webnovel

Indescriptible

Venusya Geova Kyle- Gadis dengan paras yang menawan yang mampu membuat siapa saja yang melihatnya jatuh hati padanya. Sikapnya yang dingin namun hatinya yang hangat bak bidadari itulah hal yang unik dan antik dari dirinya. Namun demikian tidak berarti semua laki-laki terpikat olehnya. Aldrich Alexander Supernova- satu-satunya laki-laki yang tak tertarik dengan semua hal unik dan antik yang mengenai gadis itu. Sikapnya yang dingin namun berhati peduli. Niat yang sangat kukuh dari seorang Venusya Geova Kyle untuk mendapatkan hati seorang Aldrich Alexander Supernova mungkin akan terlihat fana bagi siapa saja yang melihatnya. Apakah niat dari seorang gadis dingin yang bersikukuh untuk mendapatkan hati seorang Aldrich akan menjadi sebuah kenyataan?

whysrch · Teen
Not enough ratings
52 Chs

thirty five•Games

"Buka sekarang!" Perintah Titan yang langsung dituruti oleh mereka semua.

"Siapa ya kira-kira pasangan gue? Gue harap sih pasangan gue si tengil," lirih Zara dengan membuka gulungan kertas secara perlahan.

"Ok udah dibuka semua?" Titan memastikan pada mereka semua.

"Hmm," balas Zara mewakili semuanya.

"Gue akan tulis di kertas ini. Pasangan pertama ada Aldrich sama?" Titan bertanya pada Aldrich pertama kali.

"Gue sama Venus," jawab Aldrich lantang.

"Venus sama siapa?" Titan beralih pada sosok Venus.

"Sama Aldrich," jawab Venus yang membuat mereka sedikit terkejut.

"Bisa sama gitu ya?" Bisik Nada pada Zara.

"Tahu, jodoh kali," jawab Zara asal.

"Ok! Pasangan pertama ada Aldrich dan Venus, pasangan kedua ada Brian dengan?" Titan bertanya pada Titan sebagai pasangan dengan no urut dua.

"Gue sama Nada," jawab Brian enteng.

"Nada lo sama siapa?" Titan bertanya pada Nada.

"Kertas gue sama Brian," jawab Nada melihat kertas yang sudah ia buka.

"Ok!"

"Pasangan ketiga ada Leo dan?" Titan bertanya pada Leo yang berada di tepat di depannya.

"Gue sama Arva," jawab Brian melihat Arva.

"Kertas gue namanya juga sama Brian kok," jawab Arva malu-malu.

"Berarti sisa gue sama Zara. Dan gue sama Zara akan jadi pasangan terakhir di game ini." Tambahnya.

Tanpa mereka sadari ini sesuai dengan keinginan hati mereka masing-masing. Mungkinkah ini jodoh? Atau hanya sekedar kebetulan? Kita tidak ada yang tahu kecuali hanya mereka yang menjawabnya.

"Nanti permainannya kita dan pasangan yang sudah kita pilih tadi harus nyari empat orang untuk diajak foto. Dan kita harus mendapatkan empat orang itu hanya orang yang memakai baju berwarna hitam dan tidak boleh sama. Dan yang terpenting, kita harus kembali di tempat ini hanya dalam waktu 10 menit." Jelas Titan sang pembuat game.

"Lo bikin permainan apa bikin kita pusing sih Tan? Mana mungkin cuma dalam waktu 10 menit? Lo kira-kira dong kalau nyiksa," sahut Leo yang merasa ini adalah sebuah siksaan.

"Nggak ada kelonggaran gitu Tan?" Timpal Brian.

"Nggak ada! Dan nanti yang kalah juga akan dapat hukuman." Tambah Titan.

"Ok atur aja terserah lo, gue ikut lo aja," ucap Leo.

"Ok waktu dimulai dari sekarang!" Titan mulai menjalankan waktu yang akan menentukan mereka kalah atau menang.

Mereka mulai berpencar untuk mencari empat orang yang berbaju hitam yang nantinya akan mereka ajak foto sesuai dengan aturan permainan yang sudah dibuat oleh Titan. Ada empat pasang yang akan menjalankan misi itu. Dan hanya akan ada 1 pemenang dan 1 pasangan yang kalah yang nantinya akan mendapatkan hukuman sesuai dengan yang dibuat oleh Titan.

7 menit berlalu, mereka masing-masing ada yang sudah mendapatkan 2 ada juga yang sudah 3 bahkan ada yang masih 1. Mereka masih berusaha untuk mendapatkan orang yang akan mereka ajak foto nantinya. Persaingan semakin ketat ketika waktu sudah menunjukkan tinggal 30 detik lagi permainan akan segera berakhir.

Aldrich dan Venus ternyata sudah mendapatkan empat orang berbaju hitam yang tadi ia ajak untuk berfoto. Sedangkan ada Leo dan Nada yang masih mendapatkan dua orang saja.

"Waktu sudah habis, dan gue akan kasih tahu siapa yang menang dan siapa yang kalah," ucap Titan.

"Ok tadi gue udah dapat datanya. Aldrich dan Venus dapat empat orang, Titan dan Zara dapat tiga orang, Brian dan Arva dapat 3 orang, dan Leo Nada cuma dapat dua orang saja." Titan memberitahu data yang sudah ia peroleh.

"Dari data yang gue dapat, udah dipastikan yang menang adalah pasangan pertama yaitu Aldrich dan Venus, sedangkan yang kalah pasangan Leo dan Nada." Tambah Titan.

"Kenapa nasib gue jelek banget sih," icap Leo sinis.

"Sorry," ucap Nada karena merasa bersalah atas kekalahan mereka. Mereka kalah karena tadi Leo sempat menunggu Nada ke kamar mandi. Namun, Leo tak keberatan sama sekali akan hal itu.

"Nggak usah minta maaf, bukan salah lo kok," jawab Leo pada Nada yang merasa bersalah.

"Ok, setelah gue putusin, yang Allah dapat hukuman harus minta tanda tangan ke sepuluh orang hanya dengan waktu 2 menit," ujar Titan.

"Ok, gue pasti bisa." Leo tetap berpikir optimis.

"Ok kita akan tunggu lo disini, dan waktu dimulai dari sekarang." Titan mulai menjalankan waktunya.

Leo dan Nada mulai berlari untuk mencari orang dan meminta tanda tangan mereka. Sepuluh orang dalam waktu dua menit tak terlalu sulit untuk mereka. Di awal waktu saja, mereka sudah berhasil mendapatkan empat tanda tangan pengunjung. Waktu terus berjalan dan mereka semakin cepat mendapatkan tanda tangan pengunjung.

Hanya dalam waktu 1 menit 20 detik, mereka sudah kembali pada titik awal dimana mereka berkumpul. Waktu yang cukup singkat untuk mendapatkan sepuluh tanda tangan pengunjung mall. Mereka memberikan kertas yang berisi tanda tangan itu pada Titan. Titan pemimpin sekaligus orang yang membuat ide pada permainan kali ini.

"Nih udah selesai. Udah semua." Leo menyodorkan kertas itu pada Titan.

"Ok, kalian berhasil," ucap Titan.

"Kita makan dulu yuk! Capek banget gue." Ajak Brian yang sudah memegang perutnya sejak Leo dan Nada menerima hukuman.

"Makan aja pikiran lo." Ejek Leo dengan menyenggol perut Brian.

"Kita makan di situ aja, enak-enak makannya." Venus merekomendasikan sebuah tempat makan yang sederhana namun rasa tetap nomor satu.

"Boleh." Mereka semua setuju dengan rekomendasi dari Venus.

Mereka semua berjalan menuju tempat makan itu dengan wajah yang penuh harap. Tempat itu tampak sepi dengan hanya ada beberapa pengunjung saja yang sedang makan. Tak terlalu ramai memang.

Mereka memilih tempat duduk yang berada di ujung untuk mereka makan. Tak terlalu banyak orang dan tak terlalu terekspos oleh orang lain ketika mereka sedang makan. Stelah duduk, mereka memesan makanan pada pelayanan tempat makan itu. Mereka tak terlalu banyak memesan makanan. Hanya nasi goreng, ramen, dan lemon tea untuk minuman mereka.

"Gimana? Enak nggak makanannya?" Venus memastikan karena dia adalah orang yang memberi ide untuk makan di tempat ini.

"Enak kok," jawab Brian yang diberi anggukan oleh mereka semua.

Mereka semua menikmati makanan yang mereka pesan tadi. Venus, Aldrich, Nada, dan Brian memilih menu nasi goreng untuk makanan mereka dan lemon tea untuk minuman mereka. Sedangkan Titan, Leo, Zara, dan Arva memilih ramen untuk makanan mereka dan lemon tea juga untuk minuman mereka. Sederhana memang, tapi ketika dimakan bersama-sama akan lebih berasa.

"Pulang yuk, udah malam." Ajak Nada.

"Yuk," jawab Venus setuju dengan ajakan Nada.

"Yaudah kita semua mau pulang duluan ya." Nada Pamit kepada empat orang laki-laki itu sebelum mereka pulang.

"Kita juga mau pulang kok, kita breng aja ke parkiran." Usul Aldrich.

"Boleh," jawab Venus.

Akhirnya mereka semua berjalan bersama menuju parkiran telat mobil mereka terparkir. Mobil mereka terparkir bersebelahan. Mereka menaiki mobil mereka masing-masing sebelum akhirnya pulang dengan arah yang berbeda. Kelompok cewek pulang dengan arah belok ke kanan, sedangkan kelompok cowok pulang dengan arah ke kiri.

Mobil putih itu berjalan membelah jalanan yang ramai lancar. Tak banyak orang yang mengendari mobil atau motor malam ini. Mungkin memang sudah terlalu malam sehingga jarang orang yang keluar.

Zara, Nada, dan Arva mengantarkan Venus pulang terlebih dahulu sebelum mereka bertiga pulang ke rumah masing-masing. Mobil putih itu berhenti di suatu rumah bernuansa putih dan hitam dan dgiasi juga dengan lampu yang begitu indah di malam hari.

"Makasih waktunya," ujar Venus.

"Sama-sama Ven. Kita balik dulu ya Ven." Mobil putih itu sudah hilang tak terlihat setelah mengatakan Pamit untuk pulang.

Venus memasuki rumahnya untuk ke kamarnya dan beristirahat.

Kringggg....