webnovel

KASIH KELUARGA YANG HILANG

Seorang anak lelaki bungsu yang bernama Andreas dari 6 anak bersaudara, periang, jiwa bersahabat, ramah dan menyayangi orang nya meskipun Andreas tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari keluarganya dan selalu di acuhkan. Dalam kehidupan keseharian nya kerja adalah obat kerinduan akan kasih dari keluarga, orang tua yang tidak pernah adil dan saudara-saudara yang menganggap nya sebagai benalu. Benalu yang menjadi bank berjalan bagi keluarga nya, dia hanya di perlukan ketika keluarga nya dalam masalah, sakit hati sudah biasa di rasakan nya, kepedihan sebagai anak yang tidak pernah di perhatikan dirasakan dalam setiap relung kehidupan nya. Seorang gadis yang disukai nya bernama Indah, yang membawa nya ke harapan kehidupan yang bahagia, perhatikan dan kasih sayang tulus buat Andreas. Tapi percintaan nya tidak lah mulus, di karena kan Abang-abang nya belum menikah, adat istiadat yang masih di pegang orang tua menjadi penghalang nya untuk merajuk rumah tangga yang bahagia bersama indah akhirnya pupus. Indah calon istri nya dinodai oleh Abang nya Sulung nya. sehingga Indah wanita yang disayangi nya memilih untuk mengakhiri hidup nya dengan cara bunuh diri. Kehidupan Andreas berubah berbanding terbalik, yang dulu nya sangat menyayangi orang tua kini menjadi tidak perduli, bahkan sengaja menghindari nya. Dingin, acuh tak acuh dan pendiam itu lah Andreas setelah di tinggal oleh Indah wanita yang di cintai nya. Apakah Andreas bisa menemukan cinta baru? bagaimana perlakuan Andreas kepada orang tua nya lagi? ini lah kisah Andreas kisah cinta dan keluarga.

parles_nababan · Realistic
Not enough ratings
11 Chs

BERTEMU DENGAN BANG GILBERT

Masih ku tatap wajah bang Gilbert yang ada di depan ku, dan pesanan ku pesan pun tersaji di depan kami.

"Bagiamana kabar mu dek?"

"baik."

"Andre kamu kuliah atau kerja?"

"bukan urusan mu Bang, sekarang mau apa menemui ku?"

"Andre siapa orang bersama mu itu?"

"bukan urusan mu bang, apa mau mu?"

"Abang bahagia melihat mu, dan setidaknya kamu masih memanggil ku Abang."

"cukup basa-basi nya, sekarang katakan apa mau mu?"

"Andre.....bapak kita di penjara sekarang dan...

"bang.... itu bapak mu, saya sudah di keluarkan dari kartu keluarga paham."

Dengan nada cetus ku potong pembicaraan nya, karena memang saya tidak ingin mendengar tentang mereka lagi atas perlakuan mereka terhadap ku. hidupku sudah baik-baik saja sekarang .

"Andre....

kamu tidak bisa memilih kamu lahir dari mana?

"benar.... saya tidak bisa memilih siapa yang akan melahirkan ku, tapi saya berhak memilih jalan hidup ku."

"Andre.... mamak..

"cukup bang, saya tidak mau mendengar itu semua lagi, saya datang kemari untuk berlibur."

Tidak tahan lagi rasa nya melihat kehadiran bang Gilbert di Depanku, sesegera mungkin untuk menghindari nya, ku tinggalkan dia di meja itu dan beliau berteriak memanggil nama ku, tanpa menoleh ku langkahkan kaki ini dengan cepat.

Sesampai di kamar ku rebahkan tubuh ku, ku coba menghapus ingatan ku akan pertemuan dengan bang Gilbert dan semua tentang keluarga ku di kampung.

Ku pejamkan mata ku dan akhirnya saya hanyut dalam mimpi di malam Berastagi yang dingin ini.

******

Besok pagi nya kami pun sarapan setelah sarapan nanti rencananya akan jalan-jalan ke pacuan kuda dan lainnya.

Dan lagi-lagi ku lihat bang Gilbert mengantarkan keluar laki-laki teman nya semalam.

sengaja ku alihkan tatapan ku, tapi bang Gilbert sengaja datang ke arah ku, sambil tersenyum bang Gilbert menyapa Uda dan Inang Uda.

"halo....

nama saya Gilbert saya Abang nya Andre."

Uda dan Inang Uda menyambutnya dengan dingin dan tatapan yang tidak bersahabat.

"Andre.... bawa Abang mu itu ke meja lain."

saya hanya mengganguk setuju dan ku tarik tangan bang Gilbert menuju meja lain.

"mau mu apa lagi sih?"

"Andre..... bapak di penjara dan kamu pura-pura tidak perduli."

semua orang yang sarapan memandangi kami, dan ku tarik lagi tangan bang Gilbert keluar setelah sampai di taman hotel itu ku tatap dengan tajam wajah bang Gilbert ingin rasanya meninju mulutnya nya itu.

"Andre....

bapak di penjara dan kamu disini bersenang-senang, dimana hati nurani mu?"

"kau bertanya hati nurani ku? ha....

masih bisa kau bertanya hati nurani?

dan kau apa yang kau lakukan disini?

menghabiskan uang penjualan rumah dan peternakan Uda Paima.....

jawab ....."

"saya disini kerja Andre...."

"kerja apa kau disini?"

"kau lihat Om-om tadi saya melayani supaya dapat uang untuk biaya perobatan Mamak."

"itu ngak ada hubungannya dengan ku".

"dimana hati nurani sebagai anak?"

"hati nurani ku sudah mati untuk keluarga mu, mati bersama Uda Paima dan inang Uda Paima yang di bakar sama Rado dan Rivan."

"Rado dan Rivan sudah membayar nya, kaki mereka sekarang puntung karena rabies dan infeksi saat digigit anjing mu."

"bagus lah mereka mendapatkan ganjaran yang setimpal".

"Andre ... tolong Abang....."

"maaf hati ku sudah tertutup buat keluarga mu".

Ku tinggalkan Gilbert di taman hotel itu, sesaat terasa dada ini sesak mengingat kejadian di masa lalu, masa-masa bahagia ku dan kehancuran karna ulah keluarga sendiri.

Ku hampiri Uda dan inang Uda di meja makan hilang rasa ingin berlibur ku, melihat ku termenung inang Uda spontan memeluk begitu juga dengan Uda, tenang rasanya hati karena memiliki keluarga yang sangat sayang kepadaku.

Karena semangat berlibur ku sudah hilang, begitu juga dengan Uda dan Inang Uda, akhirnya kami memutuskan untuk pulang ke rumah.

Uda mengambil alih untuk menyetir karena melihat keadaan ku yang masih kesal, setelah tengah perjalanan ku ambil lagi menyetir karna ngak tega lihat Uda menyetir di usia sekarang ini.

Setelah menempuh perjalanan beberapa jam akhirnya kami sampai di rumah, segera ku basuh tubuh ku, setelahnya ku rebahkan tubuh ini di ranjang. Masih teringat kembali masa-masa sulit yang penuh dengan kehidupan yang tidak menyenangkan itu.

tok....tok....tok.....

"Andre... kamu lagi ngapain mang?"

"lagi rebahan aja inang Uda"

Ku buka pintu kamar ku, ternyata Uda dan Inang Uda sudah berada depan pintu.

"Andre.... ngopi yuk?"

"ayo Uda"

Mungkin karna ngak tega melihat ku dalam kesedihan setelah pertemuan dengan bang Gilbert, dan kami pun menuju ruang tamu.

"Andre... ngak usah terlalu di pikirkan ya, begitu lah hidup kadang lurus dan kadang berbelok-belok, dan itulah bunga kehidupan."

"iya Uda....

Andre paham kok apa yang dimaksud sama Uda dan saya sangat bersyukur atas apa yang saya miliki sekarang ini, Uda dan inang Uda yang saat ku miliki adalah hal yang terindah"

"Andre ada-ada aja, setelah kehadiran mu disini rasanya bahagia sekali, lihat tuh Uda mu semangat nya bertambah lagi."

"ya semangat dong Mak Diman.....

karna sudah ada pembangkit semangat."

hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha

Kami pun tertawa dengan lepas, melupakan kejadian yang telah terjadi, saling merilirik dan tertawa lagi.

Tok... tok.... tok.... tok....

Pintu terdengar di ketok seseorang, tapi kenapa Anjing peliharaan kami ini ngak menggonggong ya?

Sesegera mungkin ku buka, ternyata Namboru Lukas pelanggan pembeli telur ayam kami beserta dengan seorang gadis muda bersama nya. Namboru itu adalah panggilan untuk saudara perempuan dari pihak bapak, akan tetapi dalam kalangan Batak jika kita bertemu dengan seseorang ibu biasa nya kita panggil Namboru, atau yang sudah kenal.

"Namboru... silahkan masuk"

ku persilahkan Namboru dan gadis yang bersama nya untuk duduk.

"sebentar ya Mak Lukas ku ambil kan dulu minuman"

"biar Indah aja yang buat ya, bou mau ku buatkan minuman apa?

"Ngak usah Indah, air putih aja tambah kan di teko ini ya"

Jadi nama gadis cantik itu bernama Indah, sesuai dengan orang nya Indah dan cantik, ternyata masih ada gadis cantik disekitar sini, biasanya ibu-ibu dan para pegawai ku yang kulihat.

"Andre... Andre..... Andre......

"iy namboru....

"kenapa?

kagum ya dengan kecantikan Indah?

Saya hanya mangguk-mangguk setuju dan merasa malu keporgok mengagumi kecantikan Indah, dan terlihat indah yang menuangkan air ke gelas Inang Uda sangat malu.

"Andre.... ini namanya Indah putri Mak lukkas?

dulu waktu kecil sering main ke sini bahkan ngak segan-segan masuk dapur untuk masak apa yang yang ingin di masak nya"

"oh.... gitu inang Uda, trus kenapa ngak pernah lagi kemari?"

Inang Uda langsung melirik Namboru langganan kami ini.

"bukan gitu loh Mak Dimon, Menantu ku istrinya si Lukkas melahirkan sementara Lukkas lagi persiapan untuk mengambil spesialisasi Jantung, kasian menantu ku itu ngak ada nanti kawan nya di rumah.

ku tanya lah sama Indah ini, mau sekolah di tempat Abang apa ngak?

tapi karna Lukkas ini adalah Abang kesayangan nya Indah, makanya sekolah di tempat Abang nya, sehingga Abang nya bisa dengan lancar menyelesaikan spesialis jantung nya."

"jadi.... anak namboru dokter spesialis ya?

"iya mang, Lukkas itu anak pertama namboru dan yang kedua sudah jadi polisi, yang ke tiga Indah dan yang kecil masih SMA."

"hebat namboru....

tapi teringat nya lah kenapa namboru masih jualan telor?

"sebenarnya anak-anak namboru mau kian nya kirim uang, tapi ku tolak karna namboru masih bisa kerja, namboru ini ngak mau merepotkan anak-anak biarlah mereka bahagia.

Salut melihat namboru ini, namboru ini punya grosir telur, separu dari telor peternakan ku di borong sama Namboru ini.

"oh ya Mak Lukkas ke sini mau perlu apa? ngambil telor ngak mungkin?

Sambil tersenyum dan seraya melirik ke arah ku.

"gini Mak Dimon saya datang kemari karena Indah.....

"kenapa dengan Indah Namboru?"

"Indah..... jelaskan."

Dengan malu-malu indah mendekat ke arah ku dan tersenyum, ya Tuhan..... alangkah manisnya senyuman ciptaan mu ini.

"bang Andre...

Indah kan sudah sudah selesai semester 4, jurusan Peternakan, nah khusus semester 5 ini kami harus terjun langsung ke peternakan alias lapangan, jadi indah mau magang di sini, karena peternakan Abang dah besar."

"oh gitu...

kenapa ngak bisa aja datangnya, kenapa maksa kali harus malam ini?"

"dua hari yang itu indah mengajukan ke kampus untuk magang disini dan di setujui, nah kemarin indah dan mamak dah kemari, tapi Abang dan bou serta amang Boru ngak ada di rumah, kata bang Cemen... Abang dan bou serta amang Boru pergi jalan-jalan.

"iya Indah....

kami pergi jalan-jalan ke Brastagi."

"karna itu lah bang, makanya malam ini ku usahakan datang ke mari, karna besok surat pengantar dari kampus ini harus di serahkan ke kampus."

"ya dah ku terima indah magang disini ya, mana surat nya?."

Setelah ku baca surat pengantar dan permohonan magang itu ku lihat kembali indah.

"Indah..... tapi peternakan ku ini ngak punya stempel loh, gimana itu?

"ngak apa-apa bang, karna nanti indah akan memulai penelitian tentang peternakan dan itu yang ku laporkan ke kampus, Indah ngak butuh formalitas bang tapi hasil yang indah butuhkan."

"baik lah kalau begitu ini ku tanda tangan ya"

"terimakasih bang Andre, tap indah butuh photo bersama dengan Abang lagi ya"

Dengan tersenyum malu-malu indah mengutarakan Keinginannya.

"Indah....

iya indah nanti photo nya yang bagus ya, supaya bisa juga untuk photo surat Nikah.

"nanti aja lah bou pelan-pelan aja.

hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha hahahaha

Kami pun tertawa dengan lepas karna jawaban nya Indah, dan jawaban itu sekaligus sebagai tanda lampu hijau buat ku untuk mendekati nya.