webnovel

JONGOS QOE

Seorang wanita cantik, seksi, pintar dan pemimpin perusahaan yang sudah terkenal di Asia dan Eropa. Tidak ada seorangpun pria yang bisa membuatnya jatuh cinta dan mencintai. Semua berubah saat cinta datang membuat hidupnya porak poranda, semua kebiasaan dan kesukaannya berubah drastis karena cinta. Apa yang membuat dia seperti itu? Apakah dia bisa mendapatkan cinta sejati atau hanya karena materi yang dimilikinya? Ini Novelku yang ke-6, semoga suka dan jangan lupa ya reviews, comment dan PSnya...

Ms_Azr · Urban
Not enough ratings
44 Chs

Terpukul

Mereka berdua hanya berpelukan selama beberapa lama. Ponsel Lingga berbunyi, dilihatnya nama Rio dilayar.

" Ya?" ucap Lingga.

" Kami sudah disini, Bos!" jawab Rio.

" Baik!" kata Lingga mematikan panggilan Rio.

" Siapa? Apa Kinan?" tanya Kyra malas.

" Apa kamu cemburu?" goda Lingga.

" Iya!" jawab Kyra, Lingga tersenyum.

" Al!" panggil Kyra.

" Hmm?" jawab Lingga.

" Jika aku minta kamu menceraikan Kinan apa kamu mau?" tanya Kyra menatap mata Lingga. Lingga terdiam, lalu dia menggendong Kyra ke dalam kamar dan mendudukkan di sofa.

" Ada tamu! Aku akan keluar dulu!" kata Lingga.

" Aku ikut! Tunggu aku merapikan diriku dulu!" kata Kyra berlari ke depan cermin. Lingga mambuka lemari dan memakai jas.

" Kenapa kamu memakai jas? Apa tamu penting?" tanya Kyra.

" Iya! Sangat penting bahkan!" kata Lingga. Kyra menghentikan tangannya yang sedang merapikan make upnya. Sangat penting? Apakah...dia? batin Kyra sedih.

" A pa...di a...wanita?" tanya Kyra.

" Darimana kamu tahu? tanya Lingga kaget.

" Muda?" tanya Kyra lagi.

" Iya!" jawab Lingga. Kyra langsung merasa tubuhnya lemas dan lumpuh, dia terdiam dan menundukkan kepalanya, airmatanya tertahan di pelupuk matanya. Apakah semalam tidak berarti sama sekali buat kamu, Al? batin Kyra.

" Aku tunggu di luar, Key!" kata Lingga lalu membuka pintu kamar dan keluar. Dengan tanpa permisi, airmata wanita itu mengalir begitu saja dengan derasnya. Dia menempelkan kepalanya pada meja rias dan tubuhnya bergetar tanpa bisa ditahan.

" Bos!" sapa Rio yang telah berdiri di ruang tamu.

" Daddy!" sapa seorang gadis muda dengan membawa Kenzie.

" Anak daddy pinter?" tanya Lingga sambil mengambil Kenzie dari tangan gadis itu.

" Di eyuk!" ucap Kenzie sambil memegang wajah Lingga dan tersenyum.

" Kenzie kangen ya sama Daddy!" ucap Lingga memeluk putranya itu.

" Kenzie mau ketemu mommy?" tanya Lingga.

" Mom...my!" sahut Kenzie senang.

" Kita tunggu mommy disini, ya?" kata Lingga. Kenzie menempel Lingga dengan mata mengantuk.

" Semua sudah siap?" tanya Lingga.

" Sudah, Bos!" jawab Rio.

" Sudah 10 menit kenapa Key nggak keluar-keluar?" tanya Lingga menatap orang-orang disekitarnya.

" Biar Kenzie aku gendong saja!" kata gadis itu. Lingga memberikan anaknya pada gadis itu, lalu dia kembali masuk ke dalam kamarnya.

" Key!" panggil Lingga. Lingga terkejut karena tidak menemukan wanita itu di meja rias.

" Key!" panggil Lingga lagi mencari ke balkon kamar, tapi tidak ada. Dia berjalan ke kamar mandi dan membuka pintu tersebut, dilihatnya wanita itu duduk di dalam bath up dengan wajah sembab.

" Key? Sayang! Kamu kenapa?" tanya Lingga kaget melihat penampilan Kyra.

" Pergilah! Temui kekasihmu! Biarkan aku sendiri disini!" ucap Kyra marah dan cemburu.

" Apa? Kekasih? Siapa maksud kamu?" tanya Lingga heran.

" Bukannya dia ada disini? Istrimu? Apa kamu sengaja ingin membalasku, Al? Kamu berhasil Lingga Budiono! Puas?" teriak Kyra dengan keras dan diakhiri dengan tangisan.

" Hey! Hey! Kemarilah!" kata Lingga meraih tubuh Kyra.

" Lepaskan! Aku akan melepasmu jika kamu bahagia dengannya!" kata Kyra lagi dengan suara bergetar.

" Kyra Hutama Adi! Diam dan dengarkan aku bicara!" ucap Lingga sedikit keras. Kyra terkejut, karena baru kali ini Lingga bersikap kasar padanya. Kyra terdiam dan hanya menundukkan kepalanya.

" Lihat aku!" kata Lingga. Kyra terdiam tak berani menatap Lingga.

" Tatap aku, Key!" ucap Lingga lagi. Kyra hanya menunduk dengan sesenggukan. Lingga masuk ke dalam bath up dan duduk di hadapan Kyra.

" Apa kamu benar-benar rela jika aku dan Kenzie pergi?" tanya Lingga dengan hati bahagia melihat Kyra yang cemburu entah pada siapa.

" Pergilah!" jawab Kyra gemetar.

" Kamu yakin?" goda Lingga.

" I...Iya!" jawab Kyra lirih.

" Well! Ok! Ternyata aku salah selama ini! Ternyata kamu memang tidak pernah menginginkan Kenzie!" kata Lingga berdiri dari duduknya. Kyra hanya terdiam.

" Kalau begitu Selamat Tinggal Key! Aku harap kami berdua akan bahagia tanpa kamu!" kata Lingga lalu keluar dari bath up. Selamat Tinggal, Al! Aku berdo'a kalian berdua akan bahagia...! Tunggu! Kok, hanya berdua? Kok nggak bertiga? batin Kyra.

" Al! Tunggu!" panggil Kyra berdiri dan menghadang langkah Lingga.

" Kenapa berdua? Kenapa tidak bertiga?" tanya Kyra penasaran.

" Tentu saja berdua! Kan kamu nggak mau!" kata Lingga dibuat secuek mungkin.

" A...aku? Maksudmu kita...aku Kenzi dan kamu?" tanya Kyra tidak percaya.

" Iya! Tapi kamu nggak mau kan!" kata Lingga lagi.

" Ki...nan?" ucap Kyra lirih.

" Astaga! Jadi kamu seperti ini karena kamu pikir gadis yang datang itu Kinan?" tanya Lingga yang terkejut dengan pikiran Kyra.

" Kalo bukan dia siapa?" tanya Kyra pelan. Lingga menarik pinggang Kyra dan menatapnya intens.

" Key! Apa kamu pikir aku menganggap semalam adalah One Night Stand? Kamu tahu sejak awal jika aku mencintaimu Kyra Hutama Adi! Mana mungkin aku berpaling dengan orang lain selain dirimu!" tutur Lingga, membuat wajah Kyra merona karena malu.

" Kenapa wajahmu tiba-tiba memerah?" goda Lingga.

" Kamu serius dengan ucapanmu?" tanya Kyra manja sambil mengalungkan tangannya ke leher Lingga.

" 1000%!" jawab Lingga.

" Lalu siapa gadis itu?" tanya Kyra cemberut dengan bibir sedikit monyong. Lingga langsung melumat bibir Kyra dan refleks Kyra membalasnya. Cup ah! Lingga melepaskan dengan pelan lumatan itu.

" Sudah kukatakan jangan membuat bibirmu seperti itu! Benahi dirimu, lalu keluarlah! Kamu akan tahu siapa dia!" kata Lingga. Kyra tersipu mendengar ucapan ayah dari putranya itu, lalu dia mengangguk dan berlari keluar kamar mandi. Lingga meninggalkan Kyra sendiri di kamar dan keluar dari kamar.

" Gimana?" tanya gadis itu.

" Dia akan keluar!" jawab Lingga.

" Kenzie gimana?" tanya gadis itu.

" Biar saja dia tidur, kasihan perjalanan seperti itu, dia pasti capek!" ucap Lingga menatap buah hatinya itu. Kyra keluar dari kamarnya dengan senyuman tergambar diwajahnya, tapi saat dia melihat ke arah putranya dan orang yang duduk disampingnya, senyum itu langsung pudar dan berganti dengan kesedihan.

" Key!" sapa Lingga yang melihat Kyra datang. Didekatinya wanita itu dan dipeluknya pinggangnya.

" Kamu selalu cantik! Rasanya aku tidak pantas menjadi suamimu!" ucap Lingga di telinga Kyra. Mata Kyra sontak membulat, dia menatap Lingga dengan cepat, mencari kejujuran disana dan mata itu sepenuhnya menatapnya dengan penuh cinta.

" Apa maksudmu?" tanya Kyra.

" Kyra Hutama Adi! Will you marry me?" tanya Lingga yang bersimpuh dengan satu kaki dan tangan membuka sebuah kotak bludru merah dengan cincin berlian di dalamnya. Mata Kyra terbelalak melihat cincin tersebut, dia tahu persis cincin berlian atau bukan. Sambil menatap pria yang telah membuat hidupnya kacau itu, kedua matanya berkaca-kaca.

" Well? Apa jawabanmu?" tanya Lingga lagi dengan wajah sedih, dia takut Kyra menolaknya karena dirinya dianggap tidak layak mendampingi seorang Hutama Adi. Kyra menatap gadis yang menggendong putranya yang ternyata telah bangun.

" Kenzie?" panggil Kyra dan berniat mengambil Kenzie, tapi anak tersebut menolak.

" Tie!" ucap Kenzie memeluk gadis itu erat.

" Ken...zie?" ucap Kyra sedih, tangannya yang semula terangkat perlahan turun dan airmatanya menetes dipipinya.