webnovel

KASIH KELUARGA YANG HILANG

Seorang anak lelaki bungsu yang bernama Andreas dari 6 anak bersaudara, periang, jiwa bersahabat, ramah dan menyayangi orang nya meskipun Andreas tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan selalu di acuhkan. Dalam kehidupan keseharian nya kerja adalah obat kerinduan akan kasih dari keluarga, orang tua yang tidak pernah adil dan saudara-saudara yang menganggap nya sebagai benalu. Benalu yang menjadi bank berjalan bagi keluarga nya, dia hanya di perlukan ketika keluarga nya dalam masalah, sakit hati sudah biasa di rasakan nya, kepedihan sebagai anak yang tidak pernah di perhatikan dirasakan dalam setiap relung kehidupan nya. Seorang gadis yang disukai nya bernama Indah, yang membawa nya ke harapan kehidupan yang bahagia, perhatikan dan kasih sayang tulus buat Andreas. Tapi percintaan nya tidak lah mulus, di karena kan Abang-abang nya belum menikah, adat istiadat yang masih di pegang orang tua menjadi penghalang nya untuk merajuk rumah tangga yang bahagia bersama indah akhirnya pupus. Indah calon istri nya dinodai oleh Abang nya Sulung nya. sehingga Indah wanita yang disayangi nya memilih untuk mengakhiri hidup nya dengan cara bunuh diri. Kehidupan Andreas berubah berbanding terbalik, yang dulu nya sangat menyayangi orang tua kini menjadi tidak perduli, bahkan sengaja menghindari nya. Dingin, acuh tak acuh dan pendiam itu lah Andreas setelah di tinggal oleh Indah wanita yang di cintai nya. Apakah Andreas bisa menemukan cinta baru? bagaimana perlakuan Andreas kepada orang tua nya lagi? ini lah kisah Andreas kisah cinta dan keluarga.

parles_nababan · Realistic
Not enough ratings
11 Chs

PESTA ERNIKAHAN BANG EVAN

Semenjak kejadian di rumah Uda Paima, bapak dan Mamak melarang ku balik ke rumah. Bapak dan Mamak akan segera menghapus nama ku dari daftar kartu keluarga.

Pak Reman dan istrinya Bu Tinur, orang tua dari Nadira calon istri bang Evan. datang ke rumah Uda Paima untuk memesan kerbau dan ayam untuk pesta pernikahan nanti.

kami bertiga pun menghampiri mereka yang datang ke rumah kami, dan Uda Paima pun mempersilahkan mereka masuk ke dalam rumah.

Sikap orang tua Nadira sangat berbeda dengan sikap orang tua ku, mamak nya kak Nadira terlihat begitu tenang dan bersahaja, sementara pak Reman suaminya terlihat ber wibawa.

"pak Paima dan Mak Paima kedatangan kami kesini adalah untuk memesan kerbau dan ayam pak Paima, untuk acara pernikahan Putri kami Nadira dan Evan, karna pesta nya di adakan di rumah kami."

"bapak nya Nadira.....

bukan nya kita sama-sama peternak ya, dan ternak kita kan sama."

"betul pak Paima, masalah nya kerbau kami sekarang tinggal anak-anak nya aja. dan ayam kami pun terbatas pasti lah nanti tidak cukup."

"oh begitu ya....

baik lah pak Nadira, kerbau kami yang siap saat ini hanya 2 ekor saja, satu ekor sudah di pesan oleh Pemkab, dan ayam kami masih banyak.

"syukur lah pak Paima kalau masih ada, untuk kerbau nya satu pak Paima dan ayam nya sekitar 200 kg lah.

pak Paima ini lah panjar 10 juta Rupiah, nanti sisa pembayaran setelah kerbau nya dan ayam nya kami ambil dari sini.

"bapak Nadira, panjar nya ngak usah terlalu besar, 2 juta sudah cukup sebagai tanda jadi.

Karena ini adalah ternak belum tau apa yang terjadi ke depan Nya."

"terimakasih pak Paima, mungkin 2 hari lagi kami akan datang ke sini untuk mengambil pesanan kami serta sisa pembayaran nya."

"baik bapak Nadira, kami akan menyiapkan pesanan nya.

"terimakasih pak Paima, dan sekalian saya dan istri serta keluarga besar kami mengundang pak Paima dan Mak Paima untuk datang ke acara pesta pernikahan anak kami, dan undangan ini sebagai undangan patner sesama peternak."

"terimakasih pak Nadira, kami sekeluarga sangat menghargai niat dan kedatangan pak Nadira."

"kalau begitu kami izin pamit pak Paima dan Mak Paima karna masih ada lagi urusan yang harus kami selesai kan."

Setelah kepergian orang tua Nadira dari rumah, kami kembali ke aktivitas kami sebagai mana biasanya.

***

Dua hari setelah kedatangan orang tua kak Nadira ke rumah kami, akhirnya mamak nya kak Nadira datang, kali ini bersama dua orang pegawai nya naik pickup, sementara mamak nya kak Nadira naik motor scupy.

"eh....Edak sudah datang, bapak nya Nadira ngak ikut Edak?

Edak itu adalah bahasa gaul di kalangan wanita Batak, baik emak-emak maupun sesama gadis. dan panggilan Edak juga digunakan untuk panggilan ibu untuk saudara perempuan dari pihak Bapak.

"Iya Edak....

bapak nya Nadira mengurus keperluan lainnya, karna suami ku sudah sangat mempercayai pak Paima sekaligus yang katanya guru nya dalam peternakan jadi tidak ada keraguan lagi, makanya saya disuruh nya.

"hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha

edak ini lah ada-ada aja, yok mari ke kandang aja edak."

kami semua menuju ke kandang ayam dan kerbau, sambil di ikuti oleh kedua pegawai mamak nya Nadira.

Setelah selesai pilih memilih ternak dan semua sudah masuk pickup Inang Uda Paima dan mamak nya kak Nadira masuk ke ruang tamu.

Kulangkah kaki ku ke dapur untuk membuat minuman, teh manis panas dan air minum biasa, setelah ku sajikan mamak nya kak Nadira langsung meneguk air putih yang ku sajikan, sangat berbeda dengan mamak ku yang tidak mau makan dan minum dari rumah ini.

"maaf edak haus juga, Andre terimakasih atas minuman nya."

Saya hanya mengganguk untuk mengiyakan ucapan terima kasih dari mamak nya kak Nadira, sembari ku Duduk dekat Inang Uda Paima.

"seandainya Nadira ngak hamil duluan ngak mau ku terima Evan menjadi menantu ku edak, tapi sudah terjadi ya mau gimana lagi.

"iya Edak namanya anak muda."

"begitulah edak ku, tau ngak saya kesal kali lihat sikap angkuh dan sombong nya mamak nya Evan, ih..... ingin rasanya ku ludahi wajah nya."

Inang Uda Paima melirik ku seketika, atas rasa kesal yang di ungkapkan oleh mamak Nadira, dan seketika itu juga mamak nya kak Nadira melihat ke arah ku.

"maaf ya Andre...

nantulang hanya kesal aja terhadap mamak mu itu."

Mamak nya kak Nadira memintak maaf dengan nada parau dan pelan karena telah mengatai mamak ku.

nantulang itu adalah panggilan calon mertua dari calon menantu laki-laki nya dan nantulang juga panggilan kepada istri dari paman atau saudara laki-laki dari pihak ibu.

"ngak apa-apa nantulang, rasa kesal harus di keluarkan supaya jangan ada beban di pikiran, ungkapkan aja apa yang menjadi keresahan nantulang, saya siap mendengarkan."

"terimakasih ya Andre atas pengertian mu.

Andre.... Mak Paima.... awal saya dan suami berniat untuk menanggulangi biaya nikah dan pesta Adat nya, tapi karena kesombongan nya niat tersebut kami batalkan."

"oh begitu ceritanya Edak."

"iya Edak ku, dan kesal nya lagi sama Nadira.

saat ku tanya sama Nadira kenapa dia bisa hamil sama Evan, tau ngak jawaban apa?

'iya Mak kegantengan Evan membuat menjadi lupa segalanya, saya takut jika Evan ber alih ke wanita lain makanya saya kasih apa yang di mintak nya.'

Ingin rasanya tertawa atas ucapan dari mamak nya kak Nadira, tapi ku tahan karna tidak mau merusak Susana.

"sabar edak ku, pelan-pelan nanti ajarin mereka berdua ya."

"terimakasih edak atas nasihat mu, oh ya edak dah tau kan harga nya?"

"sudah Edak, tadi sebelum pak Paima pergi Sudah menyampaikan nya."

"baik lah edak, ini 110 juta untuk kerbau nya, dan 9 juta untuk ayam nya, di hitung edak."

"ngak perlu lah Edak saya percaya kok sama edak dan keluarga."

"baik lah kalau begitu edak ku, saya mohon pamit dulu ya edak, karna masih ada lagi urusan yang harus ku selesai kan."

"iya Edak ku, hati-hati dijalan ya Edak."

Setelah kepulangan mamak nya kak Nadira ku bereskan semua bekas minuman dan ku cuci, setelahnya kembali lagi ke kandang untuk membersihkan kandang dan memberi makan ternak.

*****

Tiba lah hari pernikahan dan pesta adat bang Evan dan kak Nadira, kami bertiga bersiap untuk menghadiri acara adat nya saja, karna Uda Paima dan Inang Uda hanya lah undangan dari keluarga kak Nadira sesama peternak.

Sesampai nya di sana pesta adat sudah dimulai, dan saat nya rekan-rekan kerja dan para sahabat dari bapak dan mamak nya kak Nadira yang manortor sembari memberikan hadiah kepada pengantin, ku perhatikan wajah mamak dan bapak sangat tidak menyukai kami bertiga, tapi kami tidak memperdulikan nya, karna kami datang hanya melalui undang bapak nya Nadira.

Setelah selesai kami berniat pulang, dan tiba-tiba bang Rado dan bang Rivan, Abang kembar ku itu menghampiri kami dengan tatapan marah.

"Uda ....

kalian itu kejam ya, mamak dan bapak hanya memintak hak nya Andre tapi kalian malah mengusir bapak sama Mamak.

Dan gara-gara kalian kami berdua tidak jadi beli motor, dimana otak kalian itu?."

Kami hanya berlalu tanpa memperdulikan mereka berdua, terlihat tatapan orang-orang disekitar sinis melihat Kami, tapi kami tak perduli selama mereka tidak menggangu kami itu tidak masalah.

Mereka tidak tahu kejadian yang sebenarnya dan tidak perlu juga untuk di jelaskan, biar waktu dan keadaan yang menjelaskan nya kelak nanti.