webnovel

Kita dan Waktu

Dimas, seorang cowok sederhana dengan kedai kopi miliknya yang dibuat jatuh hati oleh seorang gadis. Ada banyak kejutan yang Dimas temui. Bukan soal kopi, pelanggan dan pembeli tapi soal hati. Sebuah hubungan percintaan tak melulu soal kemesraan, sayang-sayangan tapi juga resiko patah hati. Entah disakiti atau menyakiti, namun Dimas tidak berada pada keduanya. Ia adalah seorang yang terlalu dalam namun diam. Membisu dalam teriakkan dan mamaksa berdamai dengan kenyataan. Gadis itu ialah Riri, sosok yang penyendiri dengan seribu cerita di kepala. Riri enggan berbagi perihal dendam yang dipendam. Dimas dan Riri, dua orang asing dengan tragedi usang masing-masing. Dirangkul oleh ego, luka batin, kesabaran dan menyembuhkan.

_cidayuu98_ · Realistic
Not enough ratings
5 Chs

Sisi Riri

(Di rumah Dimas)

Seorang Riri menunggu kedatangan Dimas. Hampir setengah bungkus rokok dan sebotol air mineralnya habis.

Riri cemas dan tak enak hati, maksudnya untuk menyampaikan maaf. Tidak lebih dari itu. Dimas tidak ada kaitan mengenai permasalahannya. Meskipun baru mengenal Dimas, Riri yakin seorang Dimas adalah cowok baik.

Reza?

Ia adalah seseorang yang Riri cintai. Hubungan mereka sudah berlangsung lama, 4 tahun. Restu dan kepercayaan orang tua terhadap hubungan mereka sudah sangat baik. Riri mempunyai seribu maaf untuk sejuta kesalahan Reza.

👤 : Pulang anjing!!!

Itulah 33 pesan yang masuk di whatsapp Riri.

Riri muak. Ia memutuskan untuk melawan Reza.

Perihal kejadian tadi siang. Itu adalah hasil pertengkaran karena Riri hilang semalaman dan pergi dengan seorang cowok, Dimas

"habis ngelonte kamu?"hardik Reza saat Riri pulang

"Za, aku capek. Mau istirahat" Riri menyahut lesu

"Capek? Cowo tadi malam berapa ronde?" Reza langsung menjambak rambut Riri dan menampar Riri berkali-kali hingga pipinya lebam

Riri hanya menangis dan tidak mau berladen. Menurutnya biar saja. Toh melawan pun tidak akan ada gunanya. Hingga Reza puas memaki Riri sampai akhirnya berhenti.

Riri melarikan diri saat Reza mengangkat telfon dari seseorang. Ia bersembunyi di balik semak-semak hingga situasi aman tanpa kejaran Reza.

Kemudian ia menelfon Gia untuk minta tolong. Gia adalah sahabat Riri yang masih tersisa. Gia paham betul dengan permasalahan Riri, namun tidak ada gunanya menasehati seseorang yang sudah over dosis dalam percintaan.

Hingga siang hari, Riri ingin menemui Dimas di Kedai kopi. Ia mau menenangkan pikiran setelah kejadian yang ia alami tadi pagi, namun entah dari mana Reza mengetahui kalau Riri ada di tempat itu. Sampai keributan di kedai tidak terelakkan.

..

Akhirnya Riri memutuskan untuk pulang dan kembali besok menemui Dimas.

Saat sampai di rumah kontrakkan, ia melihat kontrakkan itu sepi. Ia memberanikan diri untuk masuk.

"Cowok tadi ngasi kamu uang berapa?" Reza duduk di atas kursi dan mengejutkan Riri

"Za, aku capek kita gini terus! Aku mau putus!" Riri mengucapkan kalimat itu dengan teriakkan tegas

"Apa? Putus? Cowok tadi bayar kamu mahal?" Reza mengayunkan tangannya namun dicegah Riri

"Kamu gila Za. Kamu ga waras. Aku capek, muak"

"Hanya gara-gara cowok itu?"

"Dia ga ada sangkut pautnya! Kamu gila! Aku mau putus!

"Sialan, besok aku bunuh cowok itu"

"Bunuh aja. Kamu mau bunuh aku juga ga apa-apa. Biar orang tahu kalo kamu itu jahat!"

"Aku jahat? Aku cinta kamu Ri! Aku jagain kamu!"

"Jagain? Taik Za"

Pertengkaran itu mengundang tetangga, pak RT dan petugas keamanan berdatangan. Riri dan Reza di seret ke rumah pak RT. Malam itu juga keduanya di usir, alasannya selain sering terjadi keributan mereka juga mengontrak rumah dengan izin sebagai saudara. Namun belakangan keduanya adalah sepasang kekasih.

Saat hendak diusir Reza meyakinkan orang-orang disekitar bahwa mereka adalah saudara. Riri ? Ia juga kebingungan, kalau di usir mau pergi kemana. Sementara uang yang ia punyai sama sekali tidak ada. Tapi hal tersebut merupakan peluang untuk Riri lepaa dari cengkraman Reza.

Tanpa alasan lagi, keduanya benar-benar harus meninggalkan rumah kontrakkan itu. Reza berusaha menghubungi beberapa temannya namun tidak ada jawaban sama sekali. Riri sedang membereskan barang-barangnya di kamar. Sementara di luar petugas keamanan dan pak RT serta beberapa tetangga menunggui mereka untuk membereskan barang-barang.

"Baju aku ga kamu beresin?" Reza berucap pelan

"Hah, kamu beresin aja sendiri" Riri beranjak dan keluar kamar dengan dua tas yang dijinjingnya

"Sialan" Reza hendak menampar Riri namun mengurungkan niatnya

Reza mulai kacau. Mana mungkin ia dapat menarik paksa Riri di depan orang banyak. Situasinya sedang terancam. Sementara Riri sudah pergi duluan.