webnovel

Justice or Crime - Eps 11

Di sebuah asrama para Anggota Satuan Keamanan tepat pukul 4 pagi Rizki terbangun dengan sebuah panggilan telpon yang ternyata sebuah panggilan video.

"Aduh siapa ini jam segini sudah menelpon saja", gumam Rizki sembari meraba-raba kasurnya mencari handphonenya.

"Hah Julian, kenapa dia jam segini sudah panggilan video saja", ucap Rizki lalu mengangkat panggilan tersebut.

"Ki Rizki ini gawat informasi gawat darurat", ucap Julian.

Rizki terkejut melihat Julian penuh luka di wajahnya.

"Ada apa Julian kenapa kau lula-luka?", tanya Rizki.

"Gawat ki distric 2 Selatan", jawab Julian.

"Kenapa dengan distric 2 Selatan??", tanya Rizki.

"Distric 2 Selatan hangus terbakar ki".

"Banyak pembantaian ki", jawab Julian.

"Hahh lalu bagaimana kondisi disana lalu apa kau baik-baik saja??", tanya Rizki panik karena melihat cahaya merah terah menyelimuti wajah Julian.

"Bisa kau datang bersama timmu sekarang ini gawat", ucap Julian.

"Baik aku akan segera bergegas", ucap Rizki namun saat ia ingin membangunkan Doni yang masih tidur Julian berkata dengan penuh kepanikannya.

"Dengarr Rizki aku takut kedatangan satuan khusus akan cepat atau tidak namun jikat tidak tepat waktu maka akan aku beri informasi lengkapnya", ucap Julian.

Rizki yang ingin membangunkan Doni mengurungkan niatnya dan mencoba mendengarkan temannya memberikan informasi dengan memulai merekam layarnya.

"Aku di tugaskan dari Satuan Keamanan untuk menyamar sebagai bawahan distric ini selama aku berada disini banyak informasi tentang kejahatan distric ini dan niatku malam tadi aku ingin kembali ke markas dan memberikan beberapa bukti namun . . .".

"Namun apa teruskan Julian", tanya Rizki dengan serius mendengarkan temannya itu.

"Namun tiba-tiba datang seorang pria berjubah memasuki garasi dan menghancurkan 3 unit mobil yang akan membawa barang terlarang dan beberapa senjata selundupan dan saat itu pria itu berkata padaku", ucap Julian.

"Aku akan membiarkanmu hidup karena firasatku kau bukan bagian dari kelompok atau geng ini jadi sampaikanlah informasi kejadian yang akan terjadi di distric ini semau kau".

"Pria itu berkata seperti itu dan aku melihat dengan mata kepalaku sendiri semua nya di habisi oleh pria berjubah itu dan terakhir aku juga melihat wanita berjubah yang sama", jelas Julian.

"Pria dan Wanita berjubah?", ucap Rizki bertanya-tanya.

"Lalu distric ini di bakar oleh salah satu mafia kelas S dan aku melihatnya dan sempat memfotonya", tambah Julian.

Namun tak lama Rizki melihat seseorang mendekati Julian berjalan lalu kemudian dengan pistolnya ia menembak Julian tepat mengenainya, kemudian pria itu menginjak ponsel milik Julian sehingga panggilan video terputus begitu saja.

"Juliaaannn", ucap Rizki.

"Cepat beritahu informasi berharga itu kepada komandan dan kita bersiap untuk menuju markas", ucap Doni menganggetkan Rizki.

"Kau sudah bangun", tanya Rizki bingung.

"Aku terbangun setelah mendengar kau seperti berteriak dan aku telah mendengar semuanya lekas beritahu komandan", ucap Doni dengan tegasnya.

"Bbaaikk lah", jawab Rizki lalu menghubungi Siska.

"Yah halloo selamat pagi", jawab Siska di telpon.

"Ada apa kau telpon . . .", belom selesai Siska berbicara Rizki langsung memotongnya dengan memberikan informasi.

"Komandan Distric 2 Selatan terjadi insiden dan pembataian".

Dengan terkejut nya Siska pun langsung memerintahkan semua anggota berkumpul di markas sekarang.

"Baik komandan", jawab Rizki lalu Doni dan Rizki pun bergegas bersiap berangkat menuju markas.

Kemudian Siska menelpon Elen yang dimana ia adalah Komandan divisi 4 untuk wilayah Selatan.

"Yaa dengan Elen di sini komandan Divisi 4", jawab Elen.

"Beri aku titik koordinat distric 2 selatan sekarang Elen", ucap Siska.

"Informasinya sudah sampai di telingamu ya, baiklah segera kau persiapkan anggotamu aku sedang dalam perjalanan menuju titik koordinat nanti ku kirimkan titik koordinatnya", jawab Elen.

"Baiklah terima kasih", jawab Siska lalu bergegas bersiap-siap.

"Kalian segera bergegas menuju markas kita akan menuju distric 2 dan tidak ada yang terlambat sampai markas", perintah Siska saat menelpon Tia dan Jenny.

"Siap komandan", jawab Tia dan Jenny yang baru saja terbangun karena panggilan masuk dari Siska.

Setelah 20 menit Siska sampai di markas duluan lalu kemudian Doni dan Rizki.

"Dimana Tia dan Jenny sudah kubilang tidak ada yang terlambat", ucap Siska gusar.

Tak lama kemudian Siska di kirimi titik koordinat distric 2 Selatan lalu berusaha meninggalkan Tia dan Jenny.

Namun saat mereka bertiga ingin berangkat tiba-tiba Tia dan Jenny tiba.

"Jangan tinggalkan kami komandan", teriak mereka berdua.

"Dasar kalian", gumam Siska sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Cepat ayo kita bergegas Duo Gadis Petarung", perinta Siska.

Mereka pun bergegas tancap gas menuju titik koordinat yang di kirimkan oleh Elen komandan Divisi 4.

Dalam perjalanan Siska pun bertanya pada Rizki atas informasi yang ia dapatkan.

"Darimana kau dapatkan informasi itu Rizki??".

"Temanku bagian dari mata-mata satuan keamanan yang di tugaskan di sana namun insiden terjadi dan ia menghubungiku maka dari itu Doni menyarankan langsung menghubungi komandan", jawab Rizki.

"Aku akan balas dendam pada orang yang mengenakan logo itu", gumam Rizki penuh dengan benci karena melihat temannya di tembak.

Akhirnya mereka sampai di lokasi distric 2 Selatan dan disana sudah ada Divisi 4 Wilayan Selatan ysng di komandoi oleh Elen.

"Bagaimana kondisinya sekarang Elen?", tanya Siska.

"Hampir tidak ada yang tersisa semua tewas dan hampir rata semua mayat terbakar", jelas Elen.

"Aku baru akan mengabarimu perihal insiden ini setelah aku urus TKP tapi ternyata kau justru sudah mengetahui insiden ini, bagaimana kau mengetahuinya", ujar Elen.

"Itu kenapa kita masuk ke dalam Divisi 1 Wilayah Pusat", jawab Siska dengan senyumnya lalu berjalan menelusuri TKP.

Di saat itu Rizki berlari mencari lokasi dimana temannya menghubunginya dan di tembak, dan sepanjang jalan mencari ia mendengar suara orang kesakitan.

"Suara orang merintih kesakitan dari mana asalnya", ucap Rizki.

"Rizki sumber suara ada di sana ayo kesana", ucap Tia.

Lalu mereka berdua berjalan menuju sumber suara dan ternyata mendapati Julian di sana.

"Juliaaann", teriak Rizki lalu berlari menghampiri temannya yang sudah sekarat.

"Syukurlah kau masih hidup Julian", ucap Rizki.

"Akhirnya usahaku tak sia-sia menahan hingga Divisi Khusus datang,,,iinniii", ucap Julian terbata-bata sambil memberikan sebuah ponselnya.

"Apa ini Julian", tanya Rizki bingung.

"Jangan terlalu banyak bergerak kau bisa kehabisan lebih banyak darah , biar kupanggil tim medis", ucap Tia bangkit berdiri.

"Tidak usah aku sudah tidak kuat lagi menahan ini , Rizki ini adalah bukti semua yang terjadi di distric 2 ini perkara bukti ini berguna atau tidak aku sudah menjalankan tugasku dan aku bisa mati dengan tenang", ucap Julian.

"Hei kau jangan berkata ngawur gitu", ucap Rizki.

Namun takdir berkata lain Julian menghembuskan nafas terakhirnya telat setelah memberikan ponsel yang berisikan bukti kejahatan distric 2 Selatan.

Rizki dan Tia tidak menyadari ada salah satu anak buah dari geng distric 2 Selatan masih hidup dan ingin menebas Rizki dan Tia.

Dengan tatapan begitu menyeramkan Tia bangkit dan menahan pedang pria itu dengan belatinya kemudian mematahkan lengan pria itu lalu berkata,

"Aku ingin sekali membunuh penjahat seperti kalian dengan tanganku sendiri tapi aku sadar aku punya ambisi selain menghabisimu".

Mendengar itu Rizki terkejut dan diam seribu bahasa lalu Tia menghubungi Siska.

"Komandan masuk ganti , Titik sebelah kanan gedung posisi ada salah satu yang selamat telah di tangkap Rizki . . Ganti".

"Hei kenapa kau bilang aku yang menangkap nya padahal kau sendiri yang menangkapnya", tanya Rizki bingung.

"Baiklah aku akan kesana", jawab Siska.

"Apa aku bertindak salah dalam hal ini?", Tia balik bertanya dengan wajah serius.

"Tentu tidak baiklah lupakan, aaku hanya tidak ingin di anggap pahlawan tanpa melakukan apa pun Tia", jawab Rizki serius.

Tia yang tadinya memasang wajah serius tiba-tiba mengendurkan wajahnya dan berekspresi seperti bersalah.

"Elen semua lokasi yang kutelusuri sudah ku dokumentasikan sisanya ku tunggu kiriman laporanmu ya", ucap Siska pada Elen.

"Siap , terima kasih sudah membantu Divisi 4", jawab Elen.

Setelah itu anggota Divisi 1 membawa pria yang di tangkap Tia dan Rizki mereka membawa pria itu.

Salah satu petugas Satuan Keamanan itu menunjukkan Mata berwarna Orange dan saat pria itu melihatnya ia tiba-tiba seperti kepanasan dan meronta-ronta dan salah satu petugas Satuan Keamanan itu berpura-pura panik dan terjatuh lalu petugas yang lain perlahan mundur dan saat itu Pria yang ingin di bawa oleh petugas Satuan Keamanan ke markas Divisi 1 terbakar dengan cepatnya hingga membuat semua petugas termasuk Divisi 1 tak berkedip.

"Apa yang terjadi", tanya Siska heran terpana tak percaya melihat kejadian itu di depan matanya.

Jenny yang melihat petugas itu tak sengaja sekilas memandang mata petugas itu yabg berwarna orange dan saat petugas itu menyadari Jenny ia tersenyum lalu beranjak pergi dan hilang di dalam kerumunan para petugas.

"Hah mata itu siapa orang itu", ucap Jenny bertanya-tanya heran namun tak percaya serta tak berdaya bergerak.

"Mata itu apakah suku legenda masih ada dan aku tidak sendirian?"