webnovel

Khalid Radevan

Pernahkan kau membayangkan saat kau berdiri melihat banyanganmu dan bertanya "apakah aku ini nyata ? apakah disana ada kehidupan lain dengan diriku yang berbeda ?" suatu hal yang sangat dipertanyakan oleh Khalid dengan penuh tanya dan jawaban dari semua itu bukanlah jawaban penuh dengan cahaya tetapi jawaban yang penuh dengan pertanyaan, yang tidak dapat dijelaskan.

Nerviwalci · Sci-fi
Not enough ratings
7 Chs

KEWAJIBAN

"Apa Tujuanku Hidup ?"

"Apa Yang Membuat Aku Terpilih ?"

"Ini Kah, tujuan hidupku ?"

***

Apa yang sebenernya terjadi pada diriku, aku hanya dapat melihat sebuah nomor dalam pikiranku, mengapa hal ini terjadi pada diriku ? kenapa aku hanya mengingat sebuah nomor yang tidak jelas ? Saat perjalanan menuju markas Sirus, aku tertidur dan hanya memimpikan seorang anak kecil, dan aku sering bertanya-tanya kenapa saat aku dipenjara aku tidak mengingat nomor yang sekarang tiba-tiba bermunculan dalam pikiranku. Tidak berapa lama dalam perjalanan Dimitri menghentikan mobilnya ditempat pembelian bensin, saat berhenti Dimitri mengajakku untuk masuk ke dalam suatu ruangan yang berisi box atau tempat penyimpanan raw material.

Dimtri menekan suatu tombol, dan tiba-tiba ruangan tersebut bergerak, saat turun ada suara berkata

"Tolong identifikasi diri anda ?"

Dimitri menjawab "Dimitri Adhras Id Card 08784650, dan temanku bernama Khalid Radevan, disini untuk bertemu Jnd. Mikhael."

"Id Disesuaikan, selamat datang kembali Dimitri Adhars, Jnd Mikhael menunggu anda di ruangan rapat harap segera secepatnya menuju kesana." Suara komputer tersebut berkata kembali kepada Dimitri.

Tidak lama dari suara tersebut, lift yang kita naiki berhenti dan kita telah sampai pada markas rahasia SIxDi, setibanya keluar dari Lift ada seorang perempuan menghampiri kami, dan tiba-tiba menampar muka Dimitri dengan sangat keras.

"Itu untuk, pelajaran agar kau tidak melakukan kecurangan !!" Dengan sangat marah perempuan itu menampar Dimitri.

"Apa yang telahku perbuat ?" Dimitri bertanya sambil kebingungan.

"Owh,kau kira aku bodoh ? Aku tau kau mendekati perempuan lain sebelum misi ini di jalankan, iya kan !?!?!" Perempuan itu berkata sambil marah.

" Bukan begitu cantik---."

Sebelum Dimitri selesai berbicara perempuan itu menamparnya lagi dengan sangat keras. Dan berteriak "DIAM!!!!" Hingga semua orang yang ada di lobby melihat mereka berdua bertengkar, dan aku hanya bisa berdiri diam dan kebingungan apa yang sebenernnya terjadi dengan mereka, tidak lama kemudian seseorang menarikku dan membawaku menjauh dari mereka berdua yang sedang bertengkar.

"Sebaiknya kau tidak ada disitu atau kau bisa kena omel oleh Reva." Orang tersebut berkata seperti itu.

"Eh, terima kasih, dan kau adalah ?" aku bertanya kepada orang tersebut.

"Namaku adalah Nico Mila, senang bertemu dengan mu. Kau adalah Khalid kan ?" Nico menjawab dengan sangat ria.

"Ii.. Iya, Namaku adalah Khalid Radevan. Unit pertama Grup Hantu." Aku menjawab dengan sangat aneh, karena dari mana dia tau namaku ?

"Owh, Khalid semua orang membicarakan tentang dirimu, karena tidak ada yang dapat masuk ke markas NuX, dan dapat kembali dengan selamat. Bisa dibilang kau adalah orang pertama yang dapat kembali dengan selamat dari NuX." Nico menjawab dengan sangat ragu dan bersedih hati.

"Seperti itu kah ceritanya ? lalu apa yang akan terjadi dengan Dimitri dan perempuan itu ?" aku berusaha untuk membelokan cerita tersebut dan berusaha untuk membuat Nico tetep semangat.

"Perempuan itu Khalid adalah kakak kembarku." Dengan senang Nico menjawab pertanyaanku.

"EH?!?! Jadi kalian itu kembar??" aku bertanya dengan sangat kaget.

"Iyap perempuan itu adalah Reva Mila dia adalah sang ahli pisikolog, jadi kalau kalian bohong bisa ketahuan, dan seperti nya temen mu Dimitri mendapatkan akibatnya hehehe..."

"Bisa di bilang seperti itu..." Aku berusaha untuk tetap datar terhadap konflik yang terjadi dengan Dimitri dan Reva.

"Oh.. Khalid kau harus datang ke ruanganku untuk pengecekan medis mu, aku juga ahli medis loh hehehe.. Tapi sebelum itu Jnd. Mikhael ingin bertemu denganmu, akanku antar kau ke ruang rapat untuk bertemu dengan Jnd. Mikhael ." Nico menarik tanganku dengan sangat erat dan membawaku menuju ruang rapat.

Saat perjalan menuju ruang rapat aku merasakan bahwa semua orang yang ada di ruangan mereka dengan jendela yang terbuka, semua melihatku dengan mata aneh, aku berusaha untuk diam dan berusaha mengalihkan pandanganku kedepan. Tidak berapa lama aku berjalan dengan Nico, aku tiba di depan ruang rapat. Nico mengetuk pintu ruang rapat, dan aku mendengar sesorang berkata "ah.. masuk, masuk." Nico membuka pintu dan meraik diriku untuk masuk.

"Nico, disini untuk mengantarkan tamu kita, pak." Nico berdirik tegak dan hormat kepada orang tersebut.

"iya Nico, Bisa kah kau meninggalkan saya berdua dengan tamu kita ?" orang tersebut meyuruh Nico meninggalkan ruangan rapat.

"siap pak" sebelum keluar ruangan Nico berbisik kepadaku. "tenang saja dia aman kok sudah jinak." Nico berkata seperti itu kepada diriku.

"Jadi kau adalah Khalid Radevan dari unit Hantu, atasan mu berkata tinggi sekali kepada dirimu ." Orang itu berkata kepada diriku dengan sangat tegas.

"iya pak saya Khalid dari unit Hantu, dan anda adalah ?" aku bertanya kepada orang tersebut.

"Ah.. dimana sopan santunku, aku adalah Jnd. Yuri Mikhael, dan kau bisa memanggilku Jnd. Yuri. Senang bertemu dengan anda Khalid." Jnd Mikhael memperkenalkan dirinya dengan diriku.

Tidak lama dari perkenalan, Jnd. Yuri meminta untuk menceritakan apa saja yang di alami dengan diriku, selama misiku di Nux. Aku berusaha menceritakan apa yang terjadi dengan diriku pada Nux dan aku tetep tidak bisa mengingat apa yang terjadi pada diriku, aku terus menceritakan bahwa hanya sebuah angka yang secara acak berada dalam pikiranku, tapi Jnd. Yuri tidak mengerti mengenai angka yang aku ceritakan, aku juga menceritakan kepada Jnd. Yuri tentang anak kecil yang selalu ada pada pikiranku.

Setelah selesai menceritakan situasiku kepada Jnd. Yuri, ia menyuruhku untuk bertemu kepada Nico sang ahli medis, aku mengikuti nasehat Jnd. Yuri. Sedangkan Jnd. Yuri berusaha untuk mengontak markas Nesindo untuk segera memulangkan diriku ke Negara asalku. Saat aku berjalan kesana aku ikut mampir sebentar menuju kamar mandi, karena aku tidak tau dimana kamar mandi berada aku bertanya kepada orang yang sedang berjalan yang tidak aku kenal dan memberikan arah menuju, kamar mandi. Sampainya aku di kamar mandi dan mencuci muka aku bertanya kepada diriku "apa yang terjadi pada diriku ? kenapa aku hanya mengingat angka yang secara acak ada di pikiranku, apa tujuan angka tersebut bermunculan pada diriku ? dan apa arti angka-ankga tersebut." Tidak lama aku berbicara pada diriku sendiri, ada sesoarang yang masuk dalam ruangan dan saat aku melihanya pada cermin, orang tersebut adalah Nyx.

"Nyx, dari mana saja kau ? bagaimana kau bisa berada disini." Aku bertanya dengan sangat kaget.

"Iya mereka mengijinka diriku untuk bergabung dengan devisi mereka dan aku menjawab kenapa tidak." Nyx menjawab pertanyaan diriku.

"Jadi apa misimu sekarang ?" aku bertanya pada Nyx.

"Aku disini mencari tahu keberadaan Jnd. Gonda dan anak buahnya." Saat Nyx berkata seperti itu, kepalaku terasa sakit dan pusing.

"Nyx apakah kau tau mengenai angka yang ada dipikiranku ini ?" Aku bertanya pada Nyx.

"Aku tidak tahu mengenai hal itu Khalid. Tapi aku yakin anak buah Jnd. Gonda tau mengenai hal itu, dan kau juga harus tahu Khalid, mereka semua harus di lenyapkan mereka tidak punya hak untuk memiliki kekuatan sebesar itu, dan dunia perlu kestabilan, dan mereka menghipnotis tiap negara dengan politik yang mereka mainkan. Ini adalah kewajiban kita Khalid untuk mengakhiri ini semua." Nyx berkata seperti itu dengan sangat bersemangat dan meninggalkan kamar mandi.

Tidak lama Nyx keluar, masuk lah Dimtri, dan Dimitri berkata kepada diriku kalau dia mencari diriku, setelah itu dia membawaku ke ruangan Nico. Tibanya diriku di ruangan Nico, Nico memanggil diriku dengan sangat gembira dan senang aku tiba di ruangannya, sedangkan untuk Dimitri dia terus berbicara kepada Reva mungkin mereka masih membahas mengenai pertengkaran mereka.

Nico memintaku untuk mengikutinya keruangan medis, dan meminta diriku untuk mengecek otak yang aku miliki. Tidak lama dari pengecekan Jnd. Yuri masuk kedalam ruangan medis dan memberitahuku bahwa negaraku meminta aku untuk pulang kembali ke Nesindo. Setelah Jnd. Yuri berkata seperti itu Nico menceritakan hasil ronsen miliku, bahwa aku tidak memiliki tanda-tanda yang membuat diriku lupa ingatan, aku terus menceritakan mengenai angka-angka yang aku miliki, dan tetap saja Nico menjelaskan bahwa diriku itu sehat, dan Nico menjelaskan bahwa mungkin karena kejadian shok yang di alami saat aku berada di penjara. Aku tidak bisa berkata apa-apa dan hanya diam mendengarkan penjelasan Nico.

Pagi Hari, Markas SIxDi

Dimitri membangunkan diriku untuk mengingatkan mengenai penerbanganku untuk kembali ke Negara asalku. Dimitri memberikan sebuah pasport dan tiket untuk penerbangan, Dimitri menjelaskan kepadaku mengenai pasport tersebut, dan saat aku berada disana nama samaranku adalah "Leno Troy." Aku bertanya pada Dimitri untuk memberikan nama samaran lain, tetapi dia hanya tertawa, karena itu bukan pilihanku untuk memutuskan. Dengan pasrah aku berkemas dan bersiap-siap menuju bandara. Saat aku akan menaiki lift untuk ke atas, kembali ke tempat pengisian bahan bakar. Nico menghentikan diriku dan memberikan sebuah makanan dan sebuah kalung, kalung tesebut seperti terdapat nama Nico.

"Khalid semoga kita bisa berjumpa kembali hehe." Dengan sangat gembira Nico berkata.

"ahhh. Baru juga kau tiba sudah ada aja yang mendekatimu, eh Khalid ?" Dimitri berkata seakan mengejek diriku.

"Mending kau urus dulu kakakku. Tuan Dimitri" Nico berkata sambil meledek Dimitri.

Tidak lama dari perbincangan mereka Reva melirik ke arah Dimitri, dengan mata yang begitu seram dan tajam.

"Terimakasih Nico, Baik sekali kau untuk membuatkanku sebuah bekal untuk di perjalanan nanti. Dan kalung ini akan aku pakai terus." Aku berterima kasih kepada Nico dengan wajah senyum.

"Aku menunggu kabarmu setibanya kau di Nesindo, hati-hati yah disana." Dengan gugup Nico menjawab.

"Ehem, sudah saat nya kita berangkat, kalau tidak kita bisa ketinggalan keberangkatan pesawat Khalid." Tetap saja seperti meledek Dimitri menyuruhku untuk segera berangkat.

"Baiklah nanti akan aku kabari saat aku sampai di Nesindo, sekali lagi terimakasih yah Nico." Aku menaiki lift dan melambaikan tangan kepada Nico.

"Aku tunggu kabarnya yah Khaliid !!!" Nico berteriak dan melambaikan tangan nya.

Saat perjalanan menuju bandara Dimitri terus berbicara dan terus menanyakan mengenai perempuan, dia bercerita mengenai dirinya dengan pasangannya yang bernama Reva kakak nya Nico. Dimitri terus berkata bahwa dia tidak memiliki hubungan dengan perempuan lain. Tapi dia pernah mengajak perempuan lain selain Reva untuk menemaninya minum kopi bersama, jujur saja aku tidak ingin mendengarkan omongan lain dari Dimitri, tapi karena Dimitri yang mengendarai, jadi aku terjebak oleh ocehan-ocehannya, selamat datang dalam dunia percintaan Khalid.

Dimitri bertanya kepada diriku bagaimana hidup di Nesindo apakah enak atau tidak, tapi aku tidak bisa berbicara banyak karena ingatanku yang hanya dapat mengingat mengenai angka yang terus bermunculan pada diriku, tetapi dia tidak dapat diam, dan terus bertanya, apakah disana perempuannya cantik-cantik, atau makanannya disana enak semua, atau cuaca disana bagimana? Tidak lama aku mendengar cerita itu, aku berpura-pura untuk tertidur, agar dapat menghindar omongan Dimitri, lalu aku mendengar omongan Dimitri "PARAH DAH AKU DITINGGAL SENDIRIAN." Tidak lama dia berkata seperti itu aku akhirnya tertidur.

Saat kami tiba di bandara Dimitri menurunkanku tepat didepan tangga pintu pertama masuk, dan Dimitri berkata pada diriku untuk berhati-hati saat perjalanan, tidak lama dari perpisahan kami, aku langsung bergegas memasuki landasan pertama dimana keberangkatan menuju Nesindo. Aku kira bahwa semua yang sudah di persiapkan seperti pasport dan identitasku akan banyak di pertanyakan oleh penjaga yang berada di bandara dan yang memeriksa identitas milikku. Tidak lama kemudian pesawat yang harus aku naiki sudah sampai di bandara, tinggal menunggu beberapa menit lagi untuk bersiap-siap, tapi saat aku akan mulai bergegas ada seorang perempuan dengan pakaian hitam serta menggunakan kaca mata hitam agar menutupi wajahnya duduk di belakangkursiku dan berkata.

"Kau seharusnya sudah mati." Kata perempuan tersebut.

"Kau ini siapa ?." Aku bertanya pada wanita tersebut.

"Tenang saja kau akan mengetehaui siapa diriku." Wanita itu berkata dengan sangat datar dan meninggalkan diriku.

Aku merasa sangat aneh, tetapi tidak aku hiraukan terlalu dalam, karena aku harus segera kembali ke Negara asalku dan memberikan kabar terhadap Jnd. Colt.

Tengah Malam, Bandara Sorano Ahat, Nesindo.

Setibanya aku di bandara Sorano Ahat, aku di jemput oleh dua teman lamaku yang bernama Wahyu dan Helmy. Mereka menyambutku dengan sangat senang ketika melihat aku kembali dengan selamat, saat perjalanan menuju parkiran, mereka bertanya mengenai pengalamanku saat di penjara Sirus, penjara yang menggunakan peralatan canggih dari NuX. Mereka terus bertanya-tanya kepada diriku kenapa hanya diriku yang selamat, dan mengapa kau sekarang hanya dapat mengingat mengenai angka yang aneh itu. Aku bertanya pada diriku sendiri "wanita tersebut berkata bahwa aku tidak boleh hidup, apa yang sebenarnya terjadi ?." tidak lama saat aku berkata seperti itu Wahyu mengagetkan diriku dan berkata kau harus menemui Jnd. Colt. Aku tidak bisa berkata-kata dan hanya mengangguk.

Tengah Malam. N.D.I. Nesindo.

Tidak lama dari bandara kami telah tiba di N.D.I markas kami, saat memasuki ruangan aku langsung di sapa oleh Jnd. Colt untuk segera keruangannya dan menceritakan apa yang terjadi dengan diriku. Aku menceritakan semua hal yang terjadi dengan diriku tetapi aku tidak dapat mengingat apa-apa mengenai NuX, saat aku berkata NuX, yangkurasakan adalah kepalaku yang terus-terus mengeluarkan angka, dan terasa bahwa angkat tersebut nyata bahkan ada diluar pikiranku. Tidak lama dari pembicaraan kami, kami disela dengan sebuah telpon yang berkata bahwa Jnd. Colt harus segera keruangan rapat sekarang juga Jnd. Col memaksa diriku untuk ikut bersamadirinya.

Setibanya di ruang rapat dengan beberapa Jendral yang aku tidak memngingat mereka, layar tv meyala dan menampilkan wajah Presiden Nesindo. Semua Jendral berdiri dan memberikan hormat kepada Bapak President, aku juga mengitkuti isntruksi dari Jnd. Colt. Akhirnya semua Jendral duduk kembali, dan Bapak President membicarakan hal yang penting bersama kami.

"Apakah keputusan saya bisa di mengerti ?" Bapak president berkata.

"Kita mengerti Pak President tapi kami masih belum mendapatkan semua info mengenai NuX kita telah mengirim kan beberapa agen yang kami punya tapi hanya satu yang kembali." Jnd. Colt berkata.

"Mungkin dari agen kita bisa menceritakan pengalaman apa yang ia dapat." Bapak President berkata kepada diriku.

Saat aku akan menjawab aku disela oleh Jnd. Colt. "Dia tidak dapat mengingat apa-apa, hanya angka yang keluar dari ingatannya." Jnd. Colt berkata pada Bapak President.

"Kalau begitu kita semua sepakat, bahwa kita akan melakukan pertemanan dengan NuX." Bapak President berkata.

Semua orang tidak dapat dapat menjawab perkataan yang di keluarkan oleh Bapak President, dan aku hanya merasa bahwa aku kembali ke Nesindo adalah hal yang sia-sia, seakan seharusnya aku tidak kembali ke Nesindo. Lalu pada akhirnya rapat diakhiri dengan perkataan "Nesindo akan berteman dengan NuX." Kembali lah aku dan Jnd. Colt keruangannya, Jnd. Colt begitu kecewa karena kehilangan hampir satu grup prajurit dan menyalahi diriku atas apa yang terjadi.

"Khalid sekarang aku hanya minta kau keluar dari ruanganku dan kau akan di pindahkan kelokasi lain untuk misi mu yang berikutnya." Jnd. Colt berkata dengan nada yang begitu kecewa.

"Jadi sekarang kita berteman dengan NuX, dengan sangat hormat pak biarkan saya kembali pergi ke NuX, biar saya menemukan kembali apa yang sebenernya diinginkan oleh NuX." Aku meminta Jnd. Colt untuk mengirim kembali diriku kedalam NuX.

"Kau pikir gampang untuk kesana khalid, pancaran dan titik lokasi NuX tidak pernah dapat di temukna, dia hanya memancarkan beberapa tahun sekali. Dan kau sudah gagal dalam misi ini, untung saja kau masih utuh, hanya ingatan kamu yang di hapus, dan untuk kau masih hidup, sekarang saya minta untuk kau pergi ke ruang perawatan untuk bertemu dengan Dian dan setelah itu kembali lah kau pulang, aku akan memberikan informasi yang baru terhadap misi berikutnya untuk dirimu." Jnd. Colt. Berkata dengang sangat marah dan meminta diriku untuk pergi dari ruangan tersebut.

Aku bergegas untuk pergi ke ruangan perawatan untuk memeriksa kerusakan apa saja yang terjadi, saat pemeriksaan Dian berkata tidak ada yang terluka pada dirimu, dan aku menceritakan kisahku pada Merry, ia berkata bahwa aku hanya stress saat berada di penjara Sirus. Tidak lama kemudian aku di hampiri oleh salah satu jendral, dan jendral tersebut memintaku untuk mengikutinya, tibanya kami dalam suatu ruangan, ruangan tersebut memiliki peralatan khusus yang tidak pernah aku lihat.

"Kau tau mengapa kau di ajak kemari ?." Kata Jendral tersebut.

"Saya tidak tahu pak." Aku menjawab pertanyaan tersebut.

"Bisa di bilang ini adalah unit yang bekerja di luar jalur yang biasanya kita ikuti, ini adalah unit hantu yang sebenernnya." Kata Jendral tersebut.

"Saya tidak mengerti dan siapakah anda ?" aku berkata dengan sangat heran.

"Biarkan saya memperkenalkan diri saya, saya adalah Jnd. Rusllan. Dan saya adalah pemimpin unit hantu yang sebenernya." Jnd. Rusllan berkata dengan sangat tegas.

"Lalu apa tujuan saya datang kemari pak ?" aku betanya dengan sangat terheran-heran.

"Kau mendapatkan hal yang paling beruntung, aku akan menugaskan mu untuk tetap menyelidiki mengenai NuX, karena dalam grup kami ada keganjalan mengenai misi kamu saat ke NuX." Jnd. Rusllan berkata dengan sangat datar.

"Keganjalan pak ?" Aku bertanya dengan heran.

"Biarku perjelas, dalam misi kalian, ada dua orang lagi yang ikut dengan kamu, dianataranya adalah Pvt. Alan Temp dan Cpt. Gerry Volt. Dalam misi ini kalian di tugas kan dengan tugas yang berbeda-beda, Cpt. Gerry Volt adalah pemimpin unit hantu, misinya membunuh Lunga, Pvt. Alan Temp misi mu adalah untuk membunuh Gorabi dan Pvt. Khalid Radevan mencari intel mengenai keberadaan senjata nuklir yang mereka buat serta mencari intel mengai rencana rencana Jnd. Gonda Don'Abad. Dalam misi ini kami mendapat kan sebuah foto tentang salah satu teman mu yang mati." Jnd Rusllan memberikan sebuah foto

"Orang ini adalah salah satu dari timku." Aku berkata pada Jnd. Rusllan dengan sangat heran.

"Nah logikanya salah satu dari grup kalian di bunuh akan langsung di kirim ke markas kami, dan akan memberitahu bahwa misi kami gagal. Sedangakan kali ini, hanya satu orang saja yang dikirimkan, sisanya tidak diketahui, dan sekarang kami mengetahui bahwa kau masih selamat, tinggal satu orang lagi." Jnd. Rusllan berkata dengan sangat tenang.

"Dan orang itu di antara Pvt. Alan Temp dan Cpt. Gerry Volt ?" Aku bertanya pada Jnd. Rusllan.

"Sayangnya Khalid dalam foto itu kita dapat mengetahui siapa yang terbunuh, dan orang itu adalah Cpt. Gerry Volt dan sekarang kita hanya punya satu orang lagi yaitu Pvt. Alan Temp." Jnd. Rusllan menjawab pertanyaan diriku.

"Ini hal yang sangat luarbiasa teman timku masih selamat, kami harus menemukan nya sebelum NuX menangkapnya, tapi bukannya kita akan berteman dengan NuX bukan menjadi musuh kembali." Aku berkata sambil terus bertanya tanya kenapa harus melibatkan diriku pada hal ini.

"Kita belum berteman. Kita masih memiliki sekitar satu minggu lagi hingga akan dilaksanakannya perkumpulan antara dua belah pihak antara Nesindo dan NuX. Jadi apakah kau ikut denganku untuk menyelesaikan misi ini atau tidak ?" Jnd. Rusllan berkata dengan sangat tegas dan meminta diriku untuk bergabung dalam misi ini.

"Kalau memang ini adalah kewajiban dari seorang Hantu maka akan aku laksanakan dengan lapang dada, karena tugasku masih belum selesai, baiklah akan aku laksanakan misi berbahaya ini." Aku menjawab dengan sangat tegas.

"Kalau begitu semua sudah di setujui aku akan menemui mu besok malam karena hari ini sudah pagi hari dan kau perlu istirahat sampai jumpa dalam waktu tiga puluh enam jam lagi, selamat beristirahat karena kau sangat memerlukannya, semoga harimu menyenangkan." Jnd. Russlan berkata dan meniggalkan ruangan.

Saat aku menuju pintu keluar aku berheni untuk mengambil peralatan milikku yang aku simpan di loker saat sebelum misi dilaksanakan, barang –barang yang aku taro tidak banyak hanyakunci rumahku dan sebuah telpon genggam, saat aku menyalakan teleponku tiba-tiba banyak panggilan masuk dan nomor yang keluar bukan dari Negara asalku, aku tidak mengenal telpon tersebut maka aku abaikan saja. Tidak lama aku keluar dari gedung N.D.I terdengar suara "CLING"ku kira itu adalah suara burung tetapi itu adalah suara dari telpon milikku, ternyata adalah sebuah e-mail yang dikirim oleh "NICO" terasa heran karena, dapet dari mana dia mengenai e-mail milikku. Aku mencoba membaca e-mail tersebut dan Nico sangat mencemaskan diriku sampai meminta untuk membalas e-mail ini dengan sangat cepat.

Aku menghiraukan dulu e-mail tersebut dan kembali menuju rumahku menggunakan angkutan umum yang ada, karena rumahku tidak jauh dari tempat aku bekerja. Tidak lama diperjalanan, aku tertidur dalam bus yang aku naikin saat memejamkan mata aku melihat sebuah angka yang terus bermunculan dalam pikiranku dan angka tersebut terasa ingin menunjukkan sesuatu pada diriku, seakan memberikan pesan, tapi aku tidak mengerti karena mereka hanya terus terus bermunculan dengan sangat acak. "apa yang sebenernnya ingin dikatakan oleh angka tersebut." Tiba-tiba seorang perempuan muncul langsung kedepan mukaku dan berteriak, aku kaget dan terbangun dari tidurku saat di Bus.

Tibalah diriku pada rumahku yang begitu sederhana. Tidak ada siapa siapa hanya ada diriku, aku membersihkan diriku dan langsung bergegas untuk tidur karena waktu istirahatku tinggal tiga puluh empat jam lagi, entah kenapa aku masih berpikiran dengan perkataan wanita saataku berada di bandara tersebut. Apa yang sebenernnya mereka ingin kan dari diriku, dan mimpiku yang terus berkata bahwa aku lah yang terpilih, mengapa musti diriku yang terpilih.

Saat aku tertidur aku mendengar suara telponku terus berbunyi dan aku berusaha untuk menghiraukan teleponku tetapi tidak bisa, dan aku memaksakan diriku untuk terbangun dan mengangkat teleponku, ternyata dalam telepon untuk Nico yang berbicara.

"Khaliiiiiid gimana perjalanannya, apa makananku enak ?" Nico berkata dengan sangat ceria.

Aku hampir lupa dengan makananyang di berikan oleh Nico, waktu di pesawat aku memakannya dengan sangat cepat tidak memikirkan rasanya, tapi saat aku mengingatnya rasa makannya bisa dibilang enak.

"Makanan yang kau berikan enak kok." Aku menjawab pertanyaan Nico dengan ceria.

"Maaf aku mengabarimu terus, tapi aku memiliki kabar yang cukup aneh." Nico berkata dengan sangat cemas.

"Kabar apa ?" Aku menjawab dengan heran.

"Kau berkata bahwa kau terus melihat angka bukan ? hal itu yang terus mengganggu sejak pemeriksaanmu, aku terus meneliti apa yang sebenernnya terjadi dengan dirimu karena hal itu sangatlah aneh, hal pertama yang membuatku aneh adalah mengapa saat aku memeriksa keadaan mu tidak menimbulkan hal-hal yang ganjil, yang kedua adalah kau terus berkata mengenai angka yang tidak teratur tetapi dapat memiliki arti." Nico berkata dengan cemas.

"Jadi menurut mu aku berpikir mengenai angka tersebut bukan lah suatu kebetulan ?" Aku bertanya pada Nico.

"Hal itulah yang masih aku cari tau mengapa hal itu terjadi pada dirimu ? nanti akan aku berikabar lagi saat aku menemukan hal baru, jadi jangan hilang-hilang yah, harus bisa aku menghubungimu, siapa tau aku dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai kondisi mu." Nico berkata dengan cemas dan ingin terus menghubungi diriku.

"Kabari aja kalau misalnya kau menemukan sesuatu apa yang sebenernnya terjadi pada diriku." Aku menjawab dengan begetu heran, dan sedikit senang.

"Okey Khaliiid." Nico menjawab dengan sangat senang.

Saat aku akan menanyakan keadaan Dimitri, aku mendengar suara Reva dengan sangat jelas masih marah terhadap Dimitri mengenai masalah hubungan mereka, tapi Nico membelokkan pembicaraan mereka dengan menanyakan kondisiku saat tiba di Nesindo, tidak semua aku ceritakan kepada Nico karena beberapa adalah rahasia Negara Nesindo. Nico terus bertanya kepada diriku bagaimana kondisi Nesindo, aku menceritakan kepada Nico kondisi Nesindo dan kota tempat aku tinggal. Nico terus berkata bawha dia ingin sekali pergi ke Nesindo dan memakan makanan ciri khas Nesindo. Tidak lama dari obrolan pendek Nico meminta untuk mengakhiri pembicaraan karena dia harus kembali bekerja, dan meminta diriku untuk beristirahat dengan cukup, akhirnya dia mematikan telponnya dan mengakhiri pembicaraan.

Aku berusaha untuk tertidur, saat aku tertidur aku kembali ketempat yang aku tidak ingin ingat kembali, aku kembali pada lokasi aku menemukan anak tersebut, dan sekarang aku berada dirumah dengan cermin disekitaran diriku aku dapat melihat dengan jelas diriku, seakan aku berada di tempat yang lain, tapi aku berada di titik awal. Tidak lama kemudian cermin itu retak dan pecah, saat aku melihat menerobos bingkai cermin tersebut, aku melihat gadi kecil itu. Aku masih inget dengan namanya, namanya adalah Siskha, aku berteriak memanggil namanya tapi dia berjalan jauh dariku. aku berlari mengejar Siskha dan akhirnya berhenti di suatu rumah. setibanya aku berada di depan pintu yang memiliki jendela yang menembus ke dalam rumah, aku melihat melalui jendela tersebut ada seorang anak kecil yang sedang menangis dengan rambut panjang lurus menggunakan baju adat.

Aku terus memanggil Siskha kenapa menangis dan berusaha membuka pintu tersebut dengan sangatkuat, tapi tidak terbuka. Tidak lama aku mencoba untuk mendobrak pintu, kobaran api muncul secara tiba-tiba dalam ruangan tersebut, aku merasa sangat panik dan saat aku memegang gagang pintu tanganku melepuh, aku melihat gagang pintu itu sudah terkena api yang sangat panas aku berusaha ntuk membukan nya tetapi tetap saja tidak ada hasilnya aku berusaha memukul kaca pintu, tetapi tidak dapat terbuka, dan aku berteriak "SISKHAAA KELUAR DARI SANAAA !!!!" dengan sangat kencang aku berteriak tapi dia tidak dengar.

Aku terus berusaha membuka pintu terus dan terus, tiba-tiba semua hilang. Api yang berkobaran hilang secara tiba-tiba. Aku memeriksa melalui jendela pintu, aku melihat semua seperti tidak terjadi kebakaran, ruangan yang bersih, tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya, dan aku berteriak "SISKHAAA DIMANA KAU ??" dan memasuki ruangan tersebut dan mendengar suara.

"Kau selalu tidak mengininkan diriku." Anak kecil itu berkata dengan nada yang lemah tanpa menunjukkan dirinya.

Aku mendengar suara teriakan dengan sangat keras dan menutup telingaku ruangan yang sedang aku masuki meledak dengan kobaran api yang sangat besar, aku terlempar dari ruangan tersebut dengan melihat anak kecil itu terbakar dan tangan-tangan hangus berusaha mengakap diriku, tangan gosong yang sangat panjang.

Saat hal itu terjadi aku terjatuh dari tempat tidurku dan terbangun, dengan sangat terheran-heran, apa yang sebenernnya terjadi dengan diriku dan mimip ini terasa sangat nyata seakan aku benar-benar masuk dalam rumah itu, aku langsung menuju kamar mandi untuk mencuci muka, dan berkata hal ini hanya mimpi, tapi Siskha begitu sangat nyata. Pada akhirnya aku tidak dapat berisitirahat dan memutuskan untuk pergi berjalan-jalan menuju taman-taman untuk menyegarkan diri, karena misiku kali ini akan sangat berat.

"Semoga aku dapat fokus dalam misi ini dan aku dapat mengetahui apa yang sebenernya terjadi pada diriku, ini adalah kewajibanku untuk mengetahui siapakah diriku yang sebenernya." Aku berkata sambil bejalan menuju taman untuk menyegarkan pikiran.

Tidaklah aneh melihat suasan taman yang begitu cerah dan melihat anak-anak yang bermain, aku merasa ada anak yang melihat diriku dengan sangat tajam ia seperti menarik diriku. Aku mengikuti anak tersebut dan memasukinya kedalam kereta bawah tanah, setibanya didepan pemberhentian kereta anak itu langsung naik kedalam kereta, aku berusaha mendekati anak itu dengan kondisi ruangan yang penuh dengan banyak orang. Saat aku mendekati anak tersebut anak itu menghilang, dan saat aku melihat kebelakan kereta tersebut kosong, aku mulai bertanya-tanya pada diriku sendiri "kemana orang-orang berada ?"

Aku mencoba menelusuri gerbong kereta yang terus berjalan dengan sangat cepat, tapi tidak ditemukannya satu orangpun disekitaran gerbong. Tiba-tiba lampu gerbong kereta mulai berkedap-kedip dan anak perempuan tersebut memperlihatkan kemabali wujudnya. Tiba-tiba saat kedipan keempat anak tersebut mendekati diriku dan aku terjatuh, saat aku terjatuh aku berada dalam air yang hampir menyampai dasar lautan, dan melihat keatas, sinar matahari yang mulai menghilang semakin aku jatuh kedalam air. Aku bertanya pada diriku sendiri "apakah hal ini benar ? apa yang harus aku lakukan sekarang ? lautan telah menelanku dengan jarak yang sangat jauh hingga hampir menyentuh dasar lautan, apa tujuan aku disini ?"

Dengan sangat pasrah, lautan terus memakan diriku. Tiba-tiba aku mendengar suara anak perempuan yang memanggil namaku, tapi suara tersebut semakin kecil dan kecil hingga aku tidak bisa mendengarkannya lagi, saat menyentuh dasar lautan yang begitu gelap tanpa ada cahaya, aku berpikir "apakah ini adalah tempatku ? tempat yang begitu gelap, tanpa ada siapapun disekitaran diriku. Inikah aku yang sebenernya aku hanyalah orang yang terus ditinggalkan dan tidak ada yang memerlukan diriku."

Tiba-tiba ada sebuah angka yang bermunculan, dengan warna merah yang sangat terang menyinari jalanku saat di dasar lautan. Aku mengikuti angka tersebut tanpa berpikir panjang, aku berjalan dan terus berjalan tapi tidak menemukan akhir dari jalanku, tanpa menyerah aku terus berjalan walau kakiku terasa sakit, tapi inilah hidup yang harus aku jalani walau kadang aku melihat kebelakang, tapi aku terus harus berjalan kedepan. Aku dapat melihat ujung jalan yang aku tuju, angka tersebut tiba-tiba menghilang, dan aku tidak dapat melihat ujung jalan tersebut.

Aku berdiam diri, dan berkata "aku terus berusaha mencapai tujuan diriku, tapi cahaya yang aku percaya tiba-tiba menghilang seakan menghindari diriku, apakah aku mending diam disini saja atau terus berjalan tanpa mengetahui jalan yang aku tuju." Tiba-tiba aku menemukan sebuah senter yang berkedap-kedip.

Saat aku mengambil senter tersebut, aku dapat melihat dengan jelas arah yang akan aku tuju, aku baru sadar bahwa aku sekarang sudah kembali lagi pada gerbong kereta yang sudah rusak, aku mengikuti gerbong kereta dengan memeriksan sekitaran gerbong. Tidak lama berjalan aku dapat melihat anak perempuan tersebut, dan aku bertanya.

"Kenapa kau membawaku kesini, apakah ada sesuatu yang ingin kau tunjuk kan kepada diriku ?" aku bertanya dengan lembut.

"Aku tidak tau harus bagaimana ?" Anak tersebut menjawab sambil menangis.

"Hey… Tidak perlu menangis, apakah kau kehilangan keluarga mu ?" aku bertanya sambil menenangkan anak tersebut.

"Keluarga ? aku… Kehilangan keluargaku." Dia berkata sambil menangis.

"Kalau begitu mari kita cari keluargamu." Aku berbicara sambil mendekati anak tersebut.

Tiba-tiba aku mendengar suara aneh dibelakang diriku, saat aku melihat kebelakang tidak ada siapa-siapa dan saat akan memeriksa anak tersebut anak itu telah hilang. Tapi anak tersebut menjatuhkan sesuatu, suatu boneka kelinci berwarna merah muda yang tersenyum. Aku mengambil boneka tersebut saat mengambil boneka tersebut boneka itu berkata.

"Keluargaaaaaa.." Boneka itu berkata sambil menggerakkan kepalanya.

Aku membuang boneka tersebut dan berlari secepat mungkin dari gerbong tersbut dan berusaha mencari jalan keluar dari gerbong tersebut, saat melihat kebelakang aku melihat boneka tersbut berubah menjadi monster seperti manusia tapi badannya terbalik dan kepalanganya menghadap kebelakang dan mengejarku seperti laba-laba yang berlari dengan cepat. aku menemukan pintu keluar dari gerbong tersebut, dan menuju tangga untuk keluar dari stasion kereta bawah tanah.

Saat keluar aku melihat bahwa kota ini telah berubah menjadi kota yang penuh dengan karat dan darah dimana-mana, saat aku menybrangi jalan tiba-tiba adamobil yang menabrak diriku.

Aku terbangun dengan sangat kaget, dan aku kembali pada gerbong kereta yang aku naiki, orang-orang yang berada didalam gerbong melihatku dengan pandangan sangat heran, aku langsung turun dari kereta saat kereta tersebut berhenti disalah satu pemberhentian. Aku melihat peta pada map yang dimiliki stasion tersebut dan aku melihat bahwa aku telah jauh dari rumahku. Aku merasa bahwa mimpi itu nyata dan terus memikirkannya apa sebenernnya yang diinginkan dari anak tersebut dan apa arti nomor itu.

Aku menaiki kereta yang mengarah ke rumahku dan berharap tidak terjadi hal aneh sepanjang jalan. Tidak lama aku akhirnya sampai dirumahku. Ketika aku akan berbaring ditempat tidurku, aku langsung di telpon oleh Jnd. Ruslan, dan meminta diriku untuk langsung ke markas untuk membahas tugas baruku dengan pasukan hantu yang sebenernnya, aku langsung bersiap-siap untuk pergi saat membuka pintu rumah aku sudah dijemput dengan dua orang yang tidak dikenal dan mereka menyuruhku untuk ikut dengan mereka untuk bertemu Jnd. Ruslan.

Aku berharap tidak terjadi hal-hal aneh pada tugas kali ini dan aku dapat menyelesaikan tugas ini dengan selamat "semoga hari ini, hari yang lebih baik lagi."