webnovel

Legacy Falls

Antara lahir di saat dunia menghadapi kehancuran dan tidak pernah merasakan yang namanya kedamaian. Waktu masa kecilnya orang tuanya dibunuh lalu dia diadoposi oleh seseorang dan mempunyai teman masa kecil yang bernama Risa. Sekian tahun berlalu, dia pun menjadi seorang pemimpin dari cabang organisasi dan bertugas untuk mengantarkan logistik ke kota yang terkena dampak dari kehancuran. Dengan harapan yang dia miliki dia berjuang agar dunia ini kembali seperti semula. Di kesehariannya sebagai pemimpin di GajahMada Logistic (GML), Antara menghadapi semua masalah yang menghadapi pengiriman logistik. jadi, apakah benar-benar dunia akan hancur atau kembali menjadi damai seperti dulu kala?

Nochyu · Fantasy
Not enough ratings
80 Chs

Sosok Yang Asli

(POV ANTARA)

"A-Antara... Apakah monster itu sudah kalah?," Tanya Sieg yang terbaring dikasur.

"Iya. Aku telah membunuhnya," jawabku.

Aku mendatangi Sieg dan memberikannya segelas air putih.

"Minumlah."

Sieg mengambil gelas yang kuberikan lalu meminumnya sampai habis. 

Setelah pertarungan dengan Bishop, aku langsung mencari mereka bertiga untuk segera menyembuhkan luka mereka. Dengan kemampuan mode Support Healing Factor, aku dapat menyembuhkan mereka dengan cepat. Setelah itu aku membawa mereka ke rumah yang masih berdiri dan membaringkan mereka di kasur yang empuk.

Luka Sieg dan Phonse tidak terlalu parah, namun luka Iffy sangatlah parah. Aku butuh konsentrasi penuh untuk menyembuhkan luka dan tulang yang patah ditubuhnya. 

Kami semua dibuat babak belur oleh Bishop. Mau bagaimana lagi, kekuatannya sudah diluar masuk akal. Mengalahkannya itu saja sudah keajaiban yang hanya didapatkan sekali saja.

Setidaknya aku sudah berhasil membalaskan dendam para Laskar yang gugur di Pontianak dulu.

"Antara… apa kau dengar?," Ucap Sieg.

Aku melihat kearahnya. "Mendengar apa?".

"Dengarkan baik-baik!".

Aku berusaha menangkap suara yang dimaksud oleh Sieg.

*GRUOAHHHHH!

"Suara ini?!," Tanyaku kepada Sieg.

"Suara ini adalah raungan… Kirin!".

Sieg langsung berdiri dan berlari keluar rumah dengan cepat. Aku yang bingung harus mengejarnya kah atau tinggal disini menjaga Phonse dan Iffy.

*GRUOAHHHHHHHHHH!

Suara raungan Kirin semakin terdengar jelas dan keras. Apakah terjadi sesuatu di kuil Earthmate?!.

(Antara kau harus ke kuil sekarang!,) Ucap Byakko.

"Tapi aku harus menjaga—".

(Aku yang akan menjaga mereka, kau kejar saja burung api itu Antara,) ucap Lana.

Tiba-tiba bayanganku berubah menjadi sosok Lana. Wajah, bentuk tubuh, dan penampilan kami sama kecuali garis luka dimata Lana.

"Sejak kapan kau bisa keluar dari tubuhku?".

"Kita bicarakan ini nanti saja. Sekarang kau pergilah."

Aku melihat kearah Iffy lalu kearah Phonse dan terakhir aku melihat kearah Lana yang tersenyum.

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu menyusul Sieg!".

———

Aku menciptakan sepatu Hermes untuk terbang menuju kuil Earthmate. Namun sepanjang aku terbang aku tidak melihat sosok Sieg. Apakah dia sudah sampai di kuil Earthmate?.

Tapi sebenarnya apa yang terjadi di kuil Earthmate? Bukankah Bishop sudah ku kalahkan? Tidak mungkin ada musuh—

Tidak, masih ada musuh misterius di Agartha. Musuh yang muncul setelah aku membunuh Bishop. Bayangan itu menggores pipiku hingga berdarah, dan bayangan itu juga menggores pipi mereka bertiga karena saat aku menyelamatkan mereka, ada bekas luka di pipi mereka sama sepertiku.

Tapi, apa dia benar-benar musuh? Kalau dia musuh kenapa dia tidak menyerangku dan malah menggores pipiku hingga terluka?

*GUBRAKKKK!

Suara atap kuil hancur terdengar sangat keras dan aku melihat jika Kirin terlempar ke udara. Aku berhenti terbang dan langsung menuju kearah Kirin yang terlempar ke langit.

Namun saat aku dekat dengan Kirin aku melihat ada seseorang yang mendorong Kirin ke langit. 

"Bi-Bishop?!".

Kirin tidak terlempar ke langit, namun Bishop lah yang mendorongnya hingga ke langit. Aku tidak percaya, Bishop masih hidup?! Padahal dia sudah terkena serangan mematikan dan terkena Corruption milikku namun dia masih hidup?!

Tidak ada waktu untuk kaget, aku harus menyelamatkan Kirin sekarang.

Dengan kecepatan penuh aku menerjang Bishop yang mendorong Kirin ke langit lalu memukul wajahnya dengan sangat keras hingga dia terjatuh ke tanah. Pukulan ku sangat kuat karena aku memperkuat nya dengan kemampuan mode Barbarian ku.

Lalu aku menyusulnya dengan cepat menggunakan kemampuan raungan Byakko.

"Byakko Awakening! Secret Art : Lightning Roar!".

Petir putih yang maha dahsyat menyambar Bishop yang tergeletak di tanah. Aku melanjutkan seranganku dengan pukulan petir.

"Thunder Punch!!".

Pukulan petir bertubi-tubi ku lancarkan ke wajah Bishop hingga dia tidak bisa bergerak. Aku tidak akan membiarkan nya bergerak! Aku akan membunuhnya lagi sampai tubuhnya hilang dari muka bumi!.

"Laskara mode Slayer dan Byakko Awakening : White Thunder X-Cross Claw Slash!!!".

Tangan ku berubah menjadi cakar Byakko yang sangat tajam setajam pedang. Lalu serangan silang menggunakan cakar dan petir putih ku lancarkan hingga membuat luka silang di dada Bishop.

(Antara kau berlebihan! Menggunakan Laskara dan kekuatan ku secara bersamaan, itu sama saja bunuh diri!,) Ucap Byakko.

"Aku tidak masalah jika harus mati, asalkan mahluk ini mati juga."

Bishop berdiri dan luka silang di dadanya langsung sembuh seketika. Sial, padahal aku sudah melancarkan semua kemampuan ku tapi dia masih baik-baik saja.

"Sudah kuduga kekuatan dari orang yang berhasil membunuh bayanganku. Kuakui kau sangat kuat," Ucap Bishop.

"Bayangan… jadi yang tadi kubunuh tadi hanyalah bayanganmu?".

Bishop terkekeh. "Benar!! Dia hanya bayanganku saja! Namun masih saja ada manusia yang kewalahan mengalahkannya."

B-Bayangan? Bayangannya saja sudah sekuat ini… bagaimana dengan yang aslinya?! Jangan bilang. "Oi, jangan bilang bayanganmu yang menghancurkan kota Pontianak dulu?!".

"Kota… kota... Ah benar! Itu adalah perbuatan bayanganku. Waktu bayanganku menghancurkan satu kota dalam semalam itu membuatku sangat bahagia karena..."

Bishop tiba-tiba berdiri di depanku. "Karena ternyata manusia itu mahluk yang lemah!!".

Bishop mencengkram kepalaku lalu dia memukul perutku dengan sangat keras dan dia membanting ku ke tanah.

"Bishop hentikan, tujuan kita adalah pedang terkutuk."

Tiba-tiba seseorang muncul dari bayangan Bishop.

"Joker, lebih baik kita bunuh manusia ini. Dia sangat berbahaya."

Mutan? Joker? Mutan kelas apa dia? Tapi, yang kurasakan dari auranya… dia mutan kelas S, tidak mungkin lebih dari mutan kelas S.

Joker mendekatiku lalu dia menjambak rambutku hingga kepalaku terangkat.

"Dia adalah aset yang berguna, karena itu jangan membunuhnya dulu."

Aku tidak bisa melihat wajahnya. Wajahnya ditutupi oleh topeng hitam dan suaranya juga terdengar sangat serak.

"Tidurlah," ucap Joker lalu dia menjentikkan jarinya didepan mataku.

Pemandangan ku langsung kabur dan semua langsung hitam.

*To be continued-

———