webnovel

Episode 12 - Penusukkan

Di sisi lain, tepatnya di tengah Hutan Flores. Para bandit suruhan Fet itu tampakknya sedang berkumpul, di sana ada juga pemimpin bandit yang sedang membagi hasil dari rampasan kedua desa, para bawahan juga sangat antusias melihat bos mereka yang sedang menghitung uang.

Wajah mereka sangat bahagia mendapat uang begitu banyaknya, tiba-tiba saja terdengar suara di balik semak-semak. Para bandit pun mulai waspada mendengar suara tersebut, sang pemimpin menyuruh salah satu anak buahnya untuk mengecek sumber suara itu. Tak lama kemudian, leher bawahan bandit tersebut tertusuk oleh pedang yang sangat tajam, cipratan darah mengalir deras melalui lehernya, ternyata pedang yang menusuknya itu milik Kiyoto.

Dari arah belakang para bandit, tiba-tiba saja Nolen melancarkan aksi serangannya, ia mulai melontarkan anak panah secara beruntun. Mereka berdua mulai membalas dendam untuk menyelamatkan Lily, sang Pemimpin bandit menghindari anak panah tersebut dengan cara berguling. Sebagian para bandit mati karena anak panah dari Nolen, wajah pemimpin bandit sangat kesal dengan kedua bocah tersebut.

"Cih.. bocah sialan." Ucap Frank pemimpin bandit dalam hati sambil melihat anak buahnya banyak yang mati.

Sriiing...

"Bocah sialan, terimalah seranganku ini." Teriak Frank yang sedang menyerang Nolen dengan pedangnya.

"..." Tanpa mengucap apapun sambil mengeluarkan sihir perisainya.

"Cih.." Ucap Frang dalam hati yang tampak kesal karena serangannya di tangkis.

Setelah Bandit melancarkan serangan kepada Nolen tetapi tertangkis oleh sihir perisainya, seketika itu juga ia kembali bersembunyi di balik semak-semak dengan memutari para bandit tersebut.

Cerpp..

Cerp...

Cerp...

Anak panah dari Nolen mengenai paha kanan pemimpin bandit tersebut, Nolen terus-terusan berputar sambil melontarkan anak panahnya. Kiyoto masih saja fokus bertarung dengan para anak buahnya, ia mulai beringas menebas bandit-bandit tersebut. Lagi-lagi tiga kali serangan anak panah dari Nolen mengenai paha kaki pemimpin bandit, dia terlihat merintih kesakitan, seketika itu tiba-tiba saja Hajime dan putri Alexia tidak sengaja bertemu sengan Kiyoto dan Nolen.

Sesaat Kiyoto dan Nolen lengah karna melihat Hajime datang bersama putri Alexia, pemimpin bandit tersebut dengan cepatnya mulai menusukkan pedangnya ke arah putri Alexia, tetapi seketika itu juga Hajime menghadang serangan tersebut dengan tubuhnya sendiri sebagai tameng.

Cerpp...

"Kuakhh.." Ucap Hajime yang terluka karena tertusuk pedang pemimpin bandit.

"Kiyaaaa....." Teriak sang Putri Alexia yang sedang ketakutan melihat Hajime mengeluarkan banyak darah.

"Bandit sialan, Duk.." Ucap Kiyoto dan menghantap leher bandir dengan gagang pedangnya.

Akhirnya bandit tersebut pingsan, tetapi kondisi Hajime terluka dan mengeluarkan banyak darah, Kiyoto dan Nolen panik melihat temannya itu menjadi korban serangan bandit.

"Sialan, bagaiamana ini?" Ucap Kiyoto yang panik.

"Nolen, apa kamu bisa menyembuhkan lukanya?" Tanya Kiyoto yang panik.

"Akhh, begini rasanya tertusuk." Ucap Hajime dalam hati.

"Aku tidak bisa Kapten." Ucap Nolen yang sedang panik.

"Dingin sekali.. dingin sekali." Ucap Hajime dalam hati.

"He bocah, kamu bisa menyembuhkan paman Hajime?" Tanya Kiyoto yang panik.

"He bocaaahh..." Teriak Kiyoto yang sedang panik.

"Aku akan mati... aku memang pantas mendapatkan ini..." Ucap Hajime dalam hati.

"A.. Aku takut darah." Ucapnya sambil berteriak dan menutupi kedua matanya karena takut.

"Dasar bocah bodoh, setidaknya lihatlah orang ini sebentar, Dia sudah menyelamatkanmu." Ucap Kiyoto yang panik.

"Sakit sekali rasanya.. Akkhh..." Ucap Hajime dalam hati.

"Huaaa... baiklah, baiklah, aku akan menyembuhkan lukanya." Ucap sang putri yang masih terlihat ketakutan.

Di sisi lain, tepatnya di Kerajaan Lans. Di dalam perpustakaan tersebut terdapat seorang pria yang sedang mondar-mandir tidak jelas dan tampak gelisah, pria itu ternyata Fet, ia terlihat sedang mengkhawatirkan sesuatu. Ia juga sedang menunggu surat dari Frank dan bertanya-tanaya kepada dironya sendiri, kenapa si Frank belum juga mengirim kabar untuknya.

Fet tidak tahu, bahwa Frank sudah di tangkap oleh Kiyoto dan Nolen. Setelah Fet mendengar kabar dari mata-matanya mengenai informasi dari pertemuan bersama party petualang tersebut mengenai ramalan, ia mulai merubah rencananya lagi dan mulai memikirkan cara.

"Sialan, kenapa ini mendadak seperti ini." Ucapnya dalam hati.

"Jika ramalan itu memang benar, lantas rencanaku untuk menguasai kerajaan juga akan sia-sia dong?" Ucapnya dalam hati.

"Apa aku akan bersekutu saja ya kepada ras iblis?" Ucapnya dalam hati.

"Percuma saja aku menghabiskan dana kepada para bandit sialan itu jika ujung-ujungnya wilayah ini akan hancur karena peperangan." Ucapnya dalam hati.

"Impianku untuk membuat bisnis hiburan tidak tercapai." Ucapnya dalam hati.

Hanya beberapa orang saja yang sudah mengetahui informasi tentang ramalan ini, Kiyoto, Nolen, Putri Alexia dan Hajime belum mengetahui hal ini. Di sisi lain, tepatnya di perpustakaan tengah Kota Lans, dalam ruangan itu Fluthon mencoba untuk membaca buku mengenai sejarah kerajaan ini. Ia juga mulai mencari tentang buku sihir kuno, rapalan, element sihir. Kepribadiannya mirip sekali seperti Hajime, sama-sama jenius dan di panggil kutu buku.

Sejak lahir, 𝗙𝗹𝘂𝘁𝗵𝗼𝗻 bisa di katakan orang yang mempunyai bakat yang sangat luar biasa dalam hal sihir meski ia memiliki kelas shield. Dia bisa menciptakan berbagai variasi sihir dalam kelasnya tersebut, sebagai contoh dalam kelas shield biasanya pengguna tidak dapat menyerang lawannya 𝙠𝙚𝙘𝙪𝙖𝙡𝙞 dengan ahli bela diri atau seni berpedang. Tetapi ia bisa merubah hal mustahil tersebut menjadi kenyataan, pantas saja dia berada di rank S dalam peringkat petualang.

Tepatnya di tengah Hutan Flores, Hajime sedang tertidur di pangkuan putri Alexia, ia secara perlahan mulai membuka kedua matanya setelah pingsan beberapa jam. Luka tusukan di bagian perutnya sudah menghilang dan tidak berbekas setelah putri Alexia menyembuhkannya.

Bakat penyembuh dari Putri Alexia sangatlah efektif dan manjur, bisa di bilang ia memiliki kelas support meski bukan seorang petualang. Sebearnya sejak kecil putri Alexia mempunyai trauma yang buruk jika melihat darah atau luka, baru kali ini dia berani melihat darah secara langsung dan melawan traumanya tersebut.

"Aku dimana?" Tanya Hajime.

"Apakah aku sudah mati?" Tanyanya.

"Paman, kamu belum mati, tetapi kamu sekarang berada di tengah hutan bersama kami." Ucap Kiyoto.

"Oh iya luka di perutku?" Tanyanya yang kaget sambil menegakkan badan.

"Lukamu tidak apa-apa, tadi kami sangat panik dengan kondisimu." Ucap Kiyoto.

"Tetapi bocah perempuan itu yang telah menyelamatkanmu." Ucap Kiyoto.

"Terima kasih bocah." Ucapnya.

"Hey aku juga mempunyai nama tahu." Ucap Putri Alexia.

"Ngomong-ngomong namaku adalah Alexi... ekhm bukan, namaku adalah tit*t keadilan." Ucap Putri Alexia yang terlihat konyol.

"..." Kiyoto dan Nolen hanya melongo dan syok melihat tingkah laku bocah itu.

"Bocah sialan, mana ada nama jorok yang kamu sebutkan seperti itu, kamu tidak pandai untuk menyamarkan sebuah identitas ya." Teriak Kiyoto yang melihat tingkah bocah bodoh seperti itu.