webnovel

Legacy Falls

Antara lahir di saat dunia menghadapi kehancuran dan tidak pernah merasakan yang namanya kedamaian. Waktu masa kecilnya orang tuanya dibunuh lalu dia diadoposi oleh seseorang dan mempunyai teman masa kecil yang bernama Risa. Sekian tahun berlalu, dia pun menjadi seorang pemimpin dari cabang organisasi dan bertugas untuk mengantarkan logistik ke kota yang terkena dampak dari kehancuran. Dengan harapan yang dia miliki dia berjuang agar dunia ini kembali seperti semula. Di kesehariannya sebagai pemimpin di GajahMada Logistic (GML), Antara menghadapi semua masalah yang menghadapi pengiriman logistik. jadi, apakah benar-benar dunia akan hancur atau kembali menjadi damai seperti dulu kala?

Nochyu · Fantasy
Not enough ratings
80 Chs

Keseharian

(POV RAKA)

Sepertinya dia sibuk sekali dengan tugasnya, apalagi ditambah pengiriman logistik dan melawan para mutan. Dia pasti sangat kelelahan. Tetapi kalo dilihat, dia bisa mengatasi semuanya dengan biasa aja. Mungkin itu alasannya dia terpilih menjadi sang Tingkas.

"Raka"

"iya"

"untuk pengiriman selanjutnya kita akan ke Kediri."

Ada pengiriman lagi, kali ini ke kota Kediri. Aku tidak tau itu dimana, mungkin aku harus sering buka peta.

"baiklah, apa saja yang kita kirim untuk kediri"

"sesuai dengan permintaan mereka, kita akan mengirim obat-obatan dan juga makanan"

Lagi-lagi obat-obatan dan makanan. Kenapa akhir-akhir ini sering sekali ada permintaan logistik obat-obatan dan makanan.

"hmm… kalo begitu aku akan ke gudang untuk mempersiapkannya"

"ah iya, aku akan membantumu"

Dia ini tidak ada capeknya. Bahkan sekarang dia ingin membantu mempersiapkan logistik. Lebih baik aku menolaknya daripada nanti ketemu Risa disana dan nantinya bakal marah dan akhirnya aku juga kena marah.

"tidak usah Antara, lebih baik kau mengatur dokumennya saja, lagipula disana juga sudah ada yang membantu"

"apa tidak apa-apa Raka"

"iya"

Kuharap kau mengiyakan Antara.

"ah iya, kalo begitu ini daftar permintaannya"

Bagus.

"hmm.. aku permisi dulu"

"silahkan"

*ckriittt brak

*tap tap tap

Untung saja dia tidak ikut. Kalo begini aku tidak akan dimarahi oleh Risa karena membuat dia tidak beristirahat. Padahal kalo di pikir itu karena Antara sendiri.

*ckriittt brak

"pagi mas Raka, gimana kabar anda?"

"pagi juga, aku baik bagaimana denganmu?"

"syukurlah kalau begitu, saya juga baik mas Raka"

"hm.. baguslah"

Dia ini tiap hari ada disini, apakah dia memang bertugas sebagai penjaga gudang???

"iya, apa mas Raka akan menyiapkan logistik lagi sekarang?"

"iya, sekarang ada permintaan pengiriman ke kota Kediri, jadi saya harus ke gudang penyimpanan obat-obatan dan makanan untuk mempersiapkannya."

"ah… silahkan mas Raka, maafkan saya kalo telah mengganggu anda"

"tidak apa-apa, kalo gitu saya permisi dulu"

"iya, dan jangan lupa untuk jaga kesehatan anda"

"iya,kau juga"

Apa aku harus seperti dia. Menyapa Antara tiap hari dan menanyakan kesehatannya juga setiap saat dan sering menasihatinya.

"... tidak akan pernah"

*tap tap tap

"kalo aku lihat sepertinya mereka semuanya senang tinggal disini… baguslah kalo begitu… ini juga berkat Antara dan Risa, kalo bukan karena mereka berdua, aku dan Rasku tidak akan seperti sekarang"

Bagaimana aku akan membalas mereka. Apa aku.....

"tetap tidak"

"eh sepertinya itu Raka"

"..."

"Raka!!!"

"Risa…"

Sepertinya aku berhasil meningkatan kemampuan merasakan aura orang.

"Raka, syukurlah itu kamu, kukira tadi bukan kamu"

Aku lebih bersyukur kamu tidak ketemu Antara.

"maksudmu?"

"aku kadang suka susah membedakan kamu dengan yang lain dari jauh"

Untung saja dia Risa. Masih bisa kumaklumi.

"ya mungkin karena kami satu Ras"

"ah iya hehe.. tapi aku tidak bermaksud yang lain Raka, seriusan dah"

"iya aku mengerti"

"syukurlah kalo begitu, apa kau disini untuk mempersiapkan logistik lagi Raka???"

"iya, Antara bilang ada permintaan obat- obatan dan makanan dari kota kediri dan ini daftarnya"

Jangan menanyakan dia, jangan tanya Antara.

"heh!! kota Kedir?!".

"iya"

"kota itu terkenal dengan tahunya yang enak loh"

Hari ini adalah keberuntunganku.

"benarkah, apa kau pernah pergi kesana dan mencoba tahunya?"

"eh aku belum pernah pergi kesana,tapi aku pernah dibawakan tahu oleh ayahku dari sana dan itu sangat enak loh, bahkan aku sampai sekarang masih ingat rasanya"

Apakah ini kode dia buat minta untuk dibelikan.

"aku akan membelinya nanti disana dan membawanya kesini untuk kita makan bersama"

"eh!!! makasih Raka, kamu sangat baik."

Sesuai dugaanku dia langsung mengiyakan. Ya mungkin ini salah satu cara membalas perbuatan mereka. Walapun tidak seberapa.

"iya sama-sama"

"hm.. kalo begitu aku permisi dulu Raka, soalnya aku harus mengecek logistik lagi"

Dia ini mengkhawatirkan Antara tapi dia sendiri juga bekerja keras. Hm.... manusia.

"iya, aku juga harus menyiapkan semua yang ada didaftar ini"

"baiklah dah Raka"

"hm"

*tap tap tap

aku keasikan berbicara dari tadi, sampai tidak sadar kalo sudah sampai didepan gedung penyimpanan. Kira-kira apa ya rincian yang dibutuhkan.

"walapun yang dibutuhkan hanya dua jenis barang tetapi rinciannya lumayan banyak"

*ckriittt brak

"mas Raka!"

"iya"

"ada yang bisa saya bantu"

Apa aku minta tolong aja kepadanya untuk membantuku mengambil logistik.

"ini adalah daftar permintaan logistik untuk kota Kediri, disana sekarang membutuhkan obat-obatan dan makanan, jadi sekarang aku harus mempersiapkan untuk logistiknya untuk pengiriman nanti siang."

"kalo gitu bagaimana kalo saya membantu anda untuk menyiapkan logistiknya"

Dia sangat pengertian rupanya.

"iya, terimakasih, agar lebih cepat kita bagi dua, aku menyiapkan makanannya dan kamu obat-obatan"

"baiklah mas Raka"

- - - - - - - - -

"sepertinya udah semua.... apa lebih baik ku-cek lagi... akan ku-cek lagi."

"ada.. ada.. ada.. seperti dugaanku ternyata kurang sayurnya"

*tap tap tap

"kau???"

"hai Raka~"

Kenapa dia ada disini. Bukannya tugasnya dia seharusnya tidak disini.

"iya.... sedang apa kau disini?"

"hanya melihat-melihat saja disini"

Aku masih curiga, apa dia ingin berbuat sesuatu disini.

"....."

"apa kau menuduhku maling??"

Sepertinya dia ini tidak ada maksud lain. Mungkin hanya perasaanku saja, dan lagi pula dia tidak mungkin melakukan sesuatu yang berbahaya disini.

*tap tap tap

"aku tidak berkata seperti itu..."

———

*to be continued-