webnovel

KASIH KELUARGA YANG HILANG

Seorang anak lelaki bungsu yang bernama Andreas dari 6 anak bersaudara, periang, jiwa bersahabat, ramah dan menyayangi orang nya meskipun Andreas tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan selalu di acuhkan. Dalam kehidupan keseharian nya kerja adalah obat kerinduan akan kasih dari keluarga, orang tua yang tidak pernah adil dan saudara-saudara yang menganggap nya sebagai benalu. Benalu yang menjadi bank berjalan bagi keluarga nya, dia hanya di perlukan ketika keluarga nya dalam masalah, sakit hati sudah biasa di rasakan nya, kepedihan sebagai anak yang tidak pernah di perhatikan dirasakan dalam setiap relung kehidupan nya. Seorang gadis yang disukai nya bernama Indah, yang membawa nya ke harapan kehidupan yang bahagia, perhatikan dan kasih sayang tulus buat Andreas. Tapi percintaan nya tidak lah mulus, di karena kan Abang-abang nya belum menikah, adat istiadat yang masih di pegang orang tua menjadi penghalang nya untuk merajuk rumah tangga yang bahagia bersama indah akhirnya pupus. Indah calon istri nya dinodai oleh Abang nya Sulung nya. sehingga Indah wanita yang disayangi nya memilih untuk mengakhiri hidup nya dengan cara bunuh diri. Kehidupan Andreas berubah berbanding terbalik, yang dulu nya sangat menyayangi orang tua kini menjadi tidak perduli, bahkan sengaja menghindari nya. Dingin, acuh tak acuh dan pendiam itu lah Andreas setelah di tinggal oleh Indah wanita yang di cintai nya. Apakah Andreas bisa menemukan cinta baru? bagaimana perlakuan Andreas kepada orang tua nya lagi? ini lah kisah Andreas kisah cinta dan keluarga.

parles_nababan · Realistic
Not enough ratings
11 Chs

MEMULAI HIDUP BARU

Ku buka dengan pelan ke dua mata ini, perlahan bangkit dari tempat tidur dan kulangkah kaki ini ke kamar mandi, cuci muka dan gosok Gigi, ku masak nasi di penanak nasi itu, dan setelahnya ku cuci piring bekas makan kami tadi malam.

Kembali ke kamar ku rapikan tempat tidur dan ku bersihkan, tak lupa menyusun pakaian yang beli ke dalam lemari dan tas peninggalan Uda Paima ku masukkan juga.

Kuambil kuncinya dan ku letakkan dalam laci, matahari pagi sudah menerangi pagi ku bersihkan kandang sapi dan kandang ayam serta kandang bebek.

Pakan ternak disini sama dengan pakan ternak di tempat Uda Paima, Sama-sama organik. tentunya saya hapal akan takaran nya.

Ku berikan pakan ayam, bebek serta sapi nya, dan setelah nya ku buatkan perapian dekat kandang sapi tersebut.

Ku bakar sampah kering itu dan tiba-tiba saja suara Uda pak Diman terdengar memanggil ku.

"Andre kita sarapan dulu."

"iya Uda....

Ku sahut panggilan Uda dengan semangat dan setelah selesai mengumpulkan sampah dan membakarnya setelah segera ku berlalu ke rumah untuk sarapan.

Meja di dapur menjadi tempat kami sarapan, sambil makan sambil menikmati udara sejuk karna beberapa pohon buah tumbuh subur di sekitar pekarangan.

Setelah makan kembali kami bersantai sambil minum teh.

"Uda.....

itu kan masih ada lahan kosong, ku tanami ubi jalar ya."

"terserah mu aja Andre buat lah yang menurut terbaik. sebenarnya peternakan ini hanya sebagai kegiatan di hari tua Uda aja.

jadi karna kamu sudah disini ku serahkan sepenuhnya pada mu, untuk kamu kelola.

"terimakasih Uda karna sudah memberikan ku kepercayaan, ilmu yang ku dapat dari SMK dan ilmu dari Uda Paima ku akan ku praktek disini."

"bagus lah Andre jika itu niat mu, Uda dukung sepenuhnya.

Andre..... dari ujung sana yang berpagar adalah tanah kita, bisa kamu kelola dengan semau mu."

"terimakasih Uda, Andre janji akan akan memberikan yang terbaik."

Uda memberikan semangat baru dan harapan baru, segera ku olah lahan itu, untuk menanam ubi jalar dan ubi kayu, serta kentang dan cabe kelak nanti.

*****

Butuh waktu seminggu untuk membersihkan lahan, ku buat lahan pertanian untuk ubi jalar, ubi kayu, kentang dan cabe.

sebelum menutup gundukan tanah dengan plastik ku taruh kotoran ayam dan kotoran kotoran sapi, supaya kelak menjadi menjadi pupuknya.

Plastik ku lubangi untuk tempat menyiram dan nanti untuk bibit. seminggu lebih telah dan saya pun genap ber umur 17 tahun, saat buat KTP.

Ditemani Uda dan inang Uda, KTP dan kartu keluarga serta akta kelahiran sudah terdaftar tinggal menunggu selesai.

Setelah selesai urusan di kantor Camat kami bertiga akan menuju toko pertanian dengan mengendarai pickup milik Uda, sebenarnya saya bisa membawa pickup karna di kampung saya mengantar pesanan hewan ternak menggunakan pickup.

Tapi di daerah baru ku ini saya tidak berani menyetir tanpa SIM, dan saya belum paham jalanan di daerah ini. itu lah sebabnya Uda yang menjadi supir nya.

Tak berselang lama kami sampai di toko pertanian, disini lengkap juga. setelah membeli apa yang ku inginkan kami pun keluar dari toko tersebut, tujuan kedua adalah toko bangunan.

Toko bangunannya tidak jauh dari tokoh pertanian setelah sampai ku beli keperluan untuk membangun dan memperbaiki kandang yang sudah mulai rusak.

Sebenarnya saya menceritakan semua nya ke keluarga ini termasuk uang yang ada padaku.

Tapi Uda dan inang Uda yang membayar semua belanjaan ku. menurut perkiraan ku total belanja semu hampir berjumlah 10 juta.

Perlahan tapi pasti saya mulai membangun kandang dan memperbanyak ternak, bukan cuman sapi sekarang juga ada kerbau juga.

Setiap hari rutinitas ku adalah beternak dan bertani, ubi jalar dan ubi kayu sebagai pakan ternak serta daun dari kentang tak luput juga menjadi pakan ternak.

Kini saya sudah punya tiga orang karyawan laki-laki seumuran dengan ku, berkat tenaga baru peternakan kami semakin maju, pesanan datang silih berganti.

Mulai dari telur Ayam, telur bebek sampai dengan Sapi dan kerbau. hasil penjualan hanya sepertiga yang di mintak Uda kepada ku, sisanya ku tabung setelah di potong dengan biaya ternak dan biaya pertanian serta gaji karyawan ku.

Ku pindah buku kan semua uang dari rekening lama ku yang di buka Uda Paima untuk ku ke rekening yang baru.

dan kini pundi-pundi uang semakin bertambah.

Kebetulan tetangga sebelah menjual rumah dan sebidang kebun milik nya di belakang rumah dan ku beli. setelah berpindah tangan ku bangun sebagai gudang dan tempat tinggal untuk karyawan nanti yang tidak memiliki rumah.

Bulan berganti bulan dan tahun berganti sudah hampir 3 tahun saya disini karyawan ku kini sudah berjumlah 15 orang.

pengelolaan ternak, susu sapi dan juga hasil pertanian lainnya. yang dapat menambah pundi-pundi uang ku.

Karena karyawan sudah bisa ku tinggalkan ku ajak Uda dan inang Uda ku ajak jalan-jalan ke arah Brastagi, Tanah Karo yang sudah menjadi kota madya dan merupakan objek wisata di Sumatra Utara yang dekat dengan Medan. untuk melepaskan rasa penat dan capek setelah beraktivitas.

Sesampai nya di Berastagi udara segar menyapa kami, setelah cek in di hotel kami pun makan malam sambil menikmati pertunjukan budaya Karo yang Indah.

Disini saya sangat-sangat bersyukur karna kasih Tuhan yang mempertemukan ku dengan keluarga baik ini, sesekali ku tatap wajah Uda dan Inang ku ini, yang tidak memiliki ikatan darah dengan ku tapi mampu membuat ku bahagia dan merasa nyaman.

Pertunjukan pertama selesai sekarang pertunjukan kedua seketika kulihat wajah bahagia terpancar di raut wajah kedua orang yang ku sayangi ini.

Tak henti-henti saya bersyukur atas Rahma dan kasih sang pencipta kepada ku.

Dua meja dari meja kami, terlihat seseorang yang sangat ku kenal, bersama seorang laki-laki yang sudah ber umur.

Siapa kah itu, tapi seperti sangat ku kenal, tapi saya jijik melihat tingkah kedua pria itu terlihat sedang bermesraan layak nya sepasang kekasih yang sedang mabuk asmara.

Semakin kulihat semakin jijik melihat nya, tapi saya penasaran karna wajah nya mirip seseorang, tapi tidak mungkin. dan ku perhatikan lagi ternyata benar dia adalah Abang ku bang Gilbert.

ya Tuhan ku apa yang terjadi dengan bang Gilbert, kenapa dia bermesraan dengan pria tua itu.

Ingin rasanya menegur nya, tapi jijik melihat nya, ku alihkan pandangan ku ke pertunjukan, tapi tingkah mereka membuat ku jijik.

Ku ajak Uda dan Inang Uda keluar untuk menikmati indah malam di kota Brastagi ini.

alun-alun kota yang ramai dengan group band lokal menghibur kami malam ini, angin sepoi-sepoi dan dinginnya malam Brastagi membuat kami harus pergi meninggalkan alun-alun kota.

kami sampai di hotel sudah jam 11 malam, ku antar Uda dan inang Uda ke kamarnya lalu saya pun masuk ke kamar dan tiba-tiba saja ada tangan memegang pundak ku belakang.

Seketika ku tarik tangan itu dan ku hempaskan ke lantai, terdengar rintihan karna kesakitan sesegera mungking orang tersebut berbalik.

"Ini Abang Gilbert .....

kamu ngak kenal lagi sama ku?

Ku abaikan dan ku langkahkan terus langkah demi langkah menuju kamar ku, tapi bang Gilbert tetap mengejar ku.

"Andre..... tunggu Andre...

Terdengar nama ku di panggil oleh nya dan saya pun berhenti tanpa menoleh.

"ya dah ku tunggu di kopi shop di bawah."

Hotel ini memiliki kopi shop, sengaja ku pilih meja yang di pojok dan kebetulan di kopi shop ini hanya beberapa orang aja.

Ku pesan cappucino panas dua gelas dan cemilan, tak beberapa lama bang Gilbert pun muncul di hadapan ku.