webnovel

Episode 1 - Awal mula

Bertuliskan pin nama 𝗙𝘂𝗷𝗶𝗼, seorang Manager yang sudah tua dengan kepalanya yang agak botak itu sedang berjalan di lorong untuk menuju ke ruangan bos besar.

"Tok tok tok" Suara ketukkan pintu.

"Permisi Pak" Fujio sambil bercucuran keringat.

Bertuliskan pin nama 𝗞𝗮𝘁𝘀𝘂 𝗛𝗮𝗷𝗶𝗺𝗲, seorang Bos besar di perusahaan teknologi. Dengan tampilannya yang begitu tampan, rambutnya yang berwarna hitam seperti sampul novel ini. Dia menunjukkan sikapnya yang begitu dingin terhadap semua karyawan.

"Ini adalah data rincian semua klien kita tahun ini yang saya berikan" Fujio dengan gemetaran.

"Baa.." Ucap Katsu Hajime yang tidak sampai untuk mengatakan baiklah.

"Saya permisi dahulu Pak" Ucap Fujio sambil gemetaran.

Tatapan bos besar itu sangat di takuti oleh semua karyawan yang ada di kantor ini, padahal Katsu Hajime orang yang tidak seperti itu. Hanya saja semua karyawan di perusahaan ini salah paham dengannya.

"Haaa, kenapa dia pergi secepat itu? Padahal aku baru saja mau bicara dengannya" Katsu Hajime dalam hati sambil menepuk jidatnya.

Waktu jam pulang kerja sudah tiba, Katsu Hajime tampak kelelahan karena pekerjaannya. Dalam kesendiriannya di dalam kamar itu, orang-orang tidak tahu sisi lain dari kepribadiannya tersebut.

Dia sangat menyayangi dan memeluk sebuah keyboard komputer seperti pacar sendiri.

"𝗥𝗲𝗯𝗲𝗹 𝗖𝗵𝗮𝗻, aku menyayangimu" (nama keyboardnya) sambil mencium dan memeluk.

Tiba-tiba saja sebuah cahaya pernak-pernik yang berkilauan muncul, Katsu Hajime tidak sadar jika dia telah terseret ke dalam dunia fantasi bersama keyboardnya itu yang masih mencium dan memeluknya.

"Rwaaaaaaaaarrr.." Suara monster Babi yang kekar.

"Hiyaaaaaaa.." Teriakkan Katsu Hajime dengan kagetnya.

"Sialan, mana ada babi berotot semacam itu" Katsu Hajime sambil berlari.

Selang beberapa lama kemudian, akhirnya dia lolos dari kejaran monster babi tersebut. dia sangatlah kelelahan dan terlihat ngos-ngosan. Akhirnya ia berjalan dengan pelan sambil melihat sekelilingnya.

"Aku sedang berada di mana ini? Kenapa bisa ada di tengah Hutan belantara semacam ini?" Katsu Hajime dalam hati.

"???" Katsu Hajime sambil mengingat dan duduk.

"Bukannya aku tadi sedang berduaan dengan Rebel chan di kamar? Tiba-tiba saja aku berada di sebuah Hutan, hmmm..." Katsu Hajime dalam hati.

Dia mulai memikirkan sesuatu dengan kejadian yang di alaminya ini. Katsu Hajime mulai sadar, bahwa dia telah terseret di dunia fantasi seperti pada cerita-cerita komik umumnya. Ia akan melakukan pengujian untuk melakukan sebuah panggilan, apakah dia beneran terseret ke dalam dunia seperti game baginya ini.

"Buka status" Ucapnya.

"Open, open status" Ucapnya.

"Buka kunci" Ucapnya.

"Huaa, ternyata tidak bisa" Ucapnya sambil menghela nafas.

"Hihik-hihik, ketplak-ketplak" Terdengar suara kuda.

"Siapa itu?" Ucapnya dalam hati.

Terlihat tiga orang pria dewasa sedang menuju dirinya dengan memacu kuda, dari tampilan ketiga pria dewasa yang akan menghampirinya itu berbadan kekar, sangat berwibawa, rambutnya yang berwarna merah, kuning dan coklat.

Salah satu pria dewasa berambut kuning itu mempunyai janggut di dagunya, hal tersebut menandakan jika dia sudah agak tua dari kedua rekannya tersebut. Ketiga pria dewasa itu juga seperti mengenakkan baju zirah, Katsu Hajime terlihat sangat ketakutan waktu melihat ketiganya, seluruh tubuhnya gemetaran saat di hampiri oleh mereka bertiga.

"Anak muda, siapa dirimu" Tanya pria berambut kuning.

"Aku harus jawab apa?" Jawabnya dalam hati.

"A.. aku tersesat di hutan ini" Jawabnya.

"Sriiing" Suara pedang.

"Benda apa yang ada di belakangmu itu?" Tanya pria itu dengan waspadanya sambil menghunuskan sebilah pedang.

"Hiyaaa... mereka mencurigaiku, aku harus jawab apa, jawab apa?" Ucapnya dalam hati.

"I... ini adalah benda yang ibuku kasih saat waktu kecil." Jawabnya dengan kebohongan.

"Baiklah, aku mempercayaimu" Ucap pria berambut kuning.

Salah satu rekan dari kelompok itu sedang berbisik kepada pemimpinya pria berambut kuning, pedang yang tadi sudah di tarik dari sarung pedangnya itu tidak jadi di hunuskan kepada Katsu Hajime. Pemimpin berambut kuning itu melirik tampilan Katsu Hajime dari ujung kaki sampai ujung kepala.

"Anak muda, apa kamu mau ke desa kami?" Tanya sang pemimpin.

"A.. a.. aku" Jawabnya dengan gagap.

"Sriiiing" Suara pedang.

"Hiiiya. Aku mau, aku mau" Jawabnya sambil ketakutan.

Pada akhirnya mereka berempat meninggalkan hutan itu, dan mengajak ia menuju desa tempat tinggal ketiga pria tersebut. 𝗗𝗲𝘀𝗮 𝗙𝗲𝗿𝗮𝗹𝗹, saat sampai di gerbang utama masuk ke desa mereka, banyak aktifitas penduduk yang sedang melakukan penanaman kapas. Penduduk itu seketika menatap Katsu Hajime dengan tajam, karena bagi mereka dia merupakan orang asing, dan warna rambutnya yang berwarna hitam.

"Wuuussh..." Suara angin sepoi-sepoi.

"Kenapa perasaanku menjadi nyaman setelah datang ke desa ini?" Katsu Hajime dalam hati.

"Ayaaaaaaaaaaahhh..." Teriakan dari seorang gadis cantik.

"Khuakh, perasaanku langsung hancur begitu saja karna teriakannya" Katsu Hajime dalam hati.

Gadis itu sangatlah cantik, tubuhnya begitu mempesona dan rambutnya yang pirang berwarna kuning. Perasaan gadis itu seketika berbunga-bunga, karena melihat ketampanan Katsu Hajime. Ternyata, pria yang seperti pemimpin itu adalah seorang kepala desa di sini. Gadis itu masih saja terlihat memandangi dirinya, sontak sang ayah melihat tingkah putrinya itu seketika memukul kepalanya.

"Sampai kapan kamu memandangi dia" Tanya sang Pemimpin sambil berteriak dan memukul kepala putrinya.

"Aduuh, ayah bodoh ini sakit tahu" Ucap sang gadis.

"Ekhm, perkenalkan ini adalah putriku." Ucap sang Pemimpin tersebut.

"Ra.. ra.. namaku 𝗥𝗮𝗳𝗮𝗲𝗹, salam kenal" Ucap sang gadis.

"Ekhm, aku adalah 𝗚𝗼𝗿𝗴𝗼𝗻 kepala desa di sini. Dan kedua pria ini 𝗔𝗹𝗲𝘅, 𝗝𝗲𝗿𝗿𝘆" Ucap sang Pemimpin.

"Ka.. ka.. Katsu Hajime, itu adalah namaku. Salam kenal" Ucapnya dengan gagap.

"Nama yang bagus anak muda, aku akan memanggilmu Hajime" Ucap Gorgon.

"Baiklah, terserah anda" Ucapnya.

Setelah mereka berbincang dengan waktu yang cukup lama, sekarang ini dia berada di dalam kamar tamu yang dimana tempat kediaman rumah Gorgon. Ia sangat beruntung bertemu orang-orang yang baik hati kepada dirinya tersebut.

"Ternyata pemandangan desa ini sangatlah indah" Ucapnya dalam hati.

"Ting ting ting" Suara kedua bilah pedang yang sedang bertanding.

"Api merah" Teriak Gorgon dari kejauhan yang sedang menggunakan sihir.

"Ap.. apa? Sihir?" Ucapnya dalam hati dengan kaget.

"Aku sangat beruntung, akan ku cari sebanyak-banyaknya informasi yang tidak kutahu di dunia ini" Ucapnya dalam hati.

"Sriing, ting ting ting" Suara pedang.

"Kenapa anak muda, apakah kamu tertarik dengan pertarungan ini?" Tanya Gorgon yang sedang latihan itu.

"Aku tertarik dengan sihir yang kamu tunjukkan tadi" Jawabnya.

"Hah? Apa aku tidak salah mendengarnya?" Ucap Gorgon yang begitu kaget.

"Apa kamu tidak bisa melakukan sihir?" Tanya Gorgon.

"Maaf, di desa tempat tinggalku tidak ada yang namanya sihir" Jawabnya yang berbohong.

"Ternyata anak muda sepertimu sangat minim informasi ya" Ucap Gorgon sambil menepuk jidatnya.

"Apakah aku boleh belajar sihir darimu?" Tanyanya.

"Anak muda, sihir adalah bakat sedari lahir. Jika kamu ingin belajar sihir, peluang untuk mendapatkannya adalah 50:50" Ucap Gorgon.

"Begini saja, bayangkan sebuah bulatan-bulatan bercahaya di sekitarmu ini merasuk kedalam dirimu" Ucap Gorgon.

"Apa, bulatan-bulatan kecil? Bahkan aku tidak melihat apapun di sekelilingku" Ucapnya dalam hati.

"Jangan sampai dia tahu, bahwa aku tidak dapat melihatnya, mungkin aku akan merasakannya dalam diriku dan mulai konsentrasi" Ucapnya dalam hati.