webnovel

Bab 1 (warning! 17+)

Bely, lelaki bernama panggilan unik itu baru saja selesai mengumpulkan tugasnya di lab kimia. Ia cukup tertinggal mengumpulkan tugas. Teman-temannya yang lain sudah mengumpulkannya sedari tadi. Ya, begitulah Bely, selalu sibuk dengan kegiatan OSISnya.

Ia baru saja akan ke kelas, sebelum ia mendengar suara desahan erotis dari balik bilik kamar mandi yang terpencil itu.

Di dalam kamar mandi, Lia sedari tadi cukup kaget dengan suara-suara yang timbul dari bilik sebelah. Ia yang baru saja buang air kecil itu terus saja menggigit bibirnya, hingga lupa memakai kembali celana dalamnya. Jujur saja, ia terpaku dan merasakan sensasi yang aneh dalam dirinya. Sampai-sampai gadis itu memegang kemaluannya sendiri. Lia bukan cewek mesum. Tapi ia cukup terpancing.

Suara gadis di bilik sebelah masih mendesah. Ya, mungkin karena kamar mandi di dekat lab kimia ini terpencil. Jadi bisa saja kan hal demikian terjadi? Tak lama, suara kamar mandi sebelah terbuka, dan suara itu lenyap.

Entah sensasi apa yang membuatnya kepo. Lia mencoba mencari tau kemana gadis itu pergi. Ia keluar dari kamar mandi dan lupa! celana dalamnya tertinggal, dan roknya masih terangkat.

Sudah cukup Bely kaget melihat gadis dengan seragam acak-acakan keluar dari kamar mandi, yang diduga dialah sumber suara aneh itu. Ditambah lagi, dari bilik satunya seorang gadis muncul tanpa bawahan.

Bely shock, dan tak terkontrol lagi ketika gadis tanpa bawahan itu tersenyum manis serasa mengelus kemaluannya.

Dan kau tau apa yang terjadi? Lia si gadis bersih yang sudah gila, dan Bely lelaki sejati yang merasa terpancing.

Bely cukup mengenali gadis itu. Lia, teman sekelasnya yang cukup ia andalkan. Tapi mereka tak begitu dekat.

***

Mereka sudah terlalu jauh melakukan perbuatan mesum di kamar mandi sekolah. Keduanya tak pernah menyangka jika teman mereka yang terkenal penurut satu sama lain itu memiliki pengetahuan luas tentang hal ini.

Lia sudah kelelahan ia sidah mendapatkan orgasmenya karena sentuhan-sentuhan Bely. Begitu juga Bely sudah berhasil menumpahkan sperma ke payudara Lia. Dan ini adalah kali pertama bagi keduanya. Semua terjadi, dengan keadaan Lia masih perawan sampai detik ini.

Kepalang tanggung bagi Bely yang masih belum merasakan puas dalam pengalaman barunya. Perlu diingat ia pemuda 17 tahun yang masih sangat subur.

Bely ingin lebih. Namun Lia tetap ingin mempertahankan keperawanannya.

"Jangan, Bel, gue masih mau perawan. Sampai sini aja, ya," pinta Lia.

Bely menatap lembut Lia yang sudah memohon. Untuk kesekian kalinya, Bely mencium bibir Lia. Lantas ia mencium kedua kelopak mata Lia, agar gadis itu menutup mata.

Lia yang terbuai dengan kelembutan Bely segera sadar ketika suatu hentakan menorobos masuk ke dalam kewanitaannya.

"Auu! Sakiit." Air mata Lia berlinang. Secara spontan.

Bely memundurkan badannya sedikit tanpa melepas kejantanannya yang berada di vagina Lia. Mereka berdua menyaksikan darah segar membaluti milik Bely. Tentu saja itu berasal dari selaput darah Lia. Lia shock.

Bely memeluk Lia. diciumnya puncak kepala Lia agar temannya itu tenang. "Gue sadar apa yang udah gue lakuin, kok."

Lia tak bersuara, masih menangis karena kaget.

Bely kembali mencium kedua kelopak Lia. "Masih sakit? Maaf gue terlalu kasar. Harusnya pelan," bisik Bely.

Lia menggeleng. "Udah gak sakit." Seraya menghapus air matanya.

"Dilanjutin?" tanya Bely sambil memegang pipi Lia.

Lia mengangguk. "Udah terlanjur, kan?"

***

Sekolah hampir saja bubar, ketika Bely menggendong Lia yang lemas tak berdaya dalam dekapannya. Bely ingin membaringkan Lia di dalam UKS.

Sesampainya di UKS, tersisa cuma satu anak PMR yang sedang menjaga, itu pun dia akan menutup kembali UKS karena sudah hampur pulang sekolah.

"Duh, Bel, gue udah mau tutup UKS, tapi kasihan sih itu cewek," ujar anak PMR.

"Lo balik aja ke kelas. Biar gue aja yang jagain temen gue. Jangan ditutup dulu, ya.." Bely membaringkan Lia di ranjang.

"Yaudah, deh, ini ya kotak obat kalau diperluin. Kasih aja balsem kalau dia kecapean." Anak PMR menyerahkan kotak obat oles.

"Iya makasih," ucap Bely sambil tersenyum.

"Gue balik ya?" pamit anak PMR.

"Eh tunggu, pintu UKS boleh gak gue kunci dari dalem? Biar gak ada yang nyuruh temen gue pulang dulu. Kasihan dia, masih setengah sadar."

"Em boleh sih. Tapi awas lo ya berbuat macem-macem di sini!" Gurau anak PMR.

"Sayangnya gue bakal macem-macem, hahaha," balas Bely ikut bergurau juga.

"Hahaha, mana bisa murid teladan, kalem dan lugu kaya lo berbuat macem-macem. Yaudah gue cabut dulu!" Dan akhirnya anak PMR itu pergi.

Bely segera menutup pintu UKS. Tak luoa menguncinya.

"Masih sakit, ya?" tanya Bely mengelus dahi Lia lembut.

"Enggak kok, cuma gue gak kuat jalan. Lemes banget." Lia menunjukkan wajah lesunya.

Bely tersenyum dan mengecup punggung tangan Lia. "Makasih, ya."

"Kenapa lo tiba-tiba kaya pacar gue gini?" Lia terkekeh.

"Karena gue merasa tanggung jawab." Bely membaringkan dirinya di ranjang yang sama. Ia mengangkat kepala Lia dan menaruh lengannya sebagai bantal Lia. Meski tak kelelahan, Bely menemani Lia beristirahat sambil memeluk erat gadis itu. Gadis yang memberinya sebuah hadiah besar. Pengalaman, dan dosa yang berani ia lakukan dengan sengaja. Untuk pertama kalinya.

Bersambung...

Warning terdapat adegan dewasa yang agak frontal. Jangan direport please, karena ini bukan cerita esek-esek. Ini cerita romance dengan bumbu-bumbu anu... Ada jalan ceritanya kok. Ini banyak adegan yang author edit karena takutnya terlalu anu... Harap bijak dalam memilih bacaan. Love ya :*

Otak_Jeniuscreators' thoughts