webnovel

Sedikit Perhatian

Kamila mengamati pakaiannya yang lusuh dan kusam. Benar-benar bukan seleranya baju dress bunga-bunga yang warnanya pudar dan kebesaran ditubuhnya. Garis lengan baju itu bukan di bahu tapi di lengan atas. Siapa yang akan menyangka nasibnya akan menjadi seburuk ini. Dulu dia akan meremehkan temannya yang miskin dan tidak memiliki baju bagus. Kamila akan mengolok-olok mereka hingga kawan sekolahnya itu malu dan tidak berani menunjukkan wajahnya.

Rupanya karma itu berlaku untuknya. Semua kejahatan yang dia lakukan sekarang berbalik kepadanya. Bukan hanya bajunya yang lusuh, tapi uangpun dia tidak punya. Rumah yang ditempati juga jelek, kecil dan kumuh di pinggiran kota. Apa boleh buat dia tetap harus bertahan.

"Apa makananku sudah siap?"

Kamila terkejut dari lamunan sehingga tak sadar tempe yang akan dia goreng jatuh ke minyak panas dalam penggorengan. Tangannya terkena cipratan minyak panas itu.

"Aduh!" Kamila segera ke keran air di dapur dan membasahi bekas cipratan minyak panas itu.

"Kamu ini bodoh banget sih! Menggoreng tempe saja tidak becus!"

Kamila merengut menatap suaminya dengan perasaan sebal. Bukannya kasihan dan bantu mengobati malah mengomelinya. Huh nasib jadi istri orang miskin dan ga punya hati ya begini.

Kamila bingung mau mengobati bekas minyak panas itu dengan apa. Dulu waktu di rumahnya dia punya salep burnazin, tapi di rumah suaminya ini tidak ada. Akhirnya Kamila hanya mendiamkan saja.

Kamila harus meneruskan menggoreng tempe kalau tidak bisa gosong. Alamat ia bakal diomeli suaminya lagi.

"Sini biar aku yang selesaikan!" suaminya mendekat dan mengambil alih kerjaan Kamila.

Kamila menatap suaminya dengan takjub, tampaknya walaupun sangat sedikit dia punya perhatian buatku pikir Kamila. Kamila senyum-senyum dalam hati. Kalau dengan terkena minyak suaminya mau memberi sedikit perhatian padanya seperti ini rasanya dia mau kok pura-pura terkena minyak lagi. Tapi kan terkena minyak itu sakit. Ah bodoh banget sih dia.

Kamila melirik suaminya yang sedang mengangkat tempe dari penggorengan. Kagum suaminya mengerjakan dengan terampil dan luwes. Tidak seperti dirinya.

Ah, dulu dia memang anak orang kaya jadi tidak pernah kerja, apalagi pekerjaan dapur. Dia hanya bisa memberi perintah pembantu saja.

Suami Kamila, melirik istrinya sekilas. Yang dilirik jadi gugup ketahuan sedang mengagumi.

"Sudah puas mengagumiku?" sahutnya acuh.

"Siapa yang mengagumimu? Pede banget. Aku cuma melihat caramu menggoreng saja kok", menyembunyikan rasa malunya. Dasar cowok sombong. Miskin tapi sombong. Nasibku bersuamikan dia.

Kamila tidak punya pilihan. Jika dia tidak menikah dengan Dimas, tak ada yang mau menampungnya.