webnovel

Kamu Senang Sekali. Habis Makan Apa?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Memotong pergelangan tangan? Mo Xigu jelas sangat terkejut. Sambil memegang ponselnya, ia berkata dengan dingin, "Ma Shan, bawa Yabing ke rumah sakit. Aku akan segera pergi."

"Saya sudah memanggil ambulans, Tuan. Seharusnya medis akan cepat sampai."

Mo Xigu mematikan ponselnya, memasukkannya ke saku, lalu kembali melangkah menuju ruang tamu.

Di ruang tamu, Chi Huan sedang menata bunga pemberian Mo Xigu di vas. Saat ia melihat wajah Mo Xigu yang lemas, ia pun bertanya, "Ada apa?"

"Ada masalah mendesak di perusahaan, jadi aku tidak bisa menemanimu memilih cincin hari ini."

"Tidak masalah jika itu urusan bisnis yang mendesak. Pergilah."

Mo Xigu memberikan jawaban ala kadarnya dan dengan cepat, ia berbalik lalu melangkahkan kakinya pergi meninggalkan pintu. Di apartemen yang besar itu, hanya tersisa Chi Huan yang sendirian di sana. Untuk beberapa saat, suasana begitu hening. Ia pun mengangkat tangannya dan meneteskan air ke ujung mawar yang ia masukkan ke dalam vas.

———

Saat hari menjelang petang, Chi Huan menelepon Mo Xigu. Ia menelepon hingga dua kali, tapi tidak ada respons sama sekali. Ia pun duduk di balkon sambil melihat langit hingga matahari benar-benar terbenam. Kemudian, ia mengambil ponselnya untuk membeli sesuatu. Setelah itu, ia masuk ke kamar.

Keesokan paginya, Chi Huan menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal. Ia menerima telepon itu sambil meminum tehnya. "Halo?"

"Apakah ini Chi Huan?" Terdengar suara wanita muda di seberang sana.

"Tidak peduli Chi Huan atau bukan, mau apa kamu mencariku?"

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu."

"Kamu siapa?"

Orang di seberang sana tampak tidak puas dengan Chi Huan yang acuh tak acuh. Lalu, ia berkata dengan suara dingin, "Aku teman Mo Xigu. Sekarang, aku ada di kafe sebelah apartemenmu. Datanglah kemari."

Chi Huan terkekeh. "Aku belum pernah melihatmu. Aku bahkan tidak mengenalmu. Jika kamu bilang kamu teman Mo Xigu, kamu pikir aku akan percaya?"

Orang di seberang telepon mencibir. "Aku Chen Xiao. Apa kamu belum pernah mendengar namaku?"

Chi Huan baru ingat bahwa ia sempat mengenal Chen Xiao. Ia adalah teman Mo Xigu dan Su Yabing di Amerika. Ia juga sedang menimba ilmu di luar negeri.

"Baiklah, aku akan ke kafe itu."

———

15 menit kemudian, Chi Huan tiba di kafe. Ia memesan kopi, kemudian menatap gadis yang duduk di seberangnya, "Ada apa mencariku?"

Chen Xiao seumuran dengan Mo Xigu dan Su Yabing. Ia lebih tua dari Chi Huan dan terlihat lebih dewasa. Belum lagi, bibirnya yang merah dan tebal menjadikannya terlihat seperti api yang menyala dengan indah. Sedangkan, riasan Chi Huan saat ini tidak jauh beda seperti saat sedang di rumah. Ia hanya memakai riasan sederhana yang tampak hampir seperti natural.

Chen Xiao menatap Chi Huan. "Aku datang kemari untuk menyampaikan bahwa aku berharap Nona membatalkan kontrak pernikahanmu dengan Mo Xigu."

"Apa maksudmu?"

"Nona Chi seharusnya tahu bahwa satu-satunya yang ada di hati Mo Xigu hanyalah Su Yabing."

"Keputusan untuk menikahiku adalah pilihan Xigu sendiri. Bukan saya yang menodongkan pistol ke dahinya."

Xiao Chen memandang gadis di hadapannya dan merasa bahwa sepertinya Chi Huan tidak paham dengan apa yang ia maksud. "Apakah kamu tahu kenapa Mo Xigu ingin menikahimu?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah Chi Huan. "Karena ibu Mo Xigu menyekap dan mengancam Su Yabing. Ibu Mo Xigu berkata bahwa jika Mo Xigu tidak menikahimu, beliau akan mengirim Su Yabing ke tempat yang tidak akan pernah ditemukan oleh siapapun dan membuatnya menderita di sana."

Chi Huan tidak berbicara penjelasan Chen Xiao barang sepatah kata pun. Ia hanya menatap wanita itu tanpa ekspresi.

"Bukankah kemarin kamu tidak bisa menghubunginya seharian?"

Chi Huan masih belum menjawab.

"Karena kemarin Yabing berusaha bunuh diri dan Xigu menemaninya sepanjang hari. Mengembalikan Su Yabing bersama suaminya seperti sekaligus memberikan obat agar Xigu dan Yabing bisa bersama lagi."

Selesai Chen Xiao bicara begitu, Chi Huan tertawa. Ia merasa bahwa Chi Huan tertawa terbahak-bahakan seakan ia baru saja menceritakan sesuatu yang konyol. Ia pun kesal melihat Chi Huan dan bertanya, "Chi Huan, apa maksudmu?"

Chi Huan merenggangkan tangannya. "Tidak ada apa-apa. Aku hanya merasa bahwa tidak umum jika ada wanita yang bunuh diri setelah sebelumnya ia bersedia menikahi suaminya sendiri. Aku tidak tahu apakah aku harus membangun kuil untuk Su Yabing atau tidak."

"Apa maksudmu, Chi Huan?"

"Tampaknya, Nona Chen akan segera kembali dengan gelar doktor. Apa kualifikasi menjadi doktor serendah itu? Walaupun cinta mereka terpisah, bukan aku yang membuat mereka menjadi seperti itu. Ini semua adalah karena ibu Mo Xigu, masalah sosial, dan pilihan mereka sendiri. Dan di kemudian hari, jika tidak ada Chi Huan, pasti akan ada Chen Xiao."

Jari-jari Chi Huan yang indah memainkan gantungan liontin di dompetnya. "Atau, Nona Chen mau bilang bahwa Su Yabing akan mengalahkanku dan kamu akan menggantikanku? Padahal, Nona Chen juga memiliki latar belakang yang bagus. Dengar-dengar juga, tahun lalu kamu telah gagal mendapatkan cintamu."

Chen Xiao sudah tidak bisa berekspresi apa-apa. Ia mulanya berpikir bahwa Chi Huan adalah orang kaya yang polos. Ia benar-benar tidak mengira bahwa ternyata Chi Huan bisa seperti kuku yang tajam.

"Sepertinya Nona Chen tidak berminat untuk minum kopi bersamaku," pungkas Chi Huan.

Chi Huan sedikit tersenyum kepada Chen Xiao. Ia mengambil uang dari dompet dan meletakkannya di meja, kemudian pergi meninggalkan kafe itu.

———

Di malam yang gelap, Chi Huan menyeberangi trotoar dan memandang orang yang berlalu-lalang tanpa ekspresi. Ia membatin, Ternyata kekasih Xigu dalam bahaya. Pantas saja dia bersedia menikahiku. Kemudian, ia melambaikan tangannya untuk memanggil taksi. Ia membungkukkan badannya untuk masuk ke taksi sambil berkata, "Pergi ke 1999."

Setelah menutup pintu, Chi Huan mengambil ponselnya dan menelepon seseorang. "Youran, ayo keluar dan temani aku minum bir."

"Kamu kenapa? Apakah suasana hatimu sedang buruk?"

"Iya..."

"Baiklah. Sampai jumpa di sana."

Setelah menutup telepon, Chi Huan menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia pun mengusap perutnya dan teringat bahwa sepertinya ia belum makan. Saat masuk di 1999, ia merasa bahwa hari ini lebih ramai dari biasanya.

Saat Chi Huan hendak masuk ke lift, Ning Youran segera meraih tangannya. "Chi Huan..."

"Kamu senang sekali. Habis makan apa?" tanya Chi Huan.

"Apakah kamu tahu siapa yang datang ke sini hari ini?" tanya Ning Youran balik.

"Siapa?"

"Tang Yueze."

"Tang Yueze?" Chi Huan mengulurkan tangan dan meremas wajah Ning Youran. "Tak bisakah kamu menyukai laki-laki yang sedikit lebih baik?"