah tidak boleh memegang tingkat ini." Tolak kakek itu.

"Auwh...." anak itu mendesah dengan kecewa.

"Makanya tuh jangan sembarang bicara. Pake bilang ingin pinjam." Si botak menertawainya.

"Botak ngajak berantem kamu." Anak itu berkata dengan marah.

Sementara di bagian tengah mereka ada seorang anak pendiam yang terus memandagi kakek itu dari tadi.

"Haih, anak anak ini. Mulai lagi. Kalian mau lanjut ceritanya tidak." Tanya kakeknya itu.

Anak anak itu jadi terdiam, mereka menoeh ke arah kakek itu sekali lagi.

"Iya kek lanjut.!!" Ucap mereka bersama sama.

Kakek itu menatap anak pendiam yang dari tadi terua menatapnya.

"Kamu, siapa namamu.??" Tanya kakek itu.

Anak itu tertegun lalu menjawab dengan gugub.

"Namaku Qin feng."

Kakek itu mengangguk kearah anak itu.

"Oh Lin feng, kenapa kau menatapku dari tadi."

Anak itu menunduk jari jari telunjuknya saling bersentuhan.

"Um, aku ingin bertanya."

"Hm, tanyakan saja." Ucap kakek itu dengan lugas.

"Kalau memang dunia itu sangat besar, memangnya sebesar apa itu kek." Tanya anak itu dengan penuh semangat.

"Sangat besar, mungkin seumur hidupmu tak bisa mengelilinginya."

"Benarkah... bagaimana dengan legenda Zhou weiqing." Tanya di gondrong.

Si kakek hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Zhou weiqing masih terlalu lemah." Ucap kakek itu.

"Tidak mungkin.!! Bukankah legenda Zhou weiqing sangat kuat." Jawab anak itu dengan tak percaya.

"Haish, Zhou weiqing itu masih berada di awal kultivasi sebenarnya. Kalian belum tahu kultivasi sebenarnya. Coba kalian tebak, selain manusia, ras apalagi yang ada di dunia ini."

Anak anak itu mulai berpikir kemudian salah satu mereka mengangkat tangan.

"Elf.."

Yang satunya lagi mengangkat tangan.

"Beast.."

"Naga."

"Naga itu salah satu dari ras beast." Jelas kakek itu.

"Ooooh....." semua anak itu mengangguk mengerti.

"Kalian sudah mengerti.? Coba tebak lagi ras mana lagi yang ada di dunia ini." Tanya kakek itu sekali lagi.

Anak anak itu mulai berpikir lagi, tapi tidak menemukan apa apa.

"Kami tidak tahu lagi ras apa lagi yang ada di dunia ini. Apakah masih ada.?"

Kakek itu tersenyum lalu berkata....

"Tentu saja ada, masih banyak lagi."

"Hah, benarkah.?" Anak itu terkejut dengan perkataan kakek itu.

Kakek itu mengangguk.

"Tentu saja, contohnya itu suku dwarf.."

"Hah, suku apa itu.? Tanya seorang gadis kecil yang ada di sana.

"Suku Dwarf itu adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman. Mereka sering disebut kurcaci atau manusia kerdil." Jelas kakek itu.

"Kerdil, sependek apa tuh kek." Tanya mereka lagi.

Sang kakek itu membayangkan lalu menunjuk mereka.

"Mereka tuh tingginya seperti kalian ini."

"Hah, bukankah itu masih anak anak."

Sang kakek menggelengkan kepala.

"Tidak tinggi mereka rata rata memang begitu baik tua maupun mudah."

"Tidak mungkin, mana ada makhluk seperti itu."

"Tentu saja ada, saja mereka tidak ada di dimensi ini. Mereka ada di dimensi lain." Kakek itu menegaskan.

"Apakah dimensi itu jauh." Tanya si botak pada kakek itu.

"Yah sangat jauh. Hanya orang pandai saja yang bisa memasukinya."

"Bagaimana jika aku yang menjadi orang pandai itu." Jawab si botak itu sambil tersenyum.

"Entahlah, siapa yang tahu." Kakek itu mengangkat bahunya.

"Kakek ras apa lagi yang masih ada." Tanya lagi gadis kecil disana.

Kakek itu mengangguk lalu menjawabnya.

"Masih ada ras iblis, ras malaikat, raksasa, goblin dan lain lain."

"Wah...!!"

Anak anak itu menganga mulut dengan kagum.

"Lanjutkan kek." Tanya si Qin feng setelah diam begitu lama.

"Tunggu, aku ingin pipis dulu." Ucap kakek itu kemudian ia bangkit.

"APA..!!!" Semua anak berteriak.

"Tenang ajah kok, cuman 5 menit." Jawab kakek itu kemudian menghilang perlahan.

"Haish lagi penasaran begini malah kebelat pipis." Si bocah beringus mendesah dengan kesal.

"Mau bagaimana lagi, dianya mau pipis kok. Kita tunggu saja." Anak gadis itu menghibur mereka.

Mereka mulai menunggu kedatangan kembali kakek itu, namun kakek itu tak kunjung datang. Sudah 30 menit mereka menunggu dan hari sudah mulai gelap.

"Bukankah dia bilang cuma 5 menit, kenapa sudah 30 menit dia tidak lagi nongol." Si botal berteriak marah.

"Sudah mau gelap, ayo kita pulang. Nanti orang kita cari lagi." Anak gadis itu kemudian pergi dari sana.

"Iyah juga, persetan dengan kakek tadi. Ayo kita pergi." Ucap si botak dengan kesal.

Kemudian satu persatu meninggalkan tempat itu. Hingga tersisa Qin feng dan temannya yang ingin membujuknya pergi.

"Qin feng, kau tak ingin pulang." Tanya anak itu.

Qin feng hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Bagaimana dengan orang tuamu. Mereka pasti khawatir."

"Tidak apa apa, pulanglah duluan." Qin feng tetap bersih keras tak ingin pulang.

"Baiklah jaga dirimu baik baik." Kemudian anak itu pergi menjauh darinya.

Qin feng masih menunggu kedatangan kakek itu. Tidak lama kemudian kakek itu muncul di bawah pepohonan.

"Eh, dimana anak anak tadi." Kakek itu terkejut melihat taman sudah sepi, ia hanya melihat Lin feng yang masih duduk di tempatnya.

"Eh, Qin feng. Kau masih tidak pulang.?" Tanya kakek itu.

Qin feng menggeleng gelengkan kepalanya lagi.

"Aku ingin menunggu lanjutan cerita kakek."

Si kakek menghela napas.

"Sudah malam pulanglah. Nanti orang tuamu mencarimu."

Qin feng masih diam kemudian menjawab.

"Mereka takkan mencariku, mereka selali sibuk dengan urusan mereka sendiri." Ucapnya dengan sedih.

"Bagaimana dengan ibumu, ia pasti sudah sangat khawatir sekarang."

"Tapi...." Qin feng ingin berbicara namun di hentikan oleh kakek itu.

"Ini, ambillah ini. Ini hadiah dari kakek." Kakek memberikan suatu gelang padanya.

Lalu kakek itu dengan cepat memakaikan gelang itu di tangannya.

"Wah... gelang apa nih kek." Ucap Qin feng kagum.

Namun ia melihat sang kakek sudah tidak ada lagi.

"Eh, kakek. Dimana kau. Kakek, kakek, kakek.....!!!"

Teriak anak itu, namun si kakek tidak menjawab. Lalu ia melirik gelangnya, menyadari kalau gelangnya juga hilang membuat terkejut sampai mati. Kemudian ia lari terbirit birit dari tempat itu.

Setelah anak itu menjauh, barulah muncul si kakek. Kakek itu berubah menjadi seorang pemuda tampan, kemudian disampingnya muncul seorang wanita cantik.

"Kau memberi jimat itu padanya." Ucap wanita itu padanya.

"Aku bukan memberi, tapi mengembalikannya. Dialah pemilik asli gelang itu. Dialah orang yang bisa memenggal kepala Dewa Sage. Tapi untuk itu ribuan tahun takkan cukup. Biarkan dia berinkarnasi sekali lagi dan memakai pengalamannya untuk mengalahkan orang itu. Aku hanya bisa membantunya sampai disini." Jawab pemuda itu.

"Sepertinya kau sudah menunggu lama kesempatan ini." Wanita itu memeluk pria itu.

Kemudian mereka menghilang di kegelapan.

___________

HAI PARA RAEDER...!!😁😁 KEPANJANGAN PROLOGNYA YAH. KALAU BOSAN BISA LANJUT LANGSUNG KE CAHPTER 1😊. OKE JANGAN LUPA LIKE, KOMEN AND SUBCRIBE YAH TEMAN TEMAN. AYO KITA DUKUNG NOVEL INI AGAR GUE GAK BOSAN BOSAN BUAT UPDET😉. SELAMAT MEMBACA..🤗🤗