webnovel

Jangan Ambil Anakku

Venus, seorang gadis sederhana yang terjebak dalam permainan cinta pria dengan hati sedingin es. Perasaan yang tidak dapat dikendalikannya, membawanya ke dalam kehidupan yang rumit dan menyakitkan Merasa hancur dan putus asa akan perjalanan hidup yang dia jalani tanpa bisa dia kendalikan sehingga membuatnya terpuruk sedalam-dalamnya. (21+)

mel_az · Urban
Not enough ratings
32 Chs

Hati yang berkhianat

Calleb berdiri di hadapan venus masih dengan pakaian lengkap. Entah setan apa yang merasuki venus, dia dengan kasar membuka kemeja calleb membuangnya begitu saja, diciumnya leher calleb dan ditinggalkannya tanda dimana-mana, calleb hanya diam saja, membiarkan venus melampiaskan hasratnya selama ini. Kemudian turun ke dada kokoh calleb, dijilat dan digigitnya puting calleb sambil membuka ikat pinggang dan celana panjang calleb. dijilatnya perut calleb hingga merata, lalu dia berjongkok, dibukanya perlahan celana dalam calleb, keluarlah milik calleb yang tegang dan panjang dengan uratnya yang tebal. Venus menelan salivanya, sudah lama dia tidak melihat dan merasakan benda dihadapannya. Dengan tidak sabar venus segera menikmati benda itu. Merasa miliknya sedang dinikmati, calleb menutup matanya merasakan kenikmatan yang lama tidak dia rasakan. Venus begitu menikmati permainan tangan dan mulutnya, sampai suatu saat, Calleb melepaskan venus dan membaringkannya disofa, dengan segera dihujamkannya miliknya, venus melenguh nikmat, semakin lama semakin nikmat, venus mengeluarkan segala rasa yang ada dihatinya.

" Cal! Oh! Calllll!" ucap Venus.

" Say it, vee!" kata calleb bergairah.

" Callllllll!" teriak venus, dan keluarlah semua cairan yang ada pada calleb ke rahim venus. Calleb menjatuhkan dirinya ketubuh venus.

" I love you, vee!" ucap Calleb lembut.

" I love you too, Cal!" balas Venus. Calleb seakan tidak percay dengan pendengarannya, di tatapnya Venus yang sedang rerpejam.

" Really?" tanya Calleb dengan tatapan penuh harap. Venus seakan tersadar dari mimpinya, segera membuka matanya, dia terkejut melihat Calleb menatapnya begitu dekat. Apa yang sudah kulakukan? batin Venus. Venus mendorong tubuh calleb dan memunguti pakaiannya dan memakainya, kemudian meninggalkan calleb yang berdiri tak mengerti dengan sikap venus. Ditutupnya pintu ruangan itu, venus menyandarkan tubuhnya di balik pintu, dadanya berdegup kencang, disisi lain dirinya marah dengan calleb tapi hati nurani dan tubuhnya mengingkari semua itu.

" Sedang apa, sayang?" sapa seseorang pada Venus yang berdiri mematung.

" Ben?! Nggak papa! Hanya... menutup jendela aja, hujan keras sekali," kata Venus bohong. Calleb yang mendengar ada orang berbicara, segera menuju pintu setelah memakai pakaiannya.

" Makanya wajah kamu sampe berkeringat gitu! Aku ke kamar dulu, ya!" ucap Ben sambil mencium kening Ben. Venus mengangguk dan setelah Ben masuk kamarnya, dia segera masuk ke ruang santai lagi.

" Siapa? Suamimu?" tanya calleb dengan sedih.

" Iya!" ucap Venus jengkel.

" Kenapa kamu mau kucumbu?" tanya calleb penasaran.

" Karena hujan semua bisa terjadi," jawab Venus sekenanya. Wajah Calleb langsung terlihat kecewa. Venus senang melihat kekecewaan diwajah Calleb, tapi kenapa hatinya terasa sedih dan sakit. Calleb menundukkan kepalanya, dengan langkah gontai dia bermaksud meninggalkan rumah Venus, tapi venus menghadangnya.

" Tunggu sampai Ben tidur!" ucap venus sambil mematikan lampu dan yang menyala hanya lampu meja.. Bagai anak yang menurut ibunya, Calleb menghentikan langkahnya dan kembali duduk di sofa. Venus keluar dari ruang itu dan pergi ke kamar Ben. Calleb menitikkan airmata. Dia berpikir kalo dialah penyebab Venus menjadi seperti ini. ditarik-tariknya rambutnya dan pukulkannya tangannya ke meja marmer yang ada didepannya. Tangannya berdarah akibat pukulan itu, tapi dia hanya menitikkan airmata. Dibukanya perban yang dipasang Venus tadi, kemudian dia melangkah ke jendela dan dibuangnya.

" John! Pergi ke sebelah barat! Aku di atas!" ucap Calleb menelpon John. Tidak lama dia melihat John membawa tangga dan menempelkannya di tembok, Calleb memanjat jendela dan berhenti sejenak. Selamat tinggal, Vee! Maaf! I' ll let you go! batin Calleb. Beberapa jam kemudian venus masuk ke dalam ruangan.

" Kamu boleh..." venus terkejut karena tidak melihat Calleb. Dinyalakannya lampu kamar dan didekatinya sofa dimana Calleb duduk. Dia memandang kesekeliling ruangan, tidak ada orang, tapi kenapa jendela terbuka? Bukannay tadi sudah aku kunci? batin Venus. Saat matanya melihat ke meja, dia terkejut melihat ada bercak warna merah dan tetesan darah. Cal? Apalagi yang kau lakukan? batin Venus. Dia merasa bersalah karena ucapannya pada Calleb. Ditutupnya jendela ruangan itu, matanya melihat ada perban yang tadi dibuang Calleb dan terkena angin jadi masih menempel dijendela itu. Dasar Idiot! batin Venus. Dari dulu nggak berubah juga! Masih saja selalu nurut sama apa yang aku bilang! batin Venus senang. Kok, aku seneng dia masih gitu? batin Venus.

Keesokan harinya, Venus bangun pagi sekali, semalaman dia nggak bisa tidur karena memikirkan Calleb yg idiot itu. Hatinya sangat kesal sebab Calleb pergi gitu aja tanpa pamit dengannya. Mbok Yem dan Sasi yang akan masak keget melihat Nyonya rumahnya sudah di dapur memasak makanan.

"Biar kami saja, Nya!" ucap Mbok Yem.

" Nanti kalo Tuan tahu, mbok yem bisa di pecat!" kata mbok yem lagi.

" Saya yang tanggung jawab mbok! Saya gak bisa tidur, makanya saya bangun terus masak! Sudah! Bantu say9a sekarang!" kata Venus. Kemudian mereka memasak dan membersihkan rumah. Pagi-pagi Venus sudah mandi dan pergi bekerja.

" Nyonya mana mbok?" tanya Ben.

" Barusan berangkat, Tuan!" jawab mbok yem.

" Apa? Jam segini? Mau kemana dia?" kata Ben marah. Lalu dikeluarkannya ponselnya dan ditekannya kontak Venus. Nggak ada nada sambung? kemana dia, batin Ben. Dengan cepat, diambilnya kunci mobil dan pergi meninggalkan rumah. Beberapa hari ini sikapnya sangat aneh! Apa ada yang terjadi di perusahaan? Atau ini dia gara-gara mau balik ke Indo! batin Ben bertanya-tanya. Ternyata Ben pergi ke kantor Venus. Keadaan kantor masih sepi, hanya ada cleaning service yang sedang bekerja.

" Apa ibu sudah ada di kantor?" tanya Ben pada satpam.

" Belum, Pak! Saya dari tadi disini belum melihat siapa-siapa," jawab satpam itu. Kemana lo Ven? batin Ben.

Venus menyusuri menyusuri jalanan yang memang masih sepi, mobilnya tiba di sebuah rumah minimalis bergaya eropa.

" Nyonya!?" ucap John.

" Ada perlu apa?" tanya John.

" Bosmu ada?" tanya Venus sambil masuk ke dalam rumah calleb. John yang bermaksud menghalangi, mengurungkan niatnya, karena bisa-bisa bosnya akan marah besar.

" Dia sedang tidur!" ucap John. Venus memang sedang dalam keadaan galau, disatu pihak dia sangat membenci calleb karena kejadian 3 tahun yang lalu. Tapi disatu pihak sisi liarnya memerintahkannya untuk menggoda calleb. Saat venus tiba di ruang tengah, seorang pria keluar dari kamar calleb.