webnovel

Justice or Crime - Eps 10

Malam itu salah satu geng yang berada di bawah salah satu mafia kelas S di wilayah Selatan sedang menyiapkan barang- barang haram dan menyiapkan beberapa senjata untuk mengirim pasokannya.

"Hei pastikan barang-barang kita sampai di tujuan tanpa satu kurang apapun kemas dengan rapih", perintah salah satu bos geng tersebut yang bernama Jordi.

"Berapa mobil yang akan berangkat?", tanya salah satu pengawal bos mafia wilayah selatan itu.

"Sekitar 2 mobil box dan 1 Truck yang akan berangkat", jawab bos geng tersebut.

Tiba-tiba ponsel salah satu pengawal bos mafia itu berbunyi.

"Berapa unit yang akan berangkat?", tanya bos mafia itu.

"Sekitar 2 mobil box dan 2 truck bos", jawab pengawal itu.

"Pastikan semua aman sampai tujuan kalian aku andalkan", perintah bos mafia itu.

"Siap baik bos", jawab pengawal itu.

"Sudah semua nya ?", tanya pengawal itu.

"Sudah siap berangkat bos", jawab salah satu dari bawahan bos geng itu.

Tak lama bos geng itu saat sedang ingin menyalakan rokok bersama 2 pengawal iu terdengar suara ledakan di depan.

"Hei suara apa itu di garasi", teriak bos geng itu.

Saat bos geng itu dan 2 pengawal itu memasukin garasi mereka terkejut melihat 2 mobil box dan 2 truck sudah terbakar dan beberapa anak buah nya tewas.

"Hah apa yang terjadi ini apa kau mencoba mempermainkan kami ya??", tanya 2 pengawal itu dengan nada marah.

"Tidak tidak aku tidak mempermainkan kalian sama sekali ini di luar . . .", belum selesai bos geng itu berbicara tiba-tiba.

"Kalian sudah pernah ku peringatkan bukan?", terdengar suara di balik kobaran api.

Terlihat sosok berjubah hitam berjalan di antara kobaran api dengan sangat santainya.

"Hei siapa kau??", bentak bos geng tersebut.

"Kalian kenapa hanya diam cepat habisi orang itu", perintah bos geng tersebut dengan paniknya.

Melihat itu 2 pengawal itu kebingungan dan masih merasa ini adalah permainan bos geng tersebut, namun saat semua bawahan bos geng tersebut di bantai dengan tangan kosong padahal mereka menggunakan senjata tajam dan senjata api 2 pengawal itu mulai percaya bahwa yang dulu pernah di ceritakan oleh bos geng ini sungguh sangat benar.

Saat menyisakan mereka bertiga orang tersebut berkata "kejahatan tidak layak hidup di kota ini".

Kemudian 2 pengawal itu bergegas mengambil senjata di kantong nya dan mengarahkan pistol mereka ke arah orang itu.

"Mati kau!!!!", teriak salah satu pengawal itu yang sudah menembakkan pistolnya.

namun semua terhenti saat pistol itu di genggam oleh seorang wanita berjubah.

"Ketua , aku melaporkan semua yang berada diluar sudah musnah", ucap seorang wanita berjubah itu.

Melihat itu salah satu pengawal mengarahkan pistolnya lalu menembakke arah wanita berjubah itu dan kemudian . . .

"Duooarrrrr"

Salah satu pengawal yang pistolnya di pegang wanita berjubah itu mati tertembak oleh peluru temannya sendiri.

"Hah bagaimana bisa aku sudah menembak dengan arah yang benar???", pengawal itu panik bingung dan heran padahal ia dan satunya lagi adalah yang paling terbaik yang di andalkan bosnya.

Saat pengawal itu menyadari bahwa ada cahaya menyala di mata wanita berjubah itu tiba-tiba sebuah belati sudah tertusuk di dadanya dengan begitu cepat dan yang menusuknya adalah pria yang berada di kobaran api itu.

"Jika kami memberi peringatan maka kami tidak akan bercanda", ucap pria berjubah itu dan menjatuhkan pengawal itu ke bawah lalu menatap bos geng tersebut.

"Apa dia harus di habisi juga ketua?", tanya wanita berjubah itu.

"Aahhh ja. . Jangan maafkan aku maaf", ucap bos geng itu memohon ampun.

"Tidak usah kita kembali ke markas saja lagipula mereka sudah hancur biarkan hanya dia yang tersisa", jawab Pria berjubah itu.

"Heii bos selama masih banyak orang seperti kalian Guardians akan tetap ada untuk membasmi kalian", ucap Pria berjubah itu lalu berjalan meninggalkan bos geng itu.

"Hei kenapa kau tidak membunuhkan", teriak bos geng itu karena begitu panik.

"Bukan kami yang bakal membunuhmu", jawab pria berjubah itu dengan senyuman.

Bos geng itu pun benar-benar sangat depresi dan stress ketakutan akan apa yang bakal terjadi padanya hingga telpon masuk tak ia jawab sama sekali.

Pagi itu pukul 04:00 bos mafia kelas S itu pun tiba dengan 4 pengawal nya mendatangi distric yang telah di hancurlan oleh Guardians.

"Apa apaan ini semua terlihat berantakan dan begitu banyak mayat disini, apa yang terjadi", teriak bos mafia kelas S tersebut.

Saat ia melihat bos geng yang sedang duduk bersender melamun dengan ekspresi wajah stress ia pun berkata "hei apa yang terjadi hingga kau berani sekali tak menjawab telponku?", "dan apa maksud kekacauan ini".

Belum sempat menjawab bos mafia itu melihat 2 pengawal terbaiknya telah tewas di hadapannya dengan sangat mengenaskan.

"Guardians . . . Guardians . .", bos geng itu terus menyebut nama itu berulang ulang.

"Hei bajingan apa apaan ini semua", teriak bos mafia itu lalu mengeluarkan pistolnya dari saku.

"Semua karena guardians bunuh aku bunuh aku", ucap bos geng itu dengan masih memperlihatkan ekspresi stressnya.

"Dasar tak bisa di andalkan", ucap bos mafia itu dengan sangat tenang lalu ,

"Doorr . . Doorr . . Doorr", tiga kali tembakan mengenai dada kanan lalu dada kiri kemudian tepat di kepalanya bos geng itu.

"Siapa yang bertanggung jawab atas kejaidian ini akan ku pastikan tidak akan pernah melihat kota ini lagi bahkan tidak akan melihat dunia ini lagi", ucap bos mafia itu dengan penuh amarah.

"Deni", bos mafia memanggil salah satu anak buahnya.

"Iya bos", jawab Deni.

"Bisa kau beri tahu aku beberapa hal yang menjadi kemungkinan apa yang ada di sini terjadi", tanya bos mafia itu.

"Aku memiliki beberapa kemungkinan dari analisaku bos, 5 hari sebelum kejadian ada 2 atau 3 petugas kesatuan keamanan datang kesini dan asumsi yang ku dapat hanya ada 2 mereka datang untuk membasmi atau mereka membasmi karena distric ini tidak memberinya upeti yang seharusnya", jawab Deni dengan penjelasan yang menurut analisanya.

"Baiklah berarti kita akan beri orang itu uang lebih untuk upetinya", ucap bos mafia itu dengan mengatakan orang itu yang di mana itu menjadi hal misteri lagi siapa kah orang itu.

"Kalian segera bereskan tempat ini dan kita akan kembali ke markas lagi", perintah bos mafia itu.

Di tempat lain 2 orang berjubah itu masih berada di situ dan melihat mereka semua dari kejauhan.

"Ketua apakah kita habisi juga mereka?", tanya wanita berjubah itu pada ketuanya.

"Tidak jangan biarkan mereka berasumsi bahwa orang itu lah yang bertanggung jawab akan semua ini", jawab Pria berjubah itu dengan matanya yang menyala.

"Aku tidak menyukai para kelas S dan aku pun tak menyukai Satuan Keamanan", ucap Pria berjubah itu lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu yang sudah mulai di bakar oleh bawahan bos mafia itu untuk menghilangkan bukti kejahatannya.

Bersambung . . .