webnovel

Gosip

"Nan, lo punya pacar baru ya?" ucap Lana sambil mendudukkan bogkongnya di kursi.

Nanda mengernyit tanda tak mengerti ke mana arah ucapan Lana. Bukannya semuanya sudah tau bahwa ia hanya punya satu kekasih yang sudah membuat hatinya mati sampai saat ini?

"Nan, sampai kapan lo bakalan nungguin dia?" kini Gilang yang bersuara.

"Sampai dia nepatin janji buat kembali dan gue yakin dia pasti kembali."

Lana menggeser kursi untuk semakin dekat dengan Nanda, "Tapi kapan, Nan? Bukannya waktu yang ia janjikan udah berlalu 2 tahun yang lalu? Wake up! kalau lo gini terus lo semakin terlihat kayak sad boy Nan dan gue, gilang benci liat lo kayak gitu!"

Nanda diam, ia kehabisan kata-kata untuk membela kekasihnya di hadapan teman-temannya. Ucapan Lana tadi benar adanya, waktu yang ia janjikan sudah berlalu 2 tahun yang lalu tapi sosoknya tak kunjung muncul.

Melihat Nanda kembali diam membuat Lana dan Gilang geram. Entah secinta apa Nanda terhadap cewek ingkar itu sampai masih saja ia di bela meski sudah memberi luka.

"Terserah lo mau bagaimana, kita berdua udah capek Nan nyadarin lo." Gilang memberikan ponsel pada Nanda.

Nanda mengernyit saat membaca status salah satu siswa di sekolahnya yang mengaku bahwa ia adalah kekasih yang di tunggu oleh seorang Nanda Diharidi. Matanya juga melirik kolom komentar. Dari pengakuannya itu ia dihujani banyak komentar pedas.

Siapa yang tidak mengenal seorang Nanda Dihariadi, bukan seorang ketua Osis, tapi seseorang yang memegang predikat juara Olimpiade Fisika dan Matematika selama 2 tahun berturut-turut. Entah kenapa dia yang selalu diekori oleh kedua temannya,p Gilang Pratama dan Lana Ardiansyah yang mempunyai sifat kocak membuat ia dikagumi banyak siswi dengan kepribadian yang sangat pendiam tapi bukan seorang yang dingin.

Sudah banyak wanita yang ingin dekat dengannya tapi satu pun tak ada yang bisa menebus dinding pertahanan Nanda. Tak sedikit yang mengobral diri di instagram dengan mengaku-ngaku sebagai kekasih yang telah ditunggu-tunggu olehnya selama ini. Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu, menurut gosip yang beredar setelah mengobral diri dengan mengaku-ngaku Nanda akan datang menemui dengan membawa bunga mawar dan itu adalah hal yang membuat mereka tanpa malu-malu untuk melakukan itu.

"Namanya Nayla Clarissa, kelas Xl Ipa 1. Anak tunggal, pengoleksi boneka panda, manja tapi keras kepala," ucap Gilang memberi informasi yang ia dapat.

Nanda hanya mengangguk tanda mengerti informasi yang diberikan oleh Gilang.

"Tapi sebentar, ada yang ketinggalan deh kayaknya, Lang." Lana mengetuk-ngetuk telunjuknya di atas meja.

Gilang sedikit berpikir mengingat kembali semua informasi yang ia dapatkan tadi. "Kayaknya nggak ada deh, Lan."

Mengabaikan perdebatan kedua temannya, "Yaudah, Mawarnya udah di-"

"Oh iya, dia cewek yang akan menjadi kandidat akhir di babak final olimpiade Biologi. Iya, gue nggak salah dia ceweknya," potong Lana

Nanda langsung menatap kedua temannya.

"Ah iya bener, gue lupa info tentang itu," jawab Gilang

Lana mengangguk, "Oke Nan jam 7 malam di taman dengan bunga mawar udah di pesan."

"Kasih dia bunga Anyelir," ucap Nanda

Gilang dan Lana saling memandang karena merasa tak percaya dengan yang baru saja diucapkan oleh Nanda.

"Lo nggak salah, Nan?" tanya Lana

"Iya Nan, ini benaran bunganya beda dari biasanya?"

Nanda berdiri, "Jam 7 malam di taman dengan bunga Anyelir. Oke, jangan lupa gue tunggu." Setelah mengucapkan itu ia melangkahkan kakinya meninggalkan kelas menyisakan Gilang dan Lana yang masih bingung dengan perubahan Nanda.

...

"Ini gila, Nay. Lo benaran?" tanya Ayla pada sahabatnya yang entah kemasukan setan dari mana berani-beraninya melakukan hal bodoh seperti ini.

Sekarang kedua wanita itu sedang berada di dalam kamar yang terbilang cukup kecil namun mampu menampung kasur berukuran 5 kaki beserta satu buah lemari 3 pintu dan meja hias. Tidak ada meja belajar yang ada hanya boneka panda memenuhi kamarnya.

"Emang apa salahnya sih, Ay? Gue cuma main doang kok. Dan lo tau? Besok gue akan dapat uang 5 juta dari hasil keberanian gue."

Kenapa lo nggak bilang-bilang gue dulu sih? Lo kalau mau main ya main aja yang lain jangan yang ini. Lo tau kan lo masuk kesekolah itu dengan susah payah, Nay."

"Apaan sih Lo Ay, ganggu kesenangan gue aja tau nggak sih," jawab Nayla sinis karena sedari tadi sahabatnya itu seperti minta di tampar mulutnya supaya diam.

Ayla menarik tubuhnya untuk semakin dekat dengan Nayla.

"Gue kasih tau ya Nay, menurut info yang beredar di sekolah. Setelah mengobralkan diri dan berakhir mendapat mawar dari si Nanda, besoknya mereka udah nggak pernah lagi masuk dan gue dengar mereka-mereka pindah sekolah," jelas Ayla panjang lebar.

Nayla yang tadi sibuk dengan ponselnya membaca komentar demi komentar pedas di statusnya yang ia ungah beberapa jam yang lalu itu menghentikan aktivitasnya. "Maksud lo mereka dikeluarkan dari sekolah?"

Ayla menggelengkan kepalanya, "Yang gue dengar mereka pindah. Untuk alasannya sampai saat ini masih jadi rahasia, belum terkuak kebenaran tentang itu."

Nayla diam, benarkah seperti itu? Jika iya berarti ini sungguh jebakan baginya. Ternyata teman-temannya ingin menyingkirkan dirinya dari sekolah itu. Tapi mau bagaimna lagi, nasi sudah menjadi bubur.

"Gue bodoh! Harusnya gue nggak ngelakuin hal konyol kayak gitu. Apa karena gue miskin jadi gue nggak sepantas mereka untuk sekolah di sana? Sebegitu inginnya mereka buat gue keluar dari sekolah itu," gumam Nayla

Ayla menggenggam erat tangan Nayla, "Sekarang pikir gimana caranya agar lo selamat dari Nanda."

"Tapi gue harus apa, Ay?"

Ayla tampak sedikit berpikir, "Menurut rumor sebentar lagi lo akan dapat chat untuk ketemuan jam 7 dan gue sarankan lo nggak usah datang."

Nayla melirik arloji di pergelangan tangan nya, masih jam 17:48. Tepat setelah itu ponsel Nayla berbunyi, dengan gerakan cepat Nayla langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di atas kasur. Sebelum membukanya Nayla melihat kearah Ayla yang sudah merasa tegang sendiri.

08965XX

Ayo ketemu di taman dekat rumah lo jam 7 malam.

Nanda Dihariadi

"A.. Ay di..dia tau alamat rumah gue," ucap Nayla terbata-bata setelah membaca pesan masuk.

"Udah gue bilang, 'kan. Lo sih nggak percaya."

"Gue harus gimana, Ay?"

"Nggak usah datang Nay, lo bukan orang kaya untuk melawan mereka-mereka. Pikirkan gimana kagetnya Ibu lo kalau tau lo keluar dari sekolah yang di impikan oleh almarhum ayah lo Nay."

Nayla diam, perkataan Ayla ada benarnya juga. Dulu semasa ayahnya masih hidup ia sangat ingin melihat Nayla sekolah di sekolah itu sampai rela menahan lapar agar bisa menabung uang untuk menyekolahkan anaknya.

"Maafkan Nayla, Yah.... Nayla membuat kesalahan besar hingga merusak impian ayah," lirihnya pelan

"Udah Nay, jangan pikirkan lagi lo hapus aja postingan lo itu sekarang."

Nayla hanya mengangguk tanda mengerti.

"Temanin gue ya Ay malam ini. Ibu gue lembur jadi lo nginap di sini aja."

"Buat lo apa sih yang nggak, Nay."

...

Malam ini suasana di taman cukup ramai. Banyak yang berlalu lalang entah sesama jenis atau pun lawan jenis namun tak sedikit para orang tua yang membawa anaknya singgah di sini untuk sejenak menghilangkan penat sang buah hati setelah seminggu berpacu pada pelajaran.

Malam minggu? Iya, ini malam minggu. Malam yang ditunggu para anak muda untuk bertemu sang pujaan hati.

Nanda duduk di sebuah kursi ditemani bunga anyelir yang sudah disiapkan oleh Gilang dan Lana. Sekilas Nanda melirik ke arah bunga itu, ada rasa tak percaya saat ia meminta untuk pertama kalinya mengubah bunga. Akankah nasib cewek ini akan sama dengan cewek-cewek sebelumnya?

Tak ingin membawa diri terlalu jauh memikirkan tentang yang sudah lalu itu, Nanda melirik jam di pergelangan tangannya. sudah jam 19:35 namun sosok itu tak kunjung menampakan dirinya. Untuk pertama kalinya seorang Nanda Dihariadi di buat menunggu dengan sesuatu yang akan ia akhiri malam ini juga.

Nanda mengambil ponselnya dan membuka aplikasi instagram miliknya. Tangannya bergerak lincah di atas tombol keyboard mengetik nama cewek yang sudah membuat ia menunggu itu. Setelah dapat apa yang ia cari, tangannya bergerak untuk men-scrol layar mencari-cari sosok cewek itu. Pada postingan terakhir pun tak ia menjumpai wajah di balik nama NaylaNay bahkan postingan beberapa jam lalu yang membuat ia viral dengan mendapatkan komentar pedas pun sudah tidak ada di sana.

Sebelah alis Nanda terangkat ia tidak salah ingat bahwa akun inilah yang tadi mengaku dirinya adalah kekasih Nanda. Karena merasa tidak puas dengan apa yang ia temui, Nanda memutuskan menunggu sebentar lagi jika cewek itu tidak menemuinya maka ia yang akan datang menemui cewek itu di sekolah.

Tepat pukul 20:20 sosok yang ditunggu tak kunjung datang membuat Nanda merasa di permainkan. Sebenarnya apa motif cewek itu?

Tanpa menunggu lagi, Nanda langsung pergi meninggalkan taman. Namun, sebelum pergi ia sempat mengirimkan pesan pada kedua temannya untuk menemuinya di rumah.

Tanpa disadari ada seorang wanita yang mengambil bunga anyelir yang ditinggalkan oleh Nanda di kursi. Matanya sayu menatap punggung Nanda yang semakin hilang dari pandangannya. Untuk pertama kalinya bunga yang akan diberikan oleh Nanda berbeda membuat wanita itu tersenyum kecut.