webnovel

Kunjungan raja

<p>Mendengar penjelasan bocah-bocah di depannya, hati Rukio menyedihkan.<br/>"Kalian menghina organisasi yang baru saja aku buat dengan sepenuh hati?" pikir Rukio.<br/><br/>"Jika kalian mau menemani kami masuk, aku akan menambah 20 koin emas!" Rukio coba meyakinkan mereka untuk melihat Kantor Hunter, dan memberitahu mereka bahwa Hunter tidak mengerikan seperti yang mereka dengar.<br/><br/>Bocah-bocah saling memandang mendengar tawaran Rukio untuk memberi tambahan uang untuk mereka.<br/>Diskusi dan perdebatan kecil dalam kelompok bocah di akhiri Bocah yang kemungkinan ketua menjawab.<br/><br/>"Baiklah, tapi jika ada hal yang menakutkan kami akan segera berlari!" Jawabnya.<br/><br/>"Apakah kalian pikir bisa keluar hidup-hidup, jika gosip yang beredar benar?" Rukio merasa lucu dengan sikap mereka.<br/><br/>Kelompok tersebut akhirnya memasuki Kantor Hunter di Depan mereka, Tidak seperti kelompok Rukio yang tetap tenang dan santai, kelompok bocah-bocah tersebut masuk dengan ketakutan dan kewaspadaan tinggi, mereka siap berlari keluar jika ada yang mencurigakan.<br/><br/>Ruang tamu kantor Hunter cukup luas mungkin 15X12 meter persegi, dengan corak Hitam dan garis putih. <br/>Berbagai peralatan perang di pajang di kedua sisi di dalam etalase kaca.<br/><br/>"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya wanita cantik dan elegan di ujung ruangan, dia duduk di balik meja kayu yang cukup besar. Tembok di belakangnya memiliki gambar yang sangat dia kenal, yaitu gambar dari emblem Divisi Elit Demihuman.<br/><br/>Wanita yang berjaga sebagai resepsionis juga salah satu bawahan Rukio, dia adalah bawahan dari Ratu Elf.<br/><br/>Dengan wajah cantik dan tampilan polos akan membuat siapapun tertarik kepadanya, mereka tidak tau seberapa mengerikan wanita polos ini sebelum mengetahui kehidupan di hutan pusat.<br/><br/>Melihat resepsionis yang tersenyum ramah, Kelompok bocah yang waspada menjadi sedikit tenang, mereka pikir Hunter tidak semenakutkan yang di gosipkan.<br/><br/>"Kami hanya melihat-lihat." Jawab salah satu bocah, mereka berpikir bahwa tempat ini adalah toko perlengkapan, karena dikedua sisi terdapat berbagai peralatan dengan lebel harga menempel.<br/><br/>"Kami ingin memastikan gosip yang beredar" Kata Rukio sambil membuka tudung dari jubahnya. Seketika menampakkan wajah pemuda yang cukup tampan dengan kulit sawo matang.<br/><br/>Rukio saat ini menggunakan kamuflase pada wajahnya, di perkirakan Raja monster yang berkeliaran di benua utama bahkan tidak bisa mengenali Rukio saat ini.<br/><br/>"Hehe, Kami tidak tau gosip apa yang beredar" Senyum ramah resepsionis saat menjawab, dia tidak menunjukkan kemarahan atas pertanyaan Rukio.<br/><br/>"Sepertinya memang gosip adalah gosip. Jadi apa yang disediakan toko ini?" Tanya Rukio berpura-pura.<br/><br/>Melihat bahwa Rukio tertarik, Wanita sedikit bersemangat dan menjelaskan berbagai hal tentang Hunter seperti yang di jelaskan Rukio di Istana hutan pusat.<br/><br/>"Untuk menjadi anggota, mereka harus melewati ujian yang disediakan. Kami tidak Ingin rekan kami mati setelah bergabung" Lajut Resepsionis.<br/><br/>"Bisakah aku melihat misi-misi yang kamu bicarakan tadi?"<br/>"Oh tentu, Papan misi ditempatkan di ujung sana tuan" Resepsionis menunjukkan sebuah papan kayu yang berada di samping meja resepsionis.<br/><br/>Rukio mendekat sampai akhir melihat misi-misi yang di cantumkan. Untuk saat ini sangat sedikit misi yang ada dan hanya misi-misi standar, seperti mengumpulkan obat herbal, mayat monster dan sejenisnya.<br/><br/>Setelah beberapa saat membaca, Rukio memutuskan tidak mendaftar untuk saat ini dan akhirnya keluar dari kantor Hunter.<br/><br/>Setelah berada di luar, Rukio menyuruh bocah pemandu pergi dan mengakhiri pekerjaan mereka, Rukio juga memberi beberapa makanan untuk mereka karena puas dengan jasa mereka selama sehari.<br/><br/>Di kamar tidur di lantai 3 penginapan di tengah kota.<br/>"Hmm. Apakah itu mereka Prime?" Tanya Rukio, dia baru saja merasakan beberapa kehadiran kuat sedang mendekat dengan kecepatan tinggi sebelum melambat saat sudah dekat dengannya.<br/><br/>"Benar Tuan, Sepertinya mereka mengenali kita." Jawab Prime.<br/>"Apakah Alat kamuflase yang kamu buat mengalami eror?"<br/>"Tentu tidak Tuan, sepertinya mereka menyadari dari gerak-gerik aku dan Guardian"<br/><br/>Saat keduanya mengobrol, Suara berat dengan nada kesopanan dan penghormatan terdengar dari balik pintu.<br/>"Maafkan kelancangan kami karena tidak menyambut anda Tuan"<br/><br/>"Masuklah, Jangan mengganggu pelanggan lain!" Jawab Rukio setelah mendengar suara yang dia kenal.<br/>Setelah Rukio berbicara, Pintu kamar terbuka dan tiga orang yang sangat dikenalnya masuk. Mereka adalah Sarkan, Dhib, dan Hani 'Mantan ratu elf'.<br/><br/>Setelah melihat Rukio yang sedang duduk di ranjang dan Prime yang berdiri di sampingnya, mereka bersujud dengan satu lutut.<br/><br/>Rukio dapat merasakan bahwa mereka sangat ketakutan dari awal masuk sampai saat ini, dia bahkan tidak tau apa yang mereka takutkan saat ini.<br/><br/>"Apakah ada yang Perlu kalian laporkan?" Tanya Rukio memecah keheningan.<br/>"Kami sudah membangun Organisasi Hunter sesuai dengan rencana, tapi tidak seorang pun tertarik untuk bergabung, bahkan sekedar melihat tidak ada yang berani." Jawab Sarkan yang paling depan.<br/><br/>"Hahaha, Tenang saja, itu juga terjadi di hampir semua kantor Pusat ataupun Cabang." <br/>"Mungkin saat ini hanya Divisi Goblin yang menjadi anggota dari Hunter, tapi cepat atau lambat Manusia pasti akan mendaftar dengan sendirinya"<br/>Jelas Rukio memberikan mereka semangat.<br/><br/>"Dalam seminggu lagi, monster baru yang kalian sebar di hutan juga akan dewasa dan mulai menyerang kota dan desa disekitarnya"<br/>"Saat itu kalian harus mempromosikan Hunter"<br/>lanjut Rukio.<br/>Kotak yang diberikan kepada masing-masing Raja monster saat di Istana pusat adalah telur Zerg yang di buat dengan teknologi biologis oleh Prime. Monster Zerg hanya nama yang diberikan Rukio berdasarkan game dari bumi, Zerg yang menggambarkan kerusakan dan kehancuran sangat sesuai dengan monster yang di buat Prime.<br/><br/>Zerg memiliki vitalitas yang sangat kuat, dan memiliki kemampuan meniru kekuatan mahluk yang dimakannya sampai batas tertentu.<br/><br/>Zerg memang di ciptakan untuk membuat musuh dan Lawan dari bawahan Rukio, Zerg-Zerg ini juga memiliki batu kehidupan di kepala mereka yang dapat digunakan untuk membuat berbagai senjata dan obat.<br/><br/>Singkatnya Zerg ada untuk menjadi lawan sekaligus sumber daya jangka panjang untuk Rukio.<br/><br/>"Jadi sampaikan kepada yang lainnya, meraka harus bersiap akan Serangan jenis monster baru"<br/>"Aku tidak ingin kalian kalah oleh gerombolan serangga seperti mereka" Lanjut Rukio.<br/><br/>Beberapa menit kemudian, Sarkan, Dhib, dan Hani keluar dari kamar Penginapan Rukio dan menuju kantor Hunter yang menjadi rumah mereka mulai sekarang.<br/><br/>"Dimana penjaga Tuan?, Sedikit aneh melihat tuan tidak membawa penjaganya" Seketika Sarkan dan Dhib berhenti berjalan dan menatap Hani yang baru saja bertanya.<br/><br/>"Apakah semua Elf sebodoh ini sampai-sampai kau tidak tau mereka dimana?" Tanya Dhib keheranan.<br/>"Haaaa, Apa maksud pertanyaanmu?" Mendengar penghinaan Dhib, Hani seketika marah dan memandang Dhib dengan aura membunuh.<br/>"Kalian menarik perhatian orang-orang, Jadi selesaikan di Kantor nanti!" Kata Sarkan setelah melihat orang-orang di sekitar memandang mereka dengan tatapan aneh.<br/><br/>Mendengar Sarkan, mereka berdua akhirnya tenang dan kembali berjalan menuju kantor Hunter.<br/>"Jadi bisakah kamu menjelaskan apa maksudmu tadi serigala?" Nada Hani penuh dengan kemarahan dan tantangan sesat setelah memasuki kantor Hunter.<br/>"Mereka ada di atap dan di bangunan sekitar kamar tersebut!" "Lebih baik kalian Tenang atau mereka akan datang dan menghajar kalian di detik selanjutnya" Jawab Sarkan mengingatkan.<br/><br/>"Aku akan mengingat ini serigala" Jawab Hani sambil menuju Ruang kerjanya di lantai tiga.<br/>"Elf memang Ras yang sangat sombong, Jika mereka berada di hutan barat, mereka pasti sudah lama di makan oleh kami" Melihat Hani yang pergi, Dhib bergumam aneh.</p>