webnovel

Episode 6 - Bandit

𝙎𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢𝙣𝙮𝙖...

"Tunggu sebentar tuan, akan saya buatkan" Ucap Felix.

"Skk... skk.. skk" Suara kocokan cangkir.

"Silahkan tuan" Ucap Felix.

"Apaaaa.. cepat sekali dia membuatnya" Ucapnya dalam hati sambil melongo karna kaget.

"Glukk..." Suara ia menelan ludah karna melihat susu segar.

Secangkir susu yang di sajikan di atas meja itu berisikan es batu yang perlahan mencair, Katsu Hajime tidak tahan dan mulai meminumnya. Tenggorokan yang tadinya kering seketika berubah menjadi segar kembali. Nampaknya Ia sangat menikmatinya, susu yang segar telah habis ia minum tanpa ada sisa setetespun dan akan membayarnya.

"Krincing..." Suara uang yang di berikan ke barista.

"Terima kasih tuan, " Ucap Felix si barista.

"Huuuuf..." Ucapnya menghela nafas sambil berjalan keluar bar.

"Yoshh, hari ini aku akan memgambil quest lagi sebagai latihan untuk membangkitkan kekuatan di dalam diriku ini" Ucapnya dalam hati dan berjalan menuju Guild Barbatos.

Di sisi lain, tepatnya di desa sebelah barat yang bernama 𝘿𝙚𝙨𝙖 𝙄𝙜𝙧𝙞𝙨. Suasananya yang nyaman, damai dan di iringi suara burung yang berkicau. Dari aktifitas penduduk di sana, sebagian terlihat sedang menanam padi, anak-anak bermain kejar-kejaran dan salah satu warga itu sedang mengangkut sayur dari hasil panen.

"Hihik... hihik... ketplak.. ketplak" Suara segrombolan kuda.

Tiba-tiba saja terdengar segrombolan kuda, bandit yang berjumlah 20 orang sedang menuju desa tersebut, tak lama kemudian para bandit itu menyerang penduduk desa.

Suasana yang damai seketika berubah menjadi mencekam, bandit-bandit itu menebaskan pedangnya ke arah penduduk secara brutal dan kejam.

"Criyaaaat..." Suara cipratan darah.

"Criyaaaat..." Suara cipratan darah.

"Aakkh..." Suara jeritan penduduk.

"Criyaaaat..." Suara cipratan darah.

"Tidak... Jangan... Tol.." Suara penduduk yang ketakutan dan tidak sampai mengucap kata-kata tolong.

Anak-anak tanpa dosa yang ada di desa tersebut juga terbantai secara keji, para gadis juga menjadi korban pemerkosaan oleh para bandit. Orang tua korban dari salah satu gadis yang di perkosa tersebut juga melihatnya, mereka hanya terdiam pasrah sambil menangis terseduh-seduh.

"Kraaakk..." Suara baju dari para gadis yang di tarik paksa.

"Hahahaha..." Tawa sang bandit.

"Tolong, tidak, Ahhh... hentikan... Ahh.. hentikan.." Ucap gadis yang sedang di perkosa.

Salah satu orang tua korban tidak tahan melihat anaknya di lecehkan di depan matanya itu. Ayah dari korban si gadis itu berlari sambil mengayunkan pedangnya, ia mencoba untuk melawan. Tetapi semua itu sia-sia, sang ayah terbunuh di depan mata anaknya sendiri, sambil tubuhnya di icipi oleh bandit tersebut.

Kelakuan para bandit sangatlah brutal, setelah membantai dan membakar rumah-rumah warga, para bandit tidak lupa juga untuk menjarah semua harta dan pasokan bahan pangan. Sebenarnya, segrombolan bandit itu merupakan kelompok yang sebelumnya telah menyerang 𝗗𝗲𝘀𝗮 𝗙𝗲𝗿𝗮𝗹𝗹, yang dimana tempat tinggal Katsu Hajime di sebelah timur dan mengakibatkan orang terdekatnya meninggal dengan sadis.

Di sisi lain, Kapten Zuck dan para bawahannya telah sampai di reruntuhan Desa Ferall. Mereka melihat bahwa di sekitar hanya meninggalkan puing-pung yang telah hangus terbakar, tiba-tiba salah satu bawahannya berteriak kencang karena menemukan sesuatu.

"Kapten, kapten, saya menemukan sesuatu" Ucap bawahan itu sambil berteriak.

Kapten bergegas menuju sesuatu itu yang di temukan oleh salah satu bawahannya, ternyata ia melihat ada banyak sekali makam yang berjejer. Kapten Zuck mulai berpikir, bahwa makam ini milik para penduduk desa yang terbantai, ia mulai curiga jika ada salah satu warga dari desa yang hancur ini masih hidup.

Tepatnya di Guild Barbatos, Katsu Hajime masih saja berdiri di depan papan informasi pengambilan quest itu. Dia mulai bergumam dan berpikir, quest apa yang akan di ambil olehnya sebagai bahan latihannya nanti.

"Membunuh babi? Tidak, monster itu terlalu menakutkan bagiku" Ucapnya dalam hati sambil mengingat waktu lalu saat ia di kejar oleh babi tersebut.

"Ternyata ada goblin, tetapi jika aku sendirian, yang pasti goblin-goblin itu akan menyerangku secara berkelompok" Ucapnya dalam hati dengan memikirkan resiko.

"Ya, ini dia yang aku cari" Ucapnya dalam hati yang memilih quest membunuh monster ulat.

Setelah berdiri untuk memilih quest dengan waktu yang cukup lama, ia bergegas pergi menuju meja resepsionis. Katsu Hajime memberikan lembar quest tersebut kepada Clara, Seketika itu Clara tersentak kaget karena melihat quest yang dia ambil.

"Tolong!, aku memilih quest ini" Ucapnya.

"Haaaa, apa tuan tidak salah untuk memilih quest ini?" Tanya Clara dengan kagetnya.

"Tidak, ini yang akan aku ambil" Ucapnya.

"Ba.. Ba.. baiklah jika ini yang tuan inginkan" Ucap Clara dengan gagap.

Di sisi lain, tepatnya di tengah lapangan latihan Kerajaan Lans yang luas, seorang anak laki-laki tampan sedang melakukan latihan dengan gurunya yang bernama 𝗩𝗲𝗿𝗼𝗻𝗶𝗰𝗮. Seperti namanya, ia adalah seorang wanita, tubuh wanita itu sangat ramping, dadanya yang montok, dan rambutnya yang pirang berwarna ungu.

"Sriing...sriing.." Suara pedang saat menebas angin.

"Ting.. Tingg.. Tingg.." Suara duel pedang mereka berdua.

Ternyata anak laki-laki yang sedang berlatih tanding pedang dengan wanita itu bernama Reinhard Celvic V. Keringat telah membasahi sekujur tubuh bocah tersebut, ia mulai kwalahan dengan skill berpedang milik Veronica.

"Huuf.. Haaa.. Huuuff... Haaa" Suara menghela nafas Reinhard.

"Wusshh..." Suara angin dari lompatan Reinhard yang akan menuju Veronica.

"Ting..." Suara duel pedang.

"Apa hanya segini kemampuan anda tuan muda?" Ucap sang wanita itu yang ternyata juga salah satu panglima.

"Ting.. ting..." Suara duel pedang.

"Jika anda tidak bisa menyentuh saya, jangan harap anda bisa menjadi penerus ayah anda" Ucap Veronica yang tegas.

"Ting... ting.." Suara duel pedang.

"Sriiing.." Suara menebas angin.

"Sialan.. Huraaa.. huraa.. huraa.." Ucap Reinhard serangannya yang mulai membabi buta.

"Cukup sampai di sini tuan muda" Ucap Veronica yang merasa kasihan melihat tuan muda sudah kelelahan.

Di sisi lain, Katsu Hajime telah sampai ke dalam Hutan Flores. Ia mulai mencari monster ulat seperti dari gambar quest yang di jalankannya untuk saat ini. Tak lama dia berjalan, tiba-tiba saja ia seperti merasakan tiupan angin dari arah belakangnya. Setelah menengok ke belakang, dia terkejut bahwa monster babi raksasa itu berada di belakang dirinya, mata babi itu memerah dan mulai menyeruduk.

"Hiyaaa....." Ucapnya yang berteriak dengan kaget.

"Ngok... ngok.." Suara babi yang mengejarnya.

"Babi sialan, kenapa kamu muncul lagi di hadapanku" Ucapnya yang berteriak kencang sambil berlari.

"Ngok.. ngok.." Suara babi.

"Hiyaaaaaaaa..." Teriaknya dengan lantang.

Beberapa waktu kemudian, untungnya monster itu tidak mengejarnya lagi. Ia tampak ngos-ngosan sambil bersender di bawah pohon setelah berhasil lari dari kejaran babi raksasa tersebut. Katsu Hajime mulai melihat ke arah sekelilingnya, lalu menengok ke atas. Secara tidak sengaja, ia menemukan sebuah kepompong, ternyata pohon itu merupakan habitat dari ulat yang dia cari. Kemudian dirinya mulai menaiki pohon tersebut, dan mulai membelah kepompong itu.

"Criyaaat..." Suara tetesan cairan berwarna hijau dari kepompong.

"Buuk..." Suara benda jatuh yang di hasilkan kepompong.