webnovel

Datangnya Kesatria Pegasus

Dari ketinggian di langit, seorang pemuda menunggangi seekor kuda terbang miliknya, dia adalah Pangeran Zuko seorang Kesatria Pegasus pelindung reinkarnasi Dewi Athena.

"Golden Lotus Strike," seberkas sambaran cahaya keemasan yang dikeluarkan oleh Zuko menyambar dengan ganasnya hampir mengenai Medusa.

"Duummm," ledakan dahsyat membuat Medusa terpental mundur ketika hampir saja akan membunuh Freya, seorang putri reinkarnasi Dewi Athena.

Kesatria Pegasus turun dari kudanya, tubuhnya tinggi dan gagah berotot, ketampanan dalam wajahnya membuat siapa saja akan terpikat olehnya.

Zuko menghampiri Freya yang terlihat duduk dengan wajah ketakutan, "kamu tidak apa-apa nona?"

"Aa... aku tidak apa-apa," lirih Freya dengan kedua mata tertutup tak berani memandangi disekitarnya.

sebagian pasukan kaisar sekarang hanya tinggal sebuah patung batu saja, lalu kaisar dan sebagian para pengawal lainnya berhasil melarikan diri masuk ke hutan tanpa sengaja meninggalkan Freya yang hampir mati terbunuh.

"Darah Perseus. Hahaha," tawa Medusa dengan garangnya.

"Coba lihatlah aku sayang. Aku adalah ratu paling cantik dunia ini," Medusa berjalan pelan mendekati dan mengelilingi Zuko yang tengah berdiri dengan menutup kedua matanya.

"Aku tidak akan sudi mentapmu," bentak Zuko dengan rasa geli pada wanita iblis itu.

"Kamu bicara seperti itu karena belum melihatku. Andai kamu mengetahui jika Dewa Poseidon pernah terpikat denganku sampai kita melakukan sesuatu," Dengus Medusa di telinga Zuko.

Rambut ulat di kepalanya sungguh menakutkan, terdengar lirihan-lirihan desis ular kecil yang seakan memberikan bujukan untuk menatap wajah Medusa yang sangat cantik bagai bidadari.

Jika Zuko menatap Medusa, maka sama saja ia manatap kedua mata iblis itu, akibatnya ia akan menjadi sebuah patung batu.

"Seorang iblis tetaplah iblis," geram Zuko dengan mengepalkan kedua tangannya.

Saat itu Freya hanya duduk didepan Zuko dengan kedua telapak tangannya menutup matanya yang terlihat sangat ketakutan.

"Kesatria Pegasus. Andai saja kamu mencintaiku, aku akan melayanimu setiap saat jika kamu bersedia," rayu Medusa dengan ucapannya yang dibuat-buat merdu.

"Itu tidak akan pernah terjadi," ucap Zuko seraya mengambil busur panah di tubuhnya.

Medusa seperti sudah membaca apa yang akan dilakukan Zuko. Dia dengan cepat meloncat ke belakang ketika sebuah anak panah dilesatkan hampir mengenai tubuhnya.

"Benar-benar lebih hebat dari yang kubayangkan," gumam Zuko setelah gagal melesatkan anak panahnya mengenai tubuh wanita iblis itu, padahal ia tak pernah meleset ketika melesatkan anak panah seumur hidupnya meski dalam mata tertutup sekalipun.

"Zuko bukalah matamu dan jangan bodoh, pantas saja panahmu ini sama sekali tidak mengenaiku," ucap Medusa sambil berjalan mendekat dan menatap kesatrian itu yang tengah menutup kedua matanya.

"Walaupun dengan mata tertutup, aku masih mampu memburu seekor rusa yang berlari," Zuko dengan cepatnya melesatkan anak panah ke arah wanita iblis didepannya.

"Jleeppp," sebuah anak panah dengan tepatnya mengenai lengan kanan Medusa. Darah berwarna hitam keluar dengan pelan dari lengannya.

Zuko tersenyum ketika melihat kehebatannya tepat sasaran walaupun dengan mata tertutup sekalipun.

Ketika ia membuka mata, Freya kini sedang duduk didepannya dengan mata tertutup, wajahnya sungguh cantik nan rupawan, pantas banyak lelaki yang menyukainya.

Gadis itu kemudian pergi berlari menjauh dari tempat bekas pertempuran tadi, tanpa menoleh Medusa yang tampak kesakitan mencabut busur panah di lengannya.

"Hati-hati nona cantik," terakhir Zuko dengan nada penuh kehebatan mampu melindungi Freya. Walaupun saat itu belum seberapa perlawanan dari wanita iblis itu.

Freya berlari masuk menuju kerajaan Kekaisaran ayahnya, tampak beberapa orang yang berada di tempat itu membantu Freya yang tengah lari ketakutan.

"Aku akan melindungimu Freya," gumamnya dalam hati sambil menatap gadis itu dari belakang. Dia sangat cantik dan tubuhnya semerbak harum seakan seperti bidadari yang turun dari surga.

Ketika ia memejamkan mata dan menolehkan pandangannya ke arah Medusa, matanya melihat jika tangan wanita iblis itu kini sama sekali tak ada bekas luka maupun darah.

Jantungnya berdebar-debar sedikit khawatir, karena Medusa tampak mengumpulkan beberapa tenaga dalam miliknya yang membentuk bola hitam cukup besar.

"Demon storm," sebuah mantra yang dikeluarkan Medusa membentuk bola hitam seperti badai yang kini kian membesar.

Seketika langit berubah menjadi hitam pekat, angin dingin berhembus dengan cepatnya disertai dedaunan berterbangan tertempa angin.

"Duarrrrr, duarrrrr," suara sambaran petir mengiringi badai yang kian gelap bercampur angin yang semakin berhembus dengan cepatnya.

Zuko mengalungkan busur panahnya di tubuhnya kembali, ia siap siaga dengan kekuatan yang akan dilesatkan oleh Medusa.

Awan semakin gelap dengan sambaran petir yang semakin menggelegar bagaikan sebuah badai besar. Angin berhembus dengan kencangnya, sampai-sampai beberapa pohon ikut tumbang dan bergerak terbawa angin.

"Wuuusshhhhh," angin berhembus dengan cepatnya membawa beberapa pohon yang tumbang akibat badai itu.

Beberapa pasukan kaisar yang telah menjadi patung, kini mulai pecah satu persatu menjadi butiran bebatuan tak berguna, "pyaarr...pyaarr,"

Awan gelap kini diiringi dengan suara-suara aneh seperti sebuah makhluk yang terbang, seketika puluhan makhluk menyerupai naga terbang mendarat mengelilingi Medusa yang kini masih mengeluarkan kekuatannya.

Puluhan monster naga mendarat disekeliling Medusa dengan bengisnya, naga berwarna hitam pekat dengan tanduk di kepala, ukurannya hampir seukuran kuda jantan.

Ratu iblis telah mengeluarkan pasukannya, di langit yang kian gelap gulita membentuk mirip pusaran angin dengan munculnya beberapa pasukan iblis berkepala kambing turun menuju naga-naga yang tengah melingkari Medusa.

"Apa ini?" gumam Zuko dalam hati ketika menyaksikan puluhan pasukan naga Medusa yang ditunggangi iblis-iblis berkepala kambing bertanduk.

Ia mundur beberapa langkah ketika semua pasukan Medusa berjalan dengan pelan hampir menyerangnya. Dengan mata terpejam ia mengeluarkam sebuah jurus perisai untuk melindungi kerajaan dimana Freya bersembunyi.

Sebuah perisai yang tak bisa ditembus oleh raja Iblis terhebat sekalipun, namun perisai itu hanya mampu bertahan beberapa waktu saja, jika waktunya habis maka perisai itu akan hilang perlahan.

"Pangeran Zuko, aku tidak ingin menyakitimu karena ketampananmu, bila kamu bersedia menjadi suamiku aku akan memberikan semua pasukanku untuk kerajaanmu," Medusa berjalan meninggalkan pasukan dibelakangnya menuju Zuko yang masih berdiri dengan mata terpejam.

"Huhh, dalam mimpimu," ejek Zuko dengan santainya.

Medusa berjalan pelan mendekat, dia membisik-bisikkan semua kata yang tak bisa dipahami oleh orang biasa, dia juga mengucapkan sebuah tawaran indah, "buka matamu, dan tataplah wajahku yang cantik ini, aku akan mengajakmu bersenang-senang."

Itu adalah rayuan maut dari Medusa, hampir semua pria yang dirayunya selalu membuka mata karena tak tahan, sampai akhirnya semua pria yang menatap wajah cantiknya berubah menjadi sebuah patung batu selamanya.

"Cuiihhh," Zuko mengeluarkan air liurnya mengenai wajah wanita iblis didepannya.

Medusa mengusap wajahnya yang terkena air liur tanpa marah sedikitpun, kemudian berjalan pelan mendekati Zuko seraya memegang pundak kesatria itu, "aku mencium darah Dewa Perseus didalam dirimu, mampukah kamu melumpuhkanku seperti Dewa Perseus Dulu, atau bisa saja kamu masuk didalam hatiku."

Wanita Iblis itu masih memegangi pundak Zuko dari belakang dengan menggelikan. Wajahnya sama sekali tidak menampakkan amarahnya.

"Apa maksudmu?" ucap Zuko tak paham dengan maksud Medusa yang telah menjadi-jadi ucapannya.