webnovel

Ngedusel

Minho langsung menghampiri Jisung dan memeluknya. Jisung dapat merasakan Minho memeluknya dengan sangat erat. Jisung pun membalas pelukan Minho dengan erat juga. Minho mendengar sayup-sayup isakan tangis Jisumg. Minho langsung melepaskan pelukannya dan menatap wajah Jisung.

"Kenapa nangis?"

"Hiks.....ga.....hiks.....gak mau pergi....."

"Gak boleh, nanti orang tua kamu khawatir."

"Bodo amat!"

"Laki-laki gak boleh nangis."

Minho mengusap perlahan air mata yang berada di wajah Jisung. Minho langsung menarik tangan Jisung untuk berdiri. Butuh waktu beberapa menit akhirnya Jisung berhenti menangis, namun Jisung diam seribu bahasa. Minho memakaikan jaket ke tubuh Jisung. Kemudian mereka pergi menaiki motor menuju kediaman Jisung.

Beberapa menit kemudian akhirnya mereka berdua sampai ke tempat tujuan. Keluarga Jisung adalah keluarga yang cukup kaya. Mereka berdua harus melewati gerbang yang sangat besar jika ingin masuk ke dalam halaman rumah. Sesuai dugaan mereka berdua, ada seorang pria yang sedang berdiri di balik pintu gerbang dengan mata yang menatap mereka berdua dengan tajam.

"Jisung masuk!" Kata pria itu dengan lantang.

"Gak mau!" Jawab Jisung dengan lantang juga.

"MASUK!!!" Teriak pria itu sambil menarik paksa tangan Jisung.

"Jangan kasa-kasar dong bro." Sahut Minho.

"Bukannya lo ya, yang sering kasarin adek gue?" Tanya pria itu dengan remeh.

"Oh iyalah, adek lo seneng kalo gue kasarin." Jawab Minho sambil menyeringai.

Di lain tempat, Jeongin sedang asik mendusel kepalanya di paha Dahyun. Ini adalah ritual yang mereka berdua lakukan setiap hari. Mereka berdua sedang berada di ruang tamu. Mereka berdua sedang menonton sinetron favorit Dahyun. Tiba-tiba ada seseorang datang membuka pintu ruang tamu. Dahyun dan Jeongin langsung menengok ke sumber suara.

"Lah cepet amat udah pulang." Kata Dahyun.

"Mungkin kak Changbin sama kak Felix terkena skandal." Bisik Jeongin ke telinga Dahyun.

"Bacot! Gue bisa denger woi!" Sahut Changbin dengan lantang.

"Mah aku takut....." Kata Jeongin sambil menyembunyikan kepalanya di dada Dahyun.

"Kamu jangan kasar-kasar kalo ngomong." Kata Dahyun sambil mengusap kepala Jeongin.

"Brakk!!!" Changbin melempar helm yang dipegangnya ke lantai. Changbin tidak memedulikan kalimat yang keluar dari mulut Dahyun. Dia langsung berjalan dengan malas menuju kamarnya. Benturan helm sangat keras sehingga menyebabkan beberapa lantai keramik menjadi pecah. Dahyun dan Jeongin langsung terdiam melihat kejadian itu.

"Adeeeeek!!!" Teriak laki-laki yang tiba-tiba datang.

"Kenapa kak?" Tanya Jeongin.

"Ayo tidur ke kamar, udah malem dek." Jawab Hyunjin sambil memeluk Jeongin.

"Tunggu!" Teriak Dahyun.

"Kenapa Mah?" Tanya Hyunjin.

"Bersihin lantai yang pecah dulu." Jawab Dahyun.

Akhirnya mereka bertiga membereskan lantai yang pecah akibat ulah Changbin. Setelah itu mereka tidur. Dahyun tidur di kamar yang berbeda. Seperti biasa Hyunjin, Jeongin, Changbin tidur di satu kamar. Saat Hyunjin memutar gagang pintu dan membukanya, Hyunjin dan Jeongin melihat Changbin sedang.....