webnovel

Tiga Puluh Juta

"Bruuk" suara tiga gepok uang dilempar ke tubuh Dania, dari pria yang membeli tubuhnya dua jam tadi. Sedangkan Dania, bersikap santai saja karena itu merupakan hal yang biasa dia terima.

"Dania, jangan lupa minggu depan aku bawa kamu ke luar kota selama dua hari, siapkan pisik kamu, karena aku akan terua menikmati tubuh kamu selama disana!" tutur Tuan Erik, pelanggan tetap Dania.

"Okey, asal anda mengerti Tuan. Seperti biasa, uang dimuka lima puluh persen. Sambil turun dari ranjang, dengan tanpa sehelai benangpun, Dania menjawab pernyataan Tuan Erik.

"Jangan khawatir Dania, pasti aku bayar lima puluh persen dimuka!" jawab Erik.

Kini Dania, tengah berada di dalam kamar mandi, untuk membersihkan diri. Sedangkan Erik, segera keluar dari dalam kamar itu, taklupa Erik meninggalkan uang lebih pada Dania, tiga puluh lembar uang merah.

Begitulah setiap kali Erik merasa puas dengan pelayanan Dania, selalu saja memberikan uang lebih. Erik yang kesepian, jarang mendapat pelayanan ranjang dari sang Istri, karena Istrinya lebih mementingkan pekerjaan, dibanding melayani Erik diatas ranjang. Membuat Erik, sering sekali memesan Dania untuk menjadi pemuasnya diatas ranjang. Pernikahan yang telah berjalan delapan tahun, kini tak ubahnya sepasang orang asing bila diatas ranjang.

Kini Dania, telah siap dengan pakaian lengkap melekat di tubuhnya. Dania melihat satu pesan masuk, di aplikasi hijau, yang mengharuskan Dania segera memenuhi panggilan sang boss, sebab ada tugas mendadak. Dengan teliti, Dania memasukan barangnya satu persatu ke dalam Tas, begitu juga dengan uang tiga puluh juta. Dan tiga puluh lembar uang merah, Dania masukan kedalam dompet.

Setelah dirasa tak ada yang tertinggal, Dania langsung keluar untuk segera menemui sang boss.

Malam hari, Dania langsung ke tempat hiburan yang biasa dia mangkal. Untuk menyerahkan uang hasil jual diri'nya, selama dua hari pada Mamih Ema yang berjasa menawarkan tubuhnya. Ketika itu Mamih Ema, sedang dibawah kungkungan seorang pria muda. Sambil mendesah nikmat, Mamih Ema berbicara dengan Dania.

"Hey Dania anak Mamih, gimana hasilnya Sayang?" tanya Mamih Ema.

"Ini Mih, bagian Mamih. Untuk malam ini, Dania mau istirahat dulu ya Mih. Soalnya besok, Dania harus melayani Om Kusuma dua hari dua malam, pasti udah bilang kan ke Mamih?" jawab Dania, panjang lebar.

"Sudah, Om Kusuma udah transfer lima puluh persen ke Mamih. Memangnya, dia mau bawa kamu kemana Dania?" tanya Mamih Ema.

"Ke Bali Mam, dia ada perjalanan bisnis!" jawab Dania.

"Oi'yah jangan lupa alat bantu'nya, kamu bawa biar steril. Tahu sendirikan, dia Masokis?"

"Iya Mam udah, jangan khawatir!" jawab Dania, memastikan.

"Jangan lupa juga, kamu minum wine yang biasanya, biar gak terlalu kerasa sakit ya!" saran Mamih Ema, pada Dania.

"Okey Mam, beres kalau itu. Yaudah, Dania pamit ya Mam!" pamit Dania, pada Mamih Ema.

"Okey Sayang, hati-hati jangan lupa oleh-oleh buat Mamih ya!" pinta Mamih Ema, sebelum Dania akhirnya pergi.

Kini Dania menaiki mobilnya, hendak pulang ke Apartemen mewah miliknya. Hasil jerih payah selama menjadi Kupu-Kupu Malam, Dania telah membeli sebuah Apartemen mewah juga Mobil yang dia impikan. Sekian menit kemudian, Dania sampai di Apartemen. Sesampainya di kediamannya, Dania langsung meng transfer uang pada adik keduanya, yang sedang kuliah di luar negeri. Sedangkan adik bungsunya, masih SMP tinggal di kampung bersama sang Ibu. Selesai transfer uang pada adik yang pertama, kemudian adik yang bungsu Dania transfer juga. Setelah selesai transfer, taklama pesan masuk dari kedua adiknya sebagai ucapan terima kasih. Lanjut Dania, beristirahat melepaskan semua penat, juga beban berharap keesokan hari lebih baik lagi.

Kehidupan pedih Dania sewaktu kecil, membuat dirinya bertekad untuk melakukan apapun agar dirinya juga Ibu serta kedua adiknya tidak kekurangan lagi.

Keesokan harinya, Dania dijemput oleh orang suruhan Pak Kusuma. Dania pagi itu, menggunakan baju tanpa lengan ketat yang memperlihatkan perut ratanya, serta belahan dadanya. Dilapisi oleh Blazer lengan panjang, juga Rok mini sebagai bawahan. Rambut yang digerai, serta polesan make-up natural yang menambah kecantikan Dania semakin tampak. Kini Dania sedang dalam perjalanan menuju Bandara, disana Pak Kusuma tengah menunggu di dalam pesawat pribadinya. Dania telah menyiapkan mental, serta tubuhnya untuk menahan sakit yang akan Pak Kusuma lakukan nanti. Sekian menit kemudian, mobil yang mengantar Dania telah sampai di Bandara tujuan. Dania langsung menuju Pesawat milik Pak Kusuma, karena Pria paruh baya itu merupakan konglomerat yang kekayaannya sudah tak diragukan lagi.

Dania turun dari mobil, dan langsung menaiki anak tangga Pesawat menuju pintu masuk Pesawat. Terlihat disana Pak Kusuma seorang diri, dan menyambutnya dengan senyuman, serta merentangkan tangan. Dania pun balas memberi senyum termanisnya pada Pria itu, dan menghambur dalam pelukan. Dania langsung duduk diatas pangkuan Pak Kusuma berhadapan, melingkarkan tangannya dileher Pak Kusuma.

"Dania Sayang, akhirnya saya bisa menikmati tubuhmu lagi!" tutur Pak Kusuma, dengan senyum seringai.

"Memang Om kangen, sama Dania?" tanya Dania, sambil jarinya dia mainkan di dada Om Kusuma.

"Kangen banget Dania, karena cuma kamu yang bisa muasin Om, dan bisa mengimbangi fantasi Om. Istri Om, gak mau dia. Jadi Om gak puas, sama dia Sayang!" jawab Om Kusuma, penuh harap. Sekian detik kemudian, kini Dania tengah polos dibagian dada. Om Kusuma asyik, memainkan gunung kembar Dania. Melumat juga menyedot, pucuk gunung kembar Dania. Membuat Dania melenguh, juga mendesah tiada henti. Tubuh mulus nan molek itu, kini dikuasai oleh pria paruh baya itu. Dania direbahkan diatas sofa panjang, lanjut Om kusuma merobek segitiga Dania. Mengobrak abrik inti tubuh Dania, dengan lidah juga bibirnya dengan brutal. Bahkan daging kacang merah Dania, digigit kencang oleh Om Kusuma. Dan Dania berusaha menikmati, walau nikmat bercampur sakit. Puas menikmati inti tubuh Dania, Om Kusuma memasukan tongkat perkasanya kedalam mulut Dania dengan kasar, hingga Dania hampir muntah, namun iya tahan sekuat mungkin. Sekian menit kemudian, Om Kusuma memasukan tongkat saktinya kedalam inti tubuh Dania, dengan kencang tanpa aba-aba lagi. Suara erangan, juga desahan silih berganti. Sambil menggoyangkan pinggulnya, Om Kusuma menggigit pucuk boba Dania, membuat Dania merasakan nikmat sekaligus sakit yang datang bersamaan. Hingga pucuk boba Dania, benar-benar lecet. Namun Dania tahan, karena itu harus iya lakukan demi keberlangsungan kedua adiknya serta sang Ibu, juga dirinya sendiri yang tidak ingin kembali kesusahan seperti dulu lagi. Karena menjadi orang susah, Dania merasakan hidup yang begitu pahit, cacian, hinaan, dijauhi orang-orang termasuk saudaranya sendiri.

Tak terasa Pesawat yang Dania tumpangi, kini sampai Bandara tujuan. Kini Dania, telah berganti baju yang Om Kusuma siapkan. Dania akan menjadi umpan, untuk kolega bisnis Om Kusuma agar kerja samanya berjalan lancar.

Dan Dania akan mendapat bayaran tiga kali lipat, diluar tarif Dania seperti biasa.

Dania saat ini, memakai gaun merah tali spagetti tanpa memakai bra. Sehingg terlihat seksi dibagian atas, dengan panjang hingga tumit kaki, serta mempunyai belahan dibagian kaki hingga setengah paha. Sehingga menampakan kemolekan tubuh Dania, sedangkan Om Kusuma dari kantor hanya membawa Asisten pribadinya saja, seorang pria muda yang begitu setia bekerja dengan Om Kusuma sejak dulu.