webnovel

Arsen Cemburu?

Mendengar perkataan Sandra barusan membuat Arsen tak suka saat melihat Nico yang seperti suka dengan Cahya. Arsen tidak tahu. Mungkin saja dia hanya khawatir karena Cahya selama ini tidak pernah dekat dengan lelaki lain selain dirinya.

"Apaan sih San, kita kan Cuma temenan." Cahya menjawab ucapan Sandra barusan sambil tersenyum manis. Nico yang melihat senyuman Cahya sontak saja merasa terpesona sehingga Arsen yang menyadari tatapan Nico langsung mengajak Nico untuk segera masuk ke kelasnya.

"Udah jangan modusin cewek Lo, yuk ke kelas. Ada Bu Firda nanti keburu masuk bisa dihukum kita!" ajak Arsen sambil merangkul Nico dan meninggalkan Sandra dan Cahya yang sudah berdiri di depan kelasnya.

Saat Cahya akan masuk ke kelasnya, Sandra memanggil Cahya sehingga membuat langkah Cahya terhenti begitu saja dan dia menatap wajah Sandra. "Ada apa San?" tanya Cahya penasaran, sebab dia jarang sekali berinteraksi dengan Sandra saat di dalam kelas sehingga membuat Cahya terheran.

"Lo tadi berangkat bareng Arsen?" tanya Sandra, padahal dia sudah tahu entah kenapa malah bertanya seperti itu. Bohong rasanya jika Sandra tidak cemburu dengan Cahya. Apalagi kemarin siang saat pulang sekolah Arsen meminta izin kepadanya untuk menjenguk Cahya dan pagi ini Arsen berangkat bersama Cahya menggunakan sepeda. Terlihat sangat manis bukan? Oleh sebab itu Sandra merasa cemburu dab tak suka.

"Iya San, ada apa ya?" tanya Cahya yang tak paham maksud Sandra menanyakan hal itu. Untuk apa Sandra bertanya hal yang tidak penting seperti itu? Membuat Cahya tampak cemas sekali, mungkinkah Sandra cemburu?

"Nggak ada sih, cuma tanya aja. Gue mau ngasih tau Lo kalau dia besok pulang dan berangkat ke sekolah bareng Gue, pacaranya," jelas Sandra menekankan kata pacar sehingga apa yang ada di benak Cahya ternyata terbukti benar. Sepertinya Sandra memang sedang cemburu padanya. Membuat Cahya merasa tak enak hati pada Sandra karena dia telah berangkat bersama Arsen.

"Oh, ya nggak apa San. Kan Lo biasanya memang berangkat dan pulang bareng dia ke sekolah. Lo tenang aja," sahut Cahya, dia berusaha mulai saat ini untuk menjaga jarak dengan Arsen untuk menjaga perasaan Sandra. Cahya merasa bersalah karena tidak memikirkan perasaan Sandra saat dia dekat dengannya, justru Cahya malah sedih saat dia jauh dari Arsen.

"Baiklah, yuk masuk! Udah mau mulai nih kayaknya pelajaran di kelas kita," ajak Sandra sambil menarik lengan Cahya. Dia berusaha untuk mendekati Cahya dan mengakrabinya karena Cahya juga kenal dengan Arsen. Tetapi Sandra tidak suka sata melihat kedekatan Cahya dan Arsen.

Sementara itu, di kelas Arsen dan Nico terlihat sudah ramai sekali dan semuanya sudah duduk di tempat masing-masing. Arsen duduk di dekat Nico sehingga dia hanya perlu membalikkan badannya untuk mengajak bicara kepada Nico.

"Nic, Lo suka sama Cahya?" tebak Arsen tanpa basa basi. Suaranya hanya bisa didengar oleh mereka berdua sehingga dia tidak perlu khawatir saat suaranya didengar oleh yang lain.

Nico tampak mengerutkan dahinya dalam, dia heran dengan pertanyaan Arsen yang seperti cemburu. "Memangnya kenapa Sen? Kan Gue udah pernah bilang kalau Gue emang suka sama dia? Lo pikir Gue bercanda?" tanya Nico sambil tangannya dilipar di dada dan punggungnya bersandar di kursinya.

"Kaya nggak ada cewek lain aja, jangan Cahya Nic. Dia tuh masih polos, sedangkan Lo udah playboy banget. Gue nggak yakin kalau Lo bakal baikin dia kalau pacaran," ucap Arsen yang mengutarakan maksudnya. Arsen merasa dia tidak rela jika Nico yang menjadi kekasih Cahya nantinya sebab Nico dikenla playboy oleh Arsen.

"Tenang aja Lo Ar, Gue nggak akan nyakitin dia kalau dia nanti terima cinta Gue. Gue serius dengan dia. Lo tau kan cinta pada pandangan pertama? Nah, itu yang sedang gue rasakan sama Cahya saat itu. Tapi Gue nggak berani deketin dia. Susah," jelas Nico yang membuat Arsen terkejut dan tak percaya jika Nico menyukai Cahya.

"Apa nggak ada cewek lain yang Lo suka? Kenapa harus Cahya sih?" tanya Arsen heboh, membuat Nico gemas sendiri dengan pertanyaan Arsen barusan.

"Kan Gue sukanya sama Cahya. Kalau pun ada ya beda lah, nggak spesial kaya Gue suka ke Cahya," lanjut Nico. Nico memang menyukai Cahya sejak pertama bertemu di sekolah itu. Namun dia tidak bisa memiliki Cahya karena sangat sulit sekali untuk didekati. Tidak seperti gadis yang lain yang dengan suka rela menyukainya yang memiliki wajah tampan. Nico dan Arsen memiliki postur yang hampir sama, hanya saja untuk tinggi badan masih tinggi tubuh Arsen.

"Awas aja kalau Lo sampe modusin dia," ancam Arsen sambil menunjukkan kepalan tangannya di depan Nico dan membuat Nico tergelak.

"Lagian ngapain Lo heboh banget kalau gue deket dan suka ama Cahya? Kan kita bisa double date nantinya," tanya Nico. Entah kenapa Arsen merasa tidak setuju saja saat mendengar Nico menyukai Cahya. Arsen sendiri tidak tahu apa alasannya.

"Ya Lo kan tau kalau Gue sama Cahya udah sahabatan sejak kecil. Jadi siapapun yang deket sama Cahya ya Gue berhak tau. Soalnya cuma Gue selama ini yang perhatian ke dia. Sama Bunda Gue," terang Arsen yang membuat Nico mengangguk paham.

"Lo tenang aja, Gue nggak bakalan modusin dia. Cahya yang spesial buat Gue. Ibarat kata martabak nih, Cahya tuh martabak telor yang spesial banget rasanya," ucap Nico yang malah menggombal sehingga dilempar gumpalan kertas oleh Arsen.

Bersamaan dengan itu guru di kelas mereka sudah memasuki ruangan sehingga membuat Arsen langsung membetulkan posisi duduknya dan mengeluarkan bukunya satu persatu. Nico pun sama juga dengan Arsen. Arsen termasuk siswa yang cerdas dengan prestasi yang tinggi dan juga populer di sekolah tersebut.

Saat ini di kelas Arsen waktunya pelajaran kimia. Pelajaran yang membuat semua murid terkadang merasa pusing memikirkan rumus-rumus. Namun Arsen sangat suka dengan pelajaran kimia. Apalagi pelajaran yang lain yang menyangkut pelajaran IPA sehingga dia masuk ke sekolah SMA tersebut di jurusan IPA. Sama halnya dengan Cahya.

***

Bel sudah berbunyi. Semua murid waktunya istirahat setelah beajar dua mata pelajaran. Saat ini Cahya sedang tidak ingin ke kantin karena dia tidak ingin melihat keromantisan Arsen dan Sandra. Apalagi tadi pagi Cahya merasa jika Sandra cemburu padanya yang dekat dengan Arsen. Oleh sebab itu saat jam istirahat ini Cahya gunakan untuk membaca saja di bawah pohon rindang yang di bawahnya terdapat rumput hijau yang persis seperti rumput sintesis. Sehingga Cahya duduk dengan santai di sana.

Saat Cahya sedang asyik membaca buku, tiba-tiba ada yang merebut bukunya secara langsung sehingga membuat Cahya terkejut.

"Nico, balikin nggak!"