webnovel

Aku Orang Baik (3)

Translator: AL_Squad Editor: AL_Squad

Lucu sekali. Saat Gu Ruoyun meminta dia mengambilnya, dia dengan keras menghinanya.

Uhuk! uhuk!

Ling Xi terbatuk mengeluarkan dua teguk penuh darah. Tatapan membunuh dan tak kenal ampun terpaku pada Gu Ruoyun.

"Dasar jalang kecil, mati kau!"

Hoek!

Suaranya menghilang saat dia mengambil pedangnya lagi dan diarahkan ke Gu Ruoyun.

Gu Ruoyun memegang pedangnya dengan erat. Hembusan angin keras keluar dari Pedang Spirit diantara sela jarinya. Ling Xi sedikit bereaksi saat tekanan besar muncul dari Pedang Spirit, menghentikannya di tempatnya lagi dalam dua detik.

Within the span of these two seconds, Gu Ruoyun was already standing in front of him. The long sword hilt smashed forcefully into Ling Xi's stomach. He spat out fresh blood as he tumbled and fell.

Tanpa menunggu dua detik, Gu Ruoyun telah berdiri dihadapannya. Gagang pedang panjang menyerang perut Ling Xi dengan kuat. Dia memuntahkan darah segar saat dia terjatuh dan terguling.

"Kamu…"

Ling Xi baru saja akan membuka mulut saat dia melihat wanita berpakaian hitam berjalan ke arahnya.

Dibawah matahari, bentuk tubuh kurus itu terlihat seperti memancarkan cahaya. Senyuman lemah dapat terlihat di wajah mulusnya. Namun, sekarang, Ling Xi punya perasaan kuatir bahwa itu adalah iblis yang tersenyum padanya, membuat bulu kuduknya berdiri.

"Apa yang kamu inginkan? Gu Ruoyun, aku peringatkan kamu, bibiku adalah

Permaisuri kerajaan yang berkuasa! Aku juga memiliki Sekte Weapon Refining yang mendukungku. Sebelum kamu menyakitiku, sebaiknya kamu berfikir dengan hati-hati tentang keselamatan dirimu sendiri!"

Saat dia merasakan hawa dingin di lehernya, dia dengan gugup melihat Gu Ruoyun dan berteriak dengan asal.

Saat dia mendengarnya, Gu Ruoyun menjauhkan pedangnya.

Seketika, Ling Xi merasa tenang. Sedikit kebanggaan bersinar di wajahnya.

Dengan para pendukung ini, bahkan jika dia diberi ratusan keberanian, dia tidak akan berani membunuhnya!

"Membunuhmu?" Gu Ruoyun tersenyum. "Aku adalah orang baik. Bagaimana mungkin aku membunuhmu? Ling Xi, kamu telah menjadi seorang yang tak berguna. Bahkan jika kamu berkultivasi, itu semua sia-sia. Jika itu masalahnya, aku akan membiarkan kamu menjadi orang yang tak berguna selamanya. Setelah ini, jika kamu butuh aku untuk membebaskanmu atau menghilangkan keberadaanmu, kamu saja yang memutuskannya."

Selama dia mengatakan ini, Gu Ruoyun adalah gambaran terbaik dari orang yang baik, semua tersenyum.

"Kamu…"

Ling Xi hanya mengatakan satu kata tetapi rasa sakit yang menusuk tulang datang dari lengannya. Dia hampir mati kesakitan.

Ini sakit!

Sangat sakit!

Selain tulang keras, rasa sakit terhebat di dunia adalah patahan dari otot dan urat lutut.

Dan wanita ini memutuskan urat lutut di kakinya dan otot di lengannya.

"Aaaahhhhhhh!"

Dalam rasa sakit yang luar biasa, Ling Xi berteriak dan meratap. Saat Gu Ruoyun mematahkan urat kaki keduanya, dia langsung roboh karena sakit.

"Ling Xi, kali ini, Aku membantu Gu Ruoyun membalaskan dendamnya."

Gu Ruoyun adalah dia, dan dia adalah Gu Ruoyun.

Walaupun kematian Gu Ruoyun sebelumnya berhubungan dengan pria tua dari Keluarga Gu, dia tidak bisa disalahkan sepenuhnya. Mematahkan urat lututnya adalah pembalasan terbaik untuknya...

"Xi'er!"

Tiba-tiba, teriakan geram memecahkan udara.

Ketika Gu Ruoyun berbalik untuk melihat, terlihat sosok tua berlari ke arah mereka dari kerumunan.

Dengan mata memerah, Ling Yi menatap Ling Xi yang terbaring dalam genangan darah. Dia perlahan menatap Gu Ruoyun. Bola matanya seolah akan meledak saat dia berkata dengan geram, "Gu Ruoyun, kamu berani mencelakai cucuku. Hari ini, aku ingin kamu membalasnya ribuan kali! Itu akan sia-sia bahkan saat kamu meminta ampun sekarang!"

Kematian Gu Ruoyun! Hanya kematiannya yang dapat mengganti apa yang dia lakukan pada cucunya! Saat dia berpikir tentang ini, Ling Yi menyerang Gu Ruoyun dengan kemarahan. Niat membunuhnya terpancar di seluruh negeri.

Pada saat dia meraih Nona Muda, sesosok tubuh menutupi nona itu dengan meraih tangannya dan menghadang serangan Ling Yi...