webnovel

Jadi Yang Kedua

Aku mulai mencintainya tapi dia tidak mencintaiku.

Ayu_Melati_0421 · Urban
Not enough ratings
2 Chs

1.

Adel adalah seorang gadis yang berusia 22 tahun, tinggal bersama tante Manda adik dari Ayahnya. Ia mempunyai saudari perempuan yang bernama Agneta anak dari tante Manda. usia Adel dan Agneta hanya berselisih 1 tahun, kini Agneta kuliah di salah satu universitas negeri di kota nya, sedangkan Adel fokus dengan pekerjaannya untuk membantu perekonomian keluarga tante Manda yang hanya seorang single parents karena telah berpisah dengan suaminya.

Untuk saat ini, Adel menjadi tulang punggung dalam keluarga itu, ia bekerja di salah satu perusahaan ternama sebagai office girl. Adel mempunyai sifat yang baik, lembut dan ramah pada setiap orang tanpa melihat status sosial mereka. ia merupakan tipe orang yang mudah akrab dengan orang baru yang di kenal nya. Sifat Adel bertolak belakang dengan sifat Agneta yang keras kepala dan selalu berfoya-foya menghabiskan uang hasil kerja keras Adel.

***

Pagi itu disebuah rumah sederhana tak lain adalah rumah milik tante Manda. Seperti biasa sebelum Adel berangkat kerja, ia membereskan pekerjaan rumah mulai dari mencuci baju, menyapu, mengepel, dan membuat sarapan untuk tante Manda dan Agneta. setiap hari ia melakukan semua itu tanpa mengeluh. Karena percuma ia mengeluh tidak ada seorang pun yang mau mendengarkan nya. Setelah selesai menyiapkan sarapan Adel pergi ke kamar Tante nya dan juga kamar Agneta untuk mengajak mereka sarapan.

tok tok tok. . .

"Tante. . sarapan udah siap" ucap Adel di balik pintu kamar tante Manda, lalu melanjutkan langkahnya menuju kamar Agneta.

tok tok tok. . .

"Neta. . ayo sarapan" ucap Adel di balik pintu kamar Pricilla.

Cukup sekali Adel memanggil mereka dan kembali menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan bersiap untuk pergi bekerja. Sebelum berangkat Adel pergi ke ruang makan dan ikut sarapan bersama. Adel hanya mengambil selembar roti dan mengoles kan nya dengan selai coklat.

"Kak. . aku minta uang jajan dong" pinta Neta yang tiba-tiba meminta uang pada Adel di tengah sarapan mereka.

"Bukan nya kemarin kakak udah kasih kamu uang?" Adel mengerutkan keningnya. Kemarin Ia sudah memberikan Neta uang untuk jajannya selama seminggu.

"yang kemarin udah habis, aku pake buat tugas" rengit Agneta.

"tapi kakak belum waktu nya gajian Neta" jawab Adel lembut.

"kasih lah, masa sedikit aja kamu gak ada? gaji kamu kan disana lumayan banyak" sela Manda .

Adel pun merogoh tas nya dan memberikan 2 lembar uang 100rb an pada Neta walau dengan berat hati. Karena itu adalah lembar uang terakhirnya di dompet. Tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena hanya merekalah satu-satunya keluarga Adel saat ini.

"ini, kamu gunakan seperlunya, jangan terlalu menghamburkan uang" ucap Adel sambil menyodorkan sejumlah uang pada Neta.

"iya, bawel deh" hardik Neta menarik kasar uang di tangan Adel.

"Adel pamit" ucap Adel berpamitan pada Manda.

Nada berjalan menuju halte bus yang tak jauh dari rumah nya. Tak butuh waktu lama Adel menunggu, akhirnya bus yang ia tunggu pun datang. Adel segera masuk ke dalam bus tersebut dan duduk seorang diri, selama perjalanan Adel memasangkan earphone nya dan mendengarkan sebuah lagu yang ia dan mama, papa nya sukai. Adel sering memutar lagu tersebut untuk melepas rasa rindu pada kedua orangtuanya.

Dulu semasa kedua orang tuanya masih ada, kehidupan Adel sangatlah terjamin, mulai dari kebutuhan sehari-hari dan semua fasilitas yang ia butuhkan, namun semua itu sirna dalam sekejap, kedua orangtuanya meninggal dalam kecelakaan dan semua aset rumah serta perusahaan telah berpindah tangan kepada orang yang menjebak nya hingga Adel kini tak punya apa-apa.

30 menit berlalu, Adel sudah sampai di halte yang tak jauh dari perusahaan tempat ia bekerja, Adel bergegas turun dari sebuah bus dan berjalan menuju tempat kerja nya. Sesampai nya di tempat kerja, Adel segera mengganti pakaian nya dan mulai bekerja, mulai dari mengepel, mengelap kaca dan lain sebagainya.

"Adel setelah itu nanti tolong bereskan ruangan direktur utama" ucap salah satu office girl lainnya.

"baiklah" ucap Adel dengan sopan dan sebuah senyuman.

Setelah menyelesaikan tugas nya, Adel bergegas pergi menuju ruangan direktur, ia mulai membereskan semuanya. Saat Adel sedang membereskan semuanya seorang pria tampan dengan tubuh jangkung dan tegap datang memasuki ruangan itu. Ya , dia adalah direktur utama pemilik perusahaan tersebut, yang bernama Kapila Elvan Adhitama Dengan usianya yang masih muda yakni baru berusia 27 tahun, Elvan termasuk kedalam golongan pengusaha yang sukses di usia muda. Tak hanya itu, ia juga memliki seorang istri cantik yang bernama Felysia Inez berusia 25 tahun.

Elvan dan Fely menikah di usia yang masih muda. Sampai saat ini mereka belum di karuniai seorang anak, Fely yang merupakan wanita karier menjalani karier nya sebagai salah satu model majalah ternama dan sekaligus bintang iklan. Mereka menjalani kesibukan masing-masing hingga sampai-sampai mereka tak punya banyak waktu untuk bersama. Namun, walau keadaan nya seperti itu, mereka tetap saling melengkapi satu sama lain dan penuh dengan kasih sayang.

*

"selamat pagi Pak" sapa Adel saat melihat Elvan yang baru masuk kedalam ruangan.

"pagi" jawab Elvan datar.

"permisi Pak" pamit Adel sambil membungkukkan badannya, dan pergi keluar ruangan itu.

"haaahhh. . sungguh hari yang lelah" ucap Adel sambil duduk di sebuah kursi taman belakang kantor.

Adel menyandarkan punggung nya di sandaran kursi, ia duduk seorang diri dengan lap di tangan nya. Adel menatap langit biru yang cerah. "langit. . apa hari-hari ku akan selalu cerah seperti cerah nya kamu di hari ini?" bicaranya pada langit biru yang berada di atas .

"apa kau sungguh tak punya teman? sampai-sampai langit yang tak bisa mendengar kau ajak bicara?" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di belakangnya.

Sontak suara tersebut membuat Adel terpekik kaget dan menoleh ke belakang nya. dan seseorang itu adalah Nathan salah satu karyawan yang selalu mengajak Adel bicara di saat waktu luang kerjanya.

"Pak Nathan! ngapain bapak disini?" tanya Adel.

"aku kesini hanya ingin menyapa mu" ucap Nathan yang kemudian duduk di sebelah Adel.

"jangan aneh-aneh deh Pak, nanti pacar bapak ngambek lagi" ucap Adel.

"mana ada pacar, saya masih single kecuali kamu mau sama saya, haha" kekeh Nathan seraya menggoda Adel

"gerah pak, gombal di siang bolong, yang ada di ketawain matahari tuh" balas Adel sambil tertawa.

"kamu udah makan?" tanya Nathan.

"belum"

"ayo makan bareng saya" ajak Nathan yang berdiri dari duduk nya.

"gak usah pak, makasih saya males berhadapan sama bu Ratna" ucap Adel menolak ajakan Nathan.

"Ratna biar nanti aku yang urus, ayo pergi" ajaknya lagi sambil menarik tangan Adel.

***

Bersambung. . .